Chapter 6

65 8 42
                                    

Persetan dengan apa yang berimbas ke orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Persetan dengan apa yang berimbas ke orang lain. Kalo gue bisa mendapatkan semua yang gue mau, kenapa enggak?
Ini hidup gue dan gue nggak butuh komentar orang-orang.

Shilla

***

"Sha, ke kelas yuk!"

"Yuk!"

Daisha dan Imasya baru saja selesai makan di kantin belakang dan memilih kembali ke kelas.

Mereka berjalan di lorong sekolah bersama beberapa murid yang juga akan menuju ke kelas masing-masing. Bel sekolah berbunyi dan mereka pun mempercepat langkah kakinya.

Duk!!

Daisha terjatuh karena mendapat dorongan dari belakang.

"Sorry," ucap cepat seorang pemuda bertubuh tinggi yang memakai kaos olahraga. Disusul beberapa siswa yang mengenakan seragam olahraga yang juga terlihat terburu-buru melewati mereka.

"Rafa! Cepet, elah!" Seorang cowok yang lain menarik pemuda yang bernama Rafa itu, membuat Rafa tidak jadi mengulurkan tangannya menolong Daisha.

"Woi, liat-liat dong!!" teriak Ima yang dibuat menyingkir karena rombongan siswa yang berlari di lorong sekolah.

Ima melihat Daisha berdiri sambil meringis. "Lo nggak apa-apa, Sha?"

"Enggak kok, nggak apa-apa."

"Serius? Lo bisa jalan, kan?"

"Bisa-bisa," jawab Daisha tersenyum.

"EKHEM!"

Dehaman yang berasal dari belakang membuat Ima dan Daisha terperanjat kaget.

"FABIAN! NGAGETIN AJA SIH, LO!" Ima refleks mengeplak lengan Fabian.

Fabian mengelus-elus lengan kirinya yang mendapat tabokan bar-bar dari Ima. "Siapa suruh lo kaget," ucapnya mengejek.

"NYEBELIN!!"

Ima menarik lengan kiri Daisha.
"Udah yuk, Sha. Kita ke kelas!"

Namun Daisha tidak beranjak karena tangan kanannya digenggam oleh Fabian.

"Bian!!! Jangan resek deh, lo!" ucap Ima marah bercampur gemas. Ima dan Daisha sedang terburu-buru, mengingat kelas mereka berada di lantai tiga dan sekarang masih di lorong sekolah. Bisa-bisa guru yang akan mengajar sudah datang ke kelas.

"Apa, sih." Fabian cuek-cuek saja, malah semakin mengeratkan genggamannya.

Daisha terdiam merasakan hangatnya gengaman Fabian yang melingkupi tangan kanannya. Gadis itu mencoba menarik tangannya tapi tidak bisa, genggaman Fabian sangatlah erat.

Ima mencoba melepaskan tangan Fabian dari tangan Daisha. "IHH!!"

"Wah, jangan jadi pelakor dong, Maa."

ShadowWhere stories live. Discover now