27.

131 29 11
                                    

         Livy menatap wajah Yerim yang masih pucat pasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

         Livy menatap wajah Yerim yang masih pucat pasi. Sejak dibawa ke rumah sakit hingga sekarang, gadis itu belum juga sadar, entah apa yang salah dengan tubuh si Kim itu.

"Kau benaran mau kembali ke rumah itu?" Wonwoo bicara di belakang Livy.

Yang diajak bicara segera mengalihkan perhatian ke sumber suara. "Oppa, kita juga tahu kalau tidak mudah mengalahkan orang berkuasa tanpa kekuasaan. Di sini, hanya aku yang pernah memegang kekuasaan besar." Livy tersenyum kecil. "Sejujurnya aku juga tidak yakin soal apakah bisa kembali ke struktur keluarga Seo dan perusahaan seperti dulu. Tapi kalau tidak dicoba, kita mana tahu 'kan?"

Wonwoo menghela napas berat. "Bukan itu maksudku. Apa kau yakin sanggup kembali tinggal di rumah itu setelah rentetan kejadian mengerikan yang terjadi di sana? Terakhir kali kita ke sana, bukankah kau juga hampir kenapa-napa?"

Mendengar ucapan Wonwoo, perasaan ragu dan takut mulai menghampiri Livy lagi. Namun, gadis itu buru-buru tersenyum pertanda ia tidak masalah dengan semua itu. "Kalau aku terus sembunyi ketakutan di belakangmu, apa akan ada yang berubah, Oppa?" Ia melirik ke arah koper hitam di dekat tempatnya berdiri. "Sejak awal, ini masalahku. Aku yang melibatkanmu ke dalam ini semua. Bukankah kemarin kau bilang padaku, itu memang tugasmu sebagai polisi untuk melakukan penyelidikan, sedangkan aku bukan siapa-siapa? Sekarang aku juga ingin punya bagianku sendiri, bukan cuma menumpang padamu dan Seokmin."

Wonwoo tertegun usai mendengar ucapan Livy. Apa gadis itu merasa kalau dirinya telah menjadi beban bagi Wonwoo? Tapi sayangnya, Wonwoo justru sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Livy di sekelilingnya. Kalau si gadis Seo itu mendadak pergi, Wonwoo tidak tahu bagaimana rasanya menjalani hari, mungkin bakal seperti sayur tanpa garam.

"Oppa?"

Panggilan dari Livy sanggup menyadarkan Wonwoo dari lamunannya. Lelaki itu kembali mengalihkan atensi pada si gadis Seo. Benar, Livy mau tinggal atau pergi itu adalah keputusan Livy sendiri. Wonwoo tidak bisa ikut campur soal itu. Toh Wonwoo juga baru menemui Livy kembali setelah bertahun-tahun lamanya.

"Kau mau pergi sekarang?" tanya Wonwoo.

Livy mengangguk. "Sepertinya lebih cepat lebih baik. Aku tidak bisa menunggu Yerim sadar." Gadis itu menatap ke arah Yerim lagi, kemudian berbalik ke Wonwoo. "Tolong sampaikan salamku untuk Yerim saat ia bangun nanti. Bilang saja kalau aku kembali untuk mengurus beberapa hal. Tapi tolong tetap rahasiakan dari dia kalau aku adalah Nona Muda keluarga Seo."

"Aku mengerti." Wonwoo mengambil napas panjang, seolah sedang mencatat baik-baik saat itu dalam tiap udara yang masuk ke paru-parunya. "Biar kuantar ke rumahmu."

Tangan Wonwoo hendak mengambil koper Livy, tapi si gadis Seo lebih dulu menepisnya. "Tidak perlu, Oppa. Aku akan pulang sendiri. Kau harus menjaga Yerim kalau-kalau gadis itu sadar. Kita belum tahu apa yang diinginkan sosok itu, takutnya dia juga mengincar Yerim."

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Where stories live. Discover now