19 | SMA TRIVIA dan Aturan tak tertulis

9.3K 1.8K 171
                                    

Melihat ke dalam ponsel, aku bisa melihat angka yang tertera menunjukan pukul 4 tepat. Tanpa basa-basi aku masuk ke dalam rumah sesaat setelah Kakak membukakan pintu.

"Tadaima~ (Aku pulang!)"

Kami berseru tanda kepulangan.

Setelah mengatakannya dengan lesu, aku terduduk di sofa. Melihat ruang tamu yang sudah ku hafal benar walaupun baru 3 bulan aku disini,

Rumah masih tampak seperti tadi pagi, tak ada satupun barang yang bergeser. Yah, ruang tamu memang salah satu ruangan di rumah ini yang jarang dipakai kecuali jika memang ada tamu atau kerabat jauh. Jika tidak, maka fungsinya hanya sebagai penyambung ke arah pintu depan.

Di pojok ruangan aku bisa melihat pengharum ruangan tergantung. Berdasarkan aroma yang kucium, nampaknya pengharum ruangan ini beraroma jeruk.

Entah kenapa, hal ini justru mengingatkanku pada shampo beraroma strawberry yang ia pilih juga. Ibu nampaknya benar-benar sangat menyukai buah-buahan.

Aku memejamkan mataku, masih bersandar di sofa. Mencoba menenangkan diri dari lelahnya hari.

Dari kejauhan, suara langkah kaki terdengar. Aku membuka mata. Tak lama. Sosok yang sudah ku perkirakan keluar dari ruangan lain.

Dengan rambut yang disanggul asal, dia memakai daster dan juga celemek yang menjadi pelengkap.

Melihat kami berdua yang terduduk lelah. Ibu sedikit menghernyitkan kening, "perasaan kalian pulangnya cepet hari ini ..."

Kakak yang juga menyadari kedatangannya, tampak menggadah. "Pulang cepet gimana? Ini udah jam 4 Mah, sama aja kayak biasa."

Ibu mengangguk-angguk. "Yah mungkin Mamah yang keasyikan sampe lupa waktu." Menatap ke arahku dan Kakak bergantian, Ibu kemudian tersenyum lembut. "Mamah bikin bolu di dapur, nanti kalian coba yah?!"

Aku dan Kak Yasha bertatapan selama beberapa saat. Kemudian mengangguk berbarengan.

"Iya Mah!"

"Iya Bu,"

Ada perbedaan cara pemanggilan antara aku dan Kak Yasha. Dia memanggilnya 'Mamah', sedangkan aku memanggilnya 'Ibu'.

Seperti yang ku katakan sebelumnya, aku memanggil suatu hal berdasarkan panduan dari kamus.

Apa yang tertera disana, aku pakai. Jadi cara pengucapanku memang terdengar lebih formal.

Melihat kami yang merespon dengan cepat, Ibu tersenyum cerah. "Ya udah kalian ganti baju dulu sana!"

Mengatakan hal seperti itu, Ibu kembali berjalan ke arah dapur.

Aku mengherjap.

Melihat ke arah Kakak, dia terlihat masih asyik bermain ponsel tanpa sedikitpun memilki niat untuk bangkit dan melaksanakan apa yang ibu bilang.

Bangkit dari sofa dengan malas-malasan, aku memutuskan untuk segera pergi ke kamarku.

🌹

Kamar masih sama seperti biasanya. Ruangan yang dominan berwarna putih, dan perabotannya yang kebanyakan berwarna coklat. Sungguh perpaduan yang sama sekali tidak cocok menurutku.

Aku melangkahkan kaki pergi ke hadapan cermin. Raut wajah yang kusut akibat lelahnya mengikuti pelajaran dapat tergambar dengan jelas disana.

Butuh sekitar 20 menit untuk berganti baju, dan mulai merapihkan diri. Setelah dirasa cukup, aku kembali pergi ke lantai 1 untuk berkumpul bersama yang lainnya.

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang