Chapter 4

60 10 45
                                    


Fabian melirik sinis pada sosok yang berada di sampingnya-dengan posisi yang sama yaitu berdiri di lapangan sambil hormat pada bendera yang berkibar.

Fabian melirik sinis pada sosok yang berada di sampingnya-dengan posisi yang sama yaitu berdiri di lapangan sambil hormat pada bendera yang berkibar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nggak usah lirik-lirik! Naksir sama gue lo, hah?!" seru Galang yang tak lain adalah kakak kelasnya.

Fabian mendecih, jika bukan karena manusia di sampingnya itu. Maka dia sudah bisa tidur nyaman di kelas. Bukan malah berdiri kepanasan seperti sekarang.

Pagi ini Fabian kembali terlambat ke sekolah dan memilih jalan alternatif dengan memanjat gerbang belakang.

Tetapi, gara-gara berebut-siapa yang lebih dulu memanjat dan malah berujung naas karena tubuhnya tertimpa tubuh Galang membuat siku dan bokongnya sakit. Dan sialnya lagi, Pak Anton memergoki aksi mereka. Kini mereka harus menjalani hukuman hormat pada bendera di lapangan sampai jam istirahat tiba.

Fabian melepaskan blazer-nya dan memakainya di atas kepala. Dia meringis-ringis saat merasakan sensasi perih di bokongnya.

"Badan lo daging apa beton, sih. Heran gue sakitnya sampe ke tulang-tulang," cibir Fabian sinis.

"Bacot banget sih lo!"

"Bicit bingit sih li!"

"Nggak ada sopan santunnya banget lo jadi adik kelas!"

"Bodo."

Galang mengerakkan tangannya hendak menjitak Fabian. Namun dengan cepat Fabian melesatkan tubuhnya menjauh.

"Eh-EH! PAK ANTON, SAYA DI-BULLY PAK!!" teriak Fabian mengadu pada Pak Anton yang berdiri di pinggir lapangan.

Galang menatapnya nyalang.

"Apaan banget sih, lo! Dasar tukang ngadu!"

"Apa-apaan kalian! Kalian ini sedang saya hukum. Kenapa malah berantem?" tanya Pak Anton berkacak pinggang di depan mereka.

"Ini nih, Pak. Galang jitakin saya mulu," adu Fabian memberenggut dan memasang raut nelangsa. Seolah dia adalah manusia terlemah di dunia.

Galang mendengkus kesal. "Nggak, Pak. Seriusan deh. Tadi tuh, belum jadi saya jitak, Pak."

"Tuh, kan, Pak."

"Diam! Saya dari tadi memperhatikan kalian yang terus saja berdebat."

Pak Anton geleng-geleng kepala.

"Galang, jaga sikap kamu," ucap Pak Anton tegas membuat Fabian diam-diam menjulurkan lidah mengejek Galang.

"Dan kamu, Fabian." Pak Anton menatapnya galak. "Jangan suka memancing emosi orang lain. Kamu ini sudah besar tapi kelakuan masih seperti anak kecil. Suka sekali mencari masalah."

Galang tersenyum miring berbalas mengejek sambil mengatakan kata 'mampus' tanpa suara pada Fabian.

Fabian memberenggut. "Saya, kan-"

ShadowWhere stories live. Discover now