Part 17

187K 5.5K 58
                                    

PART 17

Dina berbaring di ranjang empuk di kamar tidurnya yang nyaman. Ia menatap hampa ponsel baru yang Steven belikan untuknya. Ponsel ini jauh lebih mahal dari ponselnya yang dirusak oleh Steven tadi, tapi semua kontak tersimpan di ponsel lama.

Setelah acara ciuman dan pelukan berakhir, Dina baru teringat pada ponselnya yang dibanting Steven hingga rusak, yang seketika membuatnya jengkel.

Kali ini ia benar-benar marah, permintaan maaf Steven sama sekali tidak ia gubris. Saat Steven mengajak membeli ponsel baru, Dina bahkan tidak mau keluar dari mobil. Akhirnya, Steven sendirian membeli ponsel baru itu.

Saat perjalanan pulang ke rumah, Dina mengabaikan Steven. Ia kesal dengan sikap semaunya Steven.

Dina menarik selimut hingga ke pinggang dan memejamkan mata. Bayangan Niko melintas begitu saja di benaknya.

Mata Dina memanas, dan air mata mulai menetes.

Niko tidak pernah bersikap egois dan kasar padanya. Niko selalu memperlakukannya dengan lembut. Namun mengapa perasaannya pada pria itu tidak lagi seperti dulu? Keinginan untuk bersama Niko perlahan tapi pasti memudar.

Ketukan di pintu kamar dan suara sang ibu yang memanggil membuat Dina bangkit sambil menghapus air matanya.

Dina membuka pintu kamar. "Ada apa, Ma?"

Kening Tania mengerut. "Kau menangis, Dina? Ada apa?"

Dina menggeleng. "Tidak ada apa-apa, Ma. Mama ada apa mencariku? Sudah malam, Mama tidak tidur?"

"Mama memikirkan Steven dan Niko."

Dina berusaha tersenyum dan mengajak ibunya bercanda. "Mama suka keduanya, ya?"

Tania mencubit kecil pipi anak gadisnya. Keduanya tertawa bersamaan. Setelah tawa mereka mereda, Dina mengajak ibunya duduk di ranjang.

"Mama bingung, kenapa kau berpacaran dengan dua pria pada saat yang sama, Dina?"

Dina tersenyum menenangkan. "Tidak usah bingung, Ma. Aku tidak menjalin hubungan dengan keduanya."

"Tapi Steven bilang kalian akan bertunangan?"

Dina tersentak. Senyumnya memudar. Ia menatap sang ibu dengan mata sedikit mengabur oleh sisa tangis. "Steven sudah cerita pada Mama?" tanya Dina tidak percaya.

"Ya, dia bilang tidak lama setelah bertunangan, kalian akan menikah."

Dina merengut, lalu berbaring di ranjang dengan malas, mengabaikan tatapan ibunya yang masih terfokus padanya.

"Lalu Niko bagaimana?" tanya Tania gemas.

Ibunya berpikir ia kembali menjalin hubungan dengan Niko. Dina mendesah frustrasi.

"Sebaiknya kau cepat memilih, Sayang. Mama tidak mau melihat Steven dan Niko berkelahi memperebutkanmu," nasihat Tania dengan suara lembut. Lalu ia menunduk dan mengecup pipi putrinya. Setelah mengucapkan selamat malam, Tania meninggalkan kamar Dina.

Dina berbaring resah memikirkan nasihat ibunya. Ia memejamkan mata. Wajah Steven dan Niko silih berganti bermain di pelupuk matanya, membuat ia semakin resah.

***

Bersambung...

Minta vote dan komen ya, kawan2. Tq.

Evathink

Evathink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Versi tamat (+EKSTRA PART/EPILOG) cerita ini tersedia versi cetak dan ebook.

Versi cetak  bisa diorder di saya, WA 08125517788 (ready stock)

Ebook tersedia di GOOGLE PLAY BUKU
Btw, ada promo dari Google di Play Buku
Dapet voucher Rp. 40.000
(Lumayan buat beli ebook karya Evathink)

Ebook bisa dibeli pake GOPAY, pulsa, or CC DC

____________________________________

Note : cerita akan dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT
____________________________________

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang