‐15-

154 39 1
                                    

       Matahari ada tepat di atas kepala saat Livy putuskan ke luar rumah pada siang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

       Matahari ada tepat di atas kepala saat Livy putuskan ke luar rumah pada siang itu. Niatnya cuma berjalan-jalan. Bagaimana pun, Livy seharusnya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di rumah setelah dihantui si kupu-kupu. Di luar ramai dan banyak orang, setidaknya kalau sewaktu-waktu ia diserang, akan ada orang yang menolongnya.

Tungkai kembar si gadis Seo sampai pada minimarket di ujung jalan, tempat kemarin ia makan mi ramyun dengan Wonwoo. Kalau ada di tempat ini, Livy jadi ingat sesuatu. Maka ia memutar pandangan ke sekitar. Ketika tidak juga menemukan objek yang dicari, Livy kembali melanjutkan langkah sambil terus memindai sekitarnya.

Nah, ketemu.

Livy menghela napas lega saat mendapati nenek peramal yang waktu itu memperingatinya ada di hadapan gadis itu, menatap Livy dengan senyum penuh arti.

Tidak menunggu waktu lama, tungkai Livy kembali bergerak mendekati nenek itu. "Ah, halo, Nek."

Nenek itu mengalihkan pandangan ke depan. "Apa kau sudah bertemu dengannya?"

Livy terdiam selama beberapa saat, sebelum kembali menyahut, "Sudah ...."

Si nenek menghela napas. "Aigoo, padahal aku sudah menyuruhmu kabur sejauh mungkin sebelum ia menemukanmu. Sekarang ia pasti akan menempel padamu dan menyebabkan lebih banyak kekacauan."

Sepersekian sekon usai kalimat tersebut mengudara dari bibir keriput si nenek, otak Livy masih mencoba mencerna. Menyebabkan lebih banyak kekacauan, katanya. Apa itu hanya berlaku untuk Livy, atau berlaku juga untuk orang-orang di sekelilingnya? Bahkan mungkin, orang asing yang tidak berhubungan dengannya? Sebab, Livy juga masih ingat betul soal kasus pembunuhan rumah sebelah yang punya modus operandi sama dengan kasus orang tuanya.

"Nek, apakah ia bisa membunuh sembarang orang dengan mudah, bahkan yang tidak berkaitan denganku?" pertanyaan itulah yang akhirnya ke luar dari mulut Livy setelah berpikir cukup lama.

Si nenek tidak langsung menjawab, ia justru tampilkan senyum misterius. "Nak, Nak, sepertinya kau belum paham," katanya, diberi jeda sebelum dilanjutkan, "targetnya bukan kau, tapi itu salahmu karena mengusik ketenangannya. Segala sesuatu selalu berhubungan, ikuti benang merahnya."

Livy mengerutkan kening. Sesaat kemudian, ia merasa panas bukan main di pergelangan tangannya. Rasanya benaran panas seperti terbakar. Yang lebih aneh, ketika gadis Seo itu kembali pusatkan atensi pada si nenek, wanita tua itu justru menghilang entah ke mana, menyisakan lahan kosong yang semula ia pijak.

"Sebenarnya, bagaimana aku bisa memecahkan segala teka-teki ini?"

"Hyung, aku sudah menemukan sinyal terakhir dari nomor pelapor."

Wonwoo menghampiri meja Seokmin begitu juniornya lontarkan kalimat barusan. "Mana?"

Telunjuk Seokmin mengarah pada layar komputer. "Terakhir terdeteksi, ada di dekat rumahmu. Ini masih di sekitar lokasi pembunuhan."

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Where stories live. Discover now