32 | Sherly [3]

5.7K 782 483
                                    

Setelah saya itung, ternyata di tahun 2022 saya cuman update 4 Chapter (termasuk chapter ini) suatu keajaiban masih ada yang baca 😭😭 saranghaeyo <3

Setelah saya itung, ternyata di tahun 2022 saya cuman update 4 Chapter (termasuk chapter ini) suatu keajaiban masih ada yang baca 😭😭 saranghaeyo <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

🌹

.

Aku memperhatikan Sherly, rambut coklat gelapnya menjuntai panjang, sesekali bahkan menyapu meja tempat ia makan. Hanya dalam beberapa suapan sepertinya ia akan selesai dengan makanannya.

"Aku seneng bisa temenan sama kamu, aku jadi punya pandangan baru." ungkapku. "Kalau dipikir-pikir, semua orang pada dasarnya emang bakalan saling nyakitin."

"Hmn, nyatanya dunia emang gitu." Sherly membalas singkat.

Sosok dirinya yang seperti itu, entah kenapa mampu membuatku tersenyum. Tentu bukan tersenyum dalam artian baik. Semua yang dia katakan masuk dalam logikaku, tapi di waktu yang bersamaan, ---Tidak sama sekali.

Aku akui bahwa semua orang akan menyakiti satu sama lain secara langsung maupun tidak. Meskipun begitu, tentunya itu tidak dapat membenarkan tindakan menyakiti tersebut. Tidak penting jika itu hanyalah akibat yang harus diterima jika pilihan pertama yang diambil, tapi jika seseorang seseorang mempunyai jalan keluar lain, bahkan mempunyai banyak pilihan, lalu mengapa mengambil jalan pertama yang sudah pasti menyebabkan korban?

Untuk hal tersebut, yang ada di kepalaku hanya ada satu jawaban ...

--- yaitu karena mereka memang kejam.

Tidak perlu membuat alasan bahwa manusia pada akhirnya juga akan saling menyakiti. Tidak perlu alasan bahwa semua orang hanya memanfaatkan privilage yang mereka punya. Di atas kertas, hitam adalah hitam, dan putih adalah putih. Tindakan kriminal yang pernah ia lakukan ... pada akhirnya tetap saja tindakan kriminal.

Satu-satunya ucapan Sherly yang ku akui, hanyalah poin saat ia mengatakan bahwa ia bisa dan mampu untuk berbuat sesuka hatinya. Itu adalah hal yang paling jujur yang ia ucapkan. Sedangkan untuk yang lainnya, semua kalimat itu ...

--- Tidak masuk akal sama sekali.

Ucapannya tidak masuk dalam logika.

Sekarang ...

Ayo bayangkan cerita lain ...

Seorang pria baru saja lulus kuliah. Lalu dia ditawari oleh pamannya untuk menjadi manajer di perusahaan yang ia kelola. Di cerita seperti itu, tak ada hukum yang ia langgar, tidak ada tindak kekerasan ataupun hal lainnya. Tapi kenapa cerita tersebut seolah terdengar salah ketika orang-orang mendengarnya?

Oh~

benar~

Ku rasa mungkin karena orang-orang pada dasarnya memang tidak suka pada orang titipan. Apalagi ... jika pegawai sebelumnya harus dipecat terlebih dahulu agar si titipan bisa masuk. Orang yang baru saja lulus dan tidak mempunyai pengalaman, tapi tiba-tiba saja bisa berada di puncak menara kekuasaan.

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang