Rumah Yang Hancur

10 0 0
                                    

Aku berjalan disatu titik
Menghadap kebelakang tak memberiku jawaban
Berjalan kedepan membuatku berjalan tak bernyawa
Tatapan kebencian yang terbayang
Suara yang terdengar menyakitkan kembali tergiang
Bisakah aku berganti posisi pada sosok yang sudah di surga saat ini?
Aku rela menggantikannya
Aku tau bukan aku yang dibutuhkan di dunia ini
hingga dunia terasa hampa
Aku tidak merasakan apapun
Sekeras apapun mencoba
Gak akan merubah apapun
Aku merasa membeku
Dunia ini terlalu gelap untuk ku lihat
Seketika bibirku tak lagi bertutur kata
Hatiku mati seketika
Terasa sesak hingga aku tak bisa mengeluarkan kata apapun

Tahukah kamu?
Aku memang egois
Aku menginginkan begitu banyak
Tanpa melakukan banyak hal
Pada sosok yang ku mimpikan
Aku berani bermimpi
Aku lupa mimpiku tak akan jadi nyata
Kesalahan ku menempatkanmu
Pada satu titik ketenangan ku
Salahku karena aku tidak bisa menghindar
Tapi ku tak menyesal
Aku tak akan mengusikmu
Bukankah aku tidak melakukan apapun?
Kubiarkan kau tenang tanpa aku yang merusak harimu

Aku tidak ingin bersandar
Aku tidak ingin memohon
Apalagi berharap pada semesta
Karena ketika ku bersandar aku akan melukaimu
Bukankah selama ini aku menyakiti siapapun didekatku?
Tatapan itu, bahkan ucapan itu seperti memori untukku
Aku adalah sosok yang disalahkan atas apapun
Bahkan sosok yang nyawaku rela ku berikan pun
Menyalahkan ku setengah mati
Tanpa aku punya waktu untuk berkata apapun
Tanpa penjelasan
Tatapan atas kesalahanku
Aku selalu berada dalam situasi itu
Aku seakan hidup tanpa atap
Tanpa bahu
Bahkan saat aku memohon pada semesta
Apakah aku tidak berdarah?
Yang sedarah melukaiku dengan hebat
Aku lupa aku terluka didalam
Hingga tidak bisa untuk sembuh
Bukan kah butuh waktu puluhan tahun untuk bisa melupakan?
Atau bahkan seumur hidup?
Lukaku tidak akan sembuh
Aku tidak bisa memilih dimana aku hidup
Aku tidak menginginkan apapun atas dunia
Tapi kedepannya aku bisa memilih untuk hidup tanpa melukai siapapun
Untuk terakhir kalinya aku memilih menggunakan hati

Palangka Raya, 25 Februari
01.59

Tentang sebuah KepergianWhere stories live. Discover now