17 : " Pergi Ke Masa Depan "

634 65 2
                                    

Setelah Athanasia, Claude dan Anastacius menghilang dengan cahaya misterius itu, mereka ternyata pergi ke masa depan. Dengan sekejap, mereka ada di tengah kota yang ramai dan padat sekali. Mereka terdiam. "Dimana..kita???" Kata Athanasia kebingungan. Claude terlihat sangat waspada. Anastacius memperhatikan sekitar mereka dan melindungi Athanasia. " Ini..pasti bukan karena penyihir tadi..cahaya misterius itu pun mengagetkan nya." Kata Anastacius. Mereka bertiga benar-benar ada di tengah ratusan atau mungkin ribuan orang!! "

"Hei bodoh!! Minggir dari sana!! Menghalangi jalan saja!!!!Claude menggeram marah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Hei bodoh!! Minggir dari sana!! Menghalangi jalan saja!!!!
Claude menggeram marah. " B***s**!!!!! " Claude ingin meninju orang itu tapi Athanasia menghentikannya. "Maaf pak, kami akan minggir. Ayo, ayah." Kata Athanasia sambil menarik tangan Claude dan Anastacius keluar dari tempat yang sangat padat itu, mereka minggir di trotoar. (Walau mereka tidak tau itu apa).

" Ayah.. " Athanasia memeluk ayahnya. Claude luluh..ia benar-benar tidak bisa menyalahkan siapa pun. Apalagi Athanasia. "Mengapa...kau tadi meminta maaf pada nya??" tanya Claude. " Karena kita salah untuk menghalangi jalan orang lain, mungkin ia terburu-buru jadi bersikap kasar. Ayah pasti marah kan jika seseorang menghalangi jalan ayah?" Claude terlihat sedih kali ini.

" Hah..mereka melupakan kaisar dan putri kekaisaran mereka. Sebenarnya apa yang terjadi???" Kata Claude. Anastacius menepuk bahunya dan berkata " Semangat lah..walau sesulit apapun, kau tidak sendiri, ada aku dan Athanasia. Pikirkan juga putrimu.." kata Anastacius dengan lembut. Claude mengangguk pasrah. Ia terlihat sedih.

     Athanasia dan Anastacius memeluk Claude, Claude merasa lebih baik

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Athanasia dan Anastacius memeluk Claude, Claude merasa lebih baik.. " Terimakasih..Athy, Anas..". Athanasia terlihat lelah. Ia kepanasan karena sinar matahari sangat menyengat. " Athanasia..kau baik-baik saja?" Tanya Claude terlihat khawatir. Athanasia mengangguk pelan. " Iya ayah..aku tidak apa-apa" Athanasia langsung duduk di pinggir trotoar. Claude terlihat makin sedih. " Athanasia.. aku minta maaf!! Aku sangat tidak berguna!! Aku bahkan tidak bisa memberimu tempat tinggal yang layak atau apapun! " kata Claude sambil berteriak.

 aku minta maaf!! Aku sangat tidak berguna!! Aku bahkan tidak bisa memberimu tempat tinggal yang layak atau apapun! " kata Claude sambil berteriak

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Athanasia menarik baju ayahnya.."Ayah tidak bersalah. athy cuma lelah..ayah,duduklah..bersamaku..ayah dan paman pasti lelah.. tidak apa-apa kok.." Kata Athanasia. Anastacius duduk disamping Athanasia.

" Hei, Claude dengarkan putrimu. Aku tahu kau tak sudi duduk disini, kau terlalu memikirkan harga diri mu sebagai seorang kaisar, kau tidak pernah hidup di jalanan, tapi aku sudah mengalaminya, bahkan putri tersayang mu tidak sepertimu, kau terlalu sombong"

Claude malah semakin sedih. " Paman..jangan begitu..." napas Athanasia terengah-engah.. Claude melihat Athanasia yang terlihat tidak seperti biasa nya . Ia membungkuk dan menyentuh dahi Athanasia. "Athanasia!!! Kau demam!? " Claude sangat panik. Anastacius juga.

" Apa kita bisa menyembuhkannya dengan sihir?? Kita harus pergi ke tempat yang sepi." Mereka berlari ke sebuah rumah terbengkalai. Mereka menaruh Athanasia di sana. Claude langsung menyembuhkannya. "Syukurlah..Athanasia.." Athanasia tertidur lelap. Mereka tidak punya pilihan selain menetap di rumah kosong nan terbengkalai itu.

Saat malam tiba, Athanasia terbangun. " Ayah..paman..kalian tidak tidur?" Tanya Athanasia dengan mata biru permata nya yang terlihat bercahaya terkena cahaya bulan dan bintang. Claude menngelus lembut kepala putrinya, ia tahu Athanasia juga pasti merasa kesulitan, bukan hanya dia.

Athanasia bersandar di pangkuan ayahnya. Ia membagi kain tipis itu dengan ayahnya dan Anastacius. " Ayah paman, ayo kita tidur bersama.." mereka hanya tersenyum. Mereka bersandar di dinding dengan kain tipis yang menyelimuti mereka.

" Apa aku tidak bisa menggunakan sihir?? " tanya Claude. Di tempat itu tidak ada mana. " Kau harus menyimpan kekuatan mu, untuk di gunakan pada saat kita dalam bahaya. Sangat sulit mengumpulkan mana disini. " kata Amastacius.

Athanasia berada ditengah mereka. " Ayah, paman..kita harus berusaha mulai sekarang, kita tidak bisa menggunakan sihir, namun kita harus tetap hidup! Kita harus bekerja keras mulai sekarang.. besok aku akan pergi ke perpustakaan dan mencari tahu tentang masa depan ini! " kata Athanasia. Claude dan Anastacius mengangguk. Atahansia langsung tidur pulas. Ia pasti sangat kelelahan.

Apa yang Athanasia katakan memang benar

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Apa yang Athanasia katakan memang benar. Mereka harus tetap hidup, dan untuk itu merela harus berusaha. Malam itu, di rumah terbengkalai yang kotor itu, mereka bertiga tertidur pulas hanya dengan satu kain tipis yang menyelimuti dan melindungi mereka dari hawa dingin tanpa perlawanan apapun. Mereka hanya bisa menerima takdir nya. Setidak nya mereka tidak tidur di jalanan atau di bunuh penyihir itu

Nanti kan kelanjutan nya! Vote yaa☺

Athanasia's Different lifeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant