-13-

147 39 3
                                    

     Wonwoo memacu langkahnya ke luar kantor begitu mendengar alamat yang dilaporkan si penelpon tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


     Wonwoo memacu langkahnya ke luar kantor begitu mendengar alamat yang dilaporkan si penelpon tadi. Bukannya apa-apa, tapi alamat itu sama dengan alamat rumahnya. Apa lagi, Livy mungkin sedang di rumah sendirian.

"Hey, bisakah kau lebih cepat!" titahnya pada Seokmin yang sedang menyetir.

"Ah, jalanan di depan agak macet, bagaimana bisa mengebut dalam situasi seperti ini," jawab Seokmin.

Wonwoo mengusap wajah frustasi. Tangannya lantas merogoh saku celana, mengambil ponsel dan menekan ikon telepon di sana.

'Mohon menunggu, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, si---'

"Aish, kenapa tidak aktif?!" Wonwoo menggerutu setelah mendapat jawaban begitu dari operator saat menelpon Livy.

Sekitar lima belas menit kemudian, mobil mereka berhenti di depan rumah Wonwoo. Sebabkan si Jeon itu langsung berlari ke luar mobil ke dalam rumahnya, bahkan tidak menghiraukan panggilan dari Seokmin.

"Livy! Seo Livy!" Ia berteriak sambil memeriksa satu per satu ruangan di sana, tapi belum juga mendapat jawaban atau menemukan presensi gadis itu.

Saat Wonwoo hendak berteriak lagi, mendadak presensi Yerim muncul dengan terburu-buru dari dapur. Gadis itu mengerutkan keningnya sambil menghampiri Wonwoo. "Oppa? Kenapa kau panik begitu?"

"Livy di mana? Kenapa dia tidak menyahut?"

Yerim mengusap belakang tengkuknya. "Livy Unnie pingsan di dapur saat aku datang tadi."

Air muka Wonwoo berubah terkejut, sekaligus makin panik. "Apa? Bagaimana bisa?"

"Aku tidak tahu kenapa. Saat aku datang tadi, aku mendengar suara teriakan dari arah dapur, makannya aku cepat-cepat ke sana. Waktu aku sudah sampai di dapur aku malah menemukan Livy Unnie pingsan," jelas Yerim.

Wonwoo menghela napas lega. Meski Livy pingsan tiba-tiba begitu cukup membuatnya panik, tapi setidaknya Livy bukan korban pembunuhan yang mau dilaporkan si penelpon tadi.

"Hyung!" Seokmin masuk ke dalam rumah sambil terburu-buru. Lelaki itu menghampiri Wonwoo dan Yerim. "Kau ini kenapa malah kemari? Kita harus ke TKP pembunuhan!"

"Ah, maaf. Aku panik tadi. Memang di mana TKP-nya?"

Seokmin menuntun Wonwoo ke rumah sebelah. Beberapa petugas polisi terlihat berjaga di sana, salah satunya membantu mengarahkan mereka ke lokasi pembunuhan. Seorang gadis tergeletak tanpa nyawa di sana, sementara sebuah pisau yang sepertinya digunakan sebagai senjata pembunuhan berada di sebelahnya.

Wonwoo berjongkok, memeriksa lebih dekat mayat itu untuk menemukan petunjuk. "Apa kalian menemukan keberadaan orang lain di sini?"

Petugas yang tadi mengarahkan Wonwoo menjawab, "Tidak, Pak. Saat kami kemari tadi tidak ada orang sama sekali. Sepertinya korban memang tinggal sendiri."

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Where stories live. Discover now