28

154K 4.6K 128
                                    

28

Dina keluar dari kamar mandi yang ada di kamar Shinta. Ia baru saja selesai mandi. Saat ini perasaannya terasa lebih baik.

Shinta pergi membeli makan siang untuk mereka, meski Dina sudah mengatakan ia tidak lapar, tapi sahabatnya itu berkeras.

Pintu kamar terbuka dan Dina terkejut tatkala melihat sesosok tinggi gagah melangkah masuk lalu menutup pintu.

"Kau pikir, kau bisa bersembunyi sampai kapan, Sayang?" Steven menyeringai. Ia melangkah lebar menghampiri Dina.

Dina panik. Tidak menyangka Steven bisa menemukannya. Steven kian mendekat membuat Dina ingin melarikan diri, tapi anehnya kakinya terasa terpaku di lantai. Ia tidak mampu untuk melangkah mundur apalagi berlari menjauh dari sosok dominan itu. Ia hanya bisa menatap Steven dengan mata melebar dan dada yang berdebar aneh, antara indah dan nyeri.

Steven menutup jarak di antara mereka dan meraih Dina ke dalam pelukannya.

"Lepaskan aku," pinta Dina parau. Ia menggeliat pelan mencoba melepaskan diri, tapi tak berhasil.

"Kau harus dihukum karena sudah membuatku senewen," Steven menunduk, melahap bibir Dina.

Bibir jantan itu memagut dengan liar. Menggoda dengan panas membuat seluruh tubuh Dina menggelenyar.

"Kau milikku, Dina" bisik Steven posesif di sela pagutan bibir mereka.

"Steve..."

Steven melepas ciumannya. Ia memandang Dina intens. Kedua tangannya menangkup pipi Dina dengan lembut.

"Dia Clara, mantan kekasihku," jelas Steven tanpa diminta. "Aku minta maaf atas kejadian tadi pagi. Aku benar-benar tidak menyangka dia akan mendatangiku ke kantor dan melakukan tindakan menjijikkan itu."

Diam-diam Dina merasa lega mendengar penjelasan itu. Bongkahan rasa marah dan cemburu yang menindih dadanya seketika terangkat.

Dina melepas tangan Steven dari wajahnya, lalu berjalan ke ranjang dan duduk di sana.

"Dina..."

"Benarkah ciumannya menjijikkan? Aku pikir kau suka..."

Ketegangan di wajah Steven mengendur. Ia tergelak pelan membuat Dina cemberut.

"Ah, rupanya kau cemburu." Steven melangkah menghampiri Dina dan duduk di sampingnya.

"Aku tidak cemburu!" bantah Dina gusar.

Steven tertawa membuat bibir Dina semakin mengerucut.

"Dia mantan kekasihku, Sayang. Dia tidak berarti apa-apa lagi bagiku. Kaulah kekasihku saat ini. Calon istriku. Hidupku."

Steven meraih Dina ke pelukan dada bidangnya, lalu menunduk mengecup bibir ranum itu.

Perasaan Dina lega luar biasa mendengar pernyataan itu. Ia menyambut ciuman Steven dan membalasnya. Melupakan kenyataan bahwa mereka sedang berada di rumah Shinta.

***

Bersambung...

Evathink
IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang