51

44.2K 2K 46
                                    

Teman2,
Novel karya2 saya tersedia versi buku cetak dan ebook.

Buku cetak READY STOCK, bisa diorder pada saya, WA 08125517788

Untuk ebook, tersedia di aplikasi berikut (unduh aplikasinya di playstore):

> Karya Karsa
> Play Buku
> Lontara

* khusus di karya karsa harganya lebih murah

*semua cerita terbaru saya hanya tersedia di Lontara (cara belinya pergi ke profile dan topup saldo lontara, buat temen2 yang gak bisa top up, boleh hub aku di wa 08125517788, nanti aku bantukan topup)

Cerita dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT!

51

Niko menatap undangan di tangannya dengan nanar. Beberapa hari lagi Dina akan menikah. Dunianya seketika hancur. Mengapa tiba-tiba sekali? Bukankah mereka akan menikah tiga bulan lagi?

Niko meremas dengan geram kartu undangan tersebut, lalu menginjaknya. Usahanya untuk mendapatkan Dina semakin tipis.

Niko meraih kunci mobil dan dengan perasaan kesal mengendarai mobilnya menuju hotel Steven, tempat di mana Dina bekerja. Tidak dipedulikannya bila ada Steven di hotel nanti. Ia sudah siap bila harus beradu jotos dengan pria berengsek itu.

Berbohong pada resepsionis kalau ia adalah kakak Dina dan sudah menghubunginya sebelumnya, Niko akhirnya diantar oleh salah satu staf ke ruangan gadis itu.

Niko mengetuk dengan tidak sabar. Seorang sekuriti berjalan mendekatinya. Sebelum sekuriti itu mencapainya, Niko segera membuka pintu dan menerobos masuk. Dengan cepat sekuriti tersebut menyusul.

Dina dan Steven tampak merapikan pakaian mereka.

Niko memandang geram pakaian Dina yang awut-awutan dan wajahnya yang merah merona. Steven memang buaya. Berani-beraninya dia menyentuh Dina.

Steven memberi kode pada sekuriti agar meninggalkan mereka. Setelah sekuriti berlalu, ia menutup pintu.

"Kalian tidak boleh menikah!" kata Niko dengan nada berang. Dina menatapnya dengan mata terbeliak. Mungkin selama ini Dina hampir tidak pernah melihatnya marah dan bersikap kasar.

Niko meraih tangan Dina dan menariknya menuju pintu yang masih tertutup.

Belum sempat Dina bereaksi, Steven menghentikan Niko dan menarik tangan Dina dari cengkeraman pria itu.

"Jangan pernah menyentuh istriku!" bentak Steven dengan wajah merah padam.

"Istrimu? Kapan kau menikahinya? Dia belum menjadi istrimu!" tukas Niko gusar. Ia kembali menarik Dina yang terlihat memucat.

Steven segera melayangkan satu pukulan ke wajah Niko.

Niko terdorong mundur. Sedetik kemudian ia maju dan menyerang Steven.

"Hentikan!!" seru Dina panik.

Tapi percuma Dina berteriak, Niko dan Steven seperti tidak mendengar suaranya.

"Kalian seperti anak kecil!" lanjut Dina.

Tapi sekeras apa pun Dina mencoba menghentikan perkelahian itu, Niko dan Steven terus saling memukul, dan baru berhenti setelah wajah keduanya babak belur. Dari hidung Niko menguncur darah segar, sementara sudut bibir Steven terlihat membiru.

Niko dan Steven berdiri kaku. Dina menatap kesal wajah kedua pria di hadapannya.

"Kau tidak boleh menikah dengannya, Dina!" kata Niko.

Steven tersenyum sinis. "Apa hakmu melarang kami menikah? Dan bukankah kau mau bertunangan dengan Kayla? Kau hanya memperalatnya, kan?"

"Itu bukan urusanmu!" balas Niko sengit. "Ayo, Dina, ikut aku." Niko berjalan mendekati Dina.

Steven melindungi Dina dari jangkauan Niko dengan tubuhnya. "Sebaiknya kau keluar, atau perlu kupanggilkan sekuriti untuk mengusirmu?"

"Aku akan keluar dengan Dina." Niko bergerak maju selangkah.

Steven yang naik darah, kembali melayangkan pukulan ke wajah Niko.

"Steve! Jangan!" teriak Dina panik saat melihat darah segar makin banyak keluar dari hidung Niko. Bahkan kini bukan cuma dari hidung, mulut juga.

"Kenapa? Kau masih peduli pada mantan kekasihmu, hah?" tanya Steven marah pada Dina. Ia menahan Dina yang mau berjongkok untuk menyentuh Niko yang tergeletak di lantai. Tubuh Dina tersentak.

Niko bangun dengan wajah meringis. Tidak dipedulikannya darah yang terus mengucur dari hidung dan mulutnya. "Kau tidak boleh bersikap kasar pada Dina!"

Setetes air mata jatuh dari sudut mata Dina. Niko menatapnya dengan perasaan gundah, sementara Steven yang melihat itu, malah bertambah naik darah.

"Keluar!" perintah Steven dengan suara menggema.

Tidak sanggup melihat air mata Dina yang terus menetes dengan deras, akhirnya Niko beranjak dengan berat hati.

Steven tampak dengan senang hati membukakan pintu untuknya, lalu membantingnya dengan kasar. Niko meninggalkan hotel dengan perasaan gundah gulana. Ia hanya menginginkan Dina. Steven dengan kejam merebutnya. Merusak cinta suci mereka.

***

Evathink
IG : evathink

Temen2, ebook versi tamat cerita ini tersedia di google play buku.

Untuk versi cetak(novel), ready stock, bs order di saya ya, WA 08125517788

Catatan : CERITA AKAN DILANJUTKAN SAMPAI TAMAT!

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Where stories live. Discover now