33 | My Lovely Daughter

2.2K 421 74
                                    

Ukhum, mau say thank you dulu buat orang yang masih nungguin. Terutama buat orang-orang yang sampai nge-DM-in rutin tiap bulan kaya antikentang. LOVE YOU VERY-VERY MUCH!!!

Bonus potret saya selama beberapa bulan terakhir :

Bonus potret saya selama beberapa bulan terakhir :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

- Putriku tersayang -

.

.

.

[ Udah deal 70 Juta ]

Begitulah isi pesan yang baru saja ia terima. Citra menekan tombol huruf O dan K pada ponselnya, menyatakan persetujuan. Dirinya kemudian berselancar di laman aplikasi LinkedIn, kembali melanjutkan aktivitasnya semula, mencari pekerjaan.

"Waitress?"

Citra bergumam sendiri, namun begitu melihat syarat dan ketentuan yang tertera ia lantas menggigit ibu jarinya. "Nyari kerjaan di umur segini ternyata emang susah yah?"

Bagus jika dirinya lulusan minimal S1, tapi untuk seorang yang hanya lulusan SMK seperti Citra, mencari pekerjaan rasanya semakin sulit saja, apalagi mengingat umurnya yang hampir menginjak kepala empat. Ia bertanya-tanya, apakah masih ada harapan untuk seseorang membutuhkan jasanya.

Ia kemudian kembali menggulirkan layar HP-nya, membuka satu-persatu informasi pekerjaan yang tertera. Suara langkah kaki ia dengar menuruni tangga. Tak perlu menoleh Citra bahkan sudah tahu siapa yang akan datang.

Ia mematikan ponselnya, kemudian menyambut putri tersayangnya itu dengan senyuman manis. "Gayatri~" sapanya. Citra menusuk jari telunjuknya sendiri dengan kuku jempol, kemudian beranjak dari kursi, "Kamu mau makan apa hari ini? Ibu sebenernya udah masak sayur asem tadi siang, tapi kalau kamu mau sesuatu yang lain ... bisa banget Ibu buatin."

Shīna tak langsung menjawab, ia hanya langsung berjalan ke arah meja makan dan duduk dengan tenang.

Citra memperhatikan, rambut putrinya itu ditata dengan gaya half ponytail, ia memakai dress berwarna putih dengan riasan tipis-tipis. Ia kembali tersenyum, "Kamu rapih banget, mau main?"

Shīna hanya mengangguk pelan, "ke mall" jawabnya singkat.

"Udah minta izin sama Ayah?"

"Belum, tapi aku, kan dianter Ayah. Jadi Ayah gak perlu khawatir karena Ayah sendiri yang anter."

Citra diam sesaat kemudian ikut duduk kembali di meja makan, "Ayah lagi pergi."

"Pergi?"

"Mungkin dia lupa ngasih tau kamu. Tapi intinya Ayah pergi, ada urusan penting."

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang