37

120K 3.3K 103
                                    

37

Sore itu langit cerah dengan cahaya matahari yang bersinar keemasan. Dengan wajah dingin Steven memarkirkan mobilnya di halaman rumah orangtuanya. Hari ini ia harus bicara dengan kedua orangtuanya tentang Kayla dan Niko.

Steven keluar dari mobil dan mendekati ibunya yang sedang menyiram tanaman. Kayla dan ayahnya terlihat sedang duduk santai mengobrol di teras.

Steven meraih pinggang ibunya dan merangkul mesra.

"Dina tidak ikut?" tanya Mia dengan senyum di wajah sambil terus menyiram bunga.

"Tidak, Mi."

Tidak lama kemudian Mia mematikan keran air. Sebenarnya selalu ada tukang kebun, tapi Mia senang melewatkan sorenya dengan menyiram tanaman.

Steven dan ibunya ikut bergabung bersama Kayla dan ayahnya. Steven menyeruput jus alpukat Kayla, yang spontan mendapat protes dari adiknya itu.

Setelah bercerita hangat, Steven mulai membuka suara tentang tujuannya berkunjung ke rumah orangtuanya.

"Pi, Mi, aku ingin bicara sesuatu," kata Steven dengan wajah serius.

Spontan wajah kedua orangtuanya berkerut, sementara Kayla, reaksinya biasa saja. Datar tak bergejolak.

"Ada apa?" tanya Ramon bingung melihat keseriusan Steven.

Steven melirik kedua orangtuanya dan Kayla silih berganti. Ia menarik napas panjang, berharap oksigen yang masuk bisa sedikit melegakannya.

"Kenapa tiba-tiba Niko dan Kayla akan bertunangan?" tanya Steven pada kedua orangtuanya. "Bukankah kalian tidak pernah berpacaran, Kay?" Steven berbalik pada adiknya. Tadi malam ia sangat terkejut saat Niko diperkenalkan sebagai calon tunangan Kayla. Steven mengumpat dalam hati karena tidak menyimak lebih jauh laporan dari detektifnya tentang siapa orangtua Niko. Jika tidak, maka sejak awal ia pasti bisa mencegah pembicaraan tentang pertunangan itu berlanjut.

Kayla hanya diam.

"Ada apa, Steve? Memang mereka tidak berpacaran, tetapi mereka sudah saling kenal cukup lama," jelas Mia.

Steven menghela napas frustrasi. "Apa keputusanmu sudah final, Kay?" Steven berharap Kayla mundur. Ia tidak mau adik semata wayangnya nanti disakiti oleh pria yang sebenarnya hanya memperalatnya.

"Steve, biarkan saja Kayla menentukan pilihannya," tukas Ramon.

Steven melirik ayahnya dengan muram. Apa mereka akan tetap menerima lamaran keluarga Niko andai tahu niat Niko sebenarnya?

Merasa percuma membicarakan lebih lanjut, akhirnya Steven tutup mulut.

Setelah makan malam bersama keluarganya, Steven pulang dengan perasaan kecewa. Pertunangan Niko dan Kayla akan dilangsungkan enam minggu lagi. Itu artinya sebentar lagi Niko akan bebas bergerilya dalam keluarganya, menghadiri acara makan malam keluarga... mendekati Dina...

Steven memukul stir mobilnya dengan kesal. Ia tahu niat licik Niko. Namun ia tidak bisa menghalang niat keluarganya untuk mempersatukan Niko dan Kayla. Ia tidak ingin Kayla terluka. Namun apa yang bisa ia lakukan??

***

Kayla berbaring di ranjang dan mendesah sedih. Sebenarnya ia mengerti niat baik kakaknya. Ia bukan gadis bodoh. Ia sudah menyelidiki semuanya. Melihat ketegangan antara Niko dan Steven di kafe waktu itu, menimbulkan pertanyaan di dalam hatinya. Apalagi setelah Niko melamarnya. Semua terasa begitu mendadak. Niko tidak pernah menunjukkan sikap tertarik padanya. Sudah dua tahun ia mengenal Niko, sudah selama itu juga ia berusaha menarik perhatiannya, tetapi pria itu tidak pernah sedikit pun meresponsnya.

Kini Niko akan menjadi tunangannya. Ia hanya berharap pada akhirnya pria itu akan jatuh cinta padanya.

***

Evathink

IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang