33-2

127K 3.8K 72
                                    

Beberapa fotografer sewaan mengabadikan momen itu. Tidak ada wartawan yang meliput, karena Steven sangat menginginkan privasi. Ia tidak mau besok wajah mereka memenuhi headline kolom bisnis yang pastinya sangat senang bisa memublikasi pertunangan sang pebisnis andal.

Dina tersenyum mesra pada Steven.

Berikut tiba giliran Dina untuk menyarungkan cincin ke jari Steven. Tatapan mata Steven berbinar bahagia. Dina membalas tatapannya dengan tatapan yang sama. Pelan-pelan dengan dada berdebar ia menyarungkan cincin ke jari Steven. Para fotografer kembali beraksi. Dina tersenyum manis.

Akhirnya acara tukar cincin selesai dan memasuki acara foto mesra. Dada Dina berdebar dipeluk Steven di depan para tamu. Bahkan ada pose saat Steven menciumnya. Sepanjang sesi foto mesra, wajah Dina memanas dan merona.

Selesai acara foto mesra, tiba acara foto keluarga, lalu foto bersama teman-teman Dina, juga teman dekat Steven.

Matahari mulai terbenam. Para tamu silih berganti mendatangi Dina dan Steven, mengucapkan selamat dengan wajah ceria.

Tiba-tiba seorang pria tinggi dan tak kalah tampan dari Steven, datang menghampiri mereka.

"Selamat, Bung. Akhirnya kau berhasil menaklukkannya."

Meski suara itu dibuat sepelan mungkin, tapi Dina masih mendengar dengan jelas. Apa pria ini tahu tentang perjalanan cinta mereka? Siapa dia? Dina tahu pria itu tadi ikut berfoto dengan mereka, tapi ia tidak kenal. Ia hanya menebak bahwa pria itu teman dekat Steven.

"Kenalkan, Sayang, dia Evan, Sahabatku." kata Steven.

Dina menyambut uluran tangan Evan dan tersenyum hangat.

Setelah berbasa-basi sejenak, Evan beranjak meninggalkan mereka.

Tidak lama kemudian, Niko menghampiri keduanya dan menyalami Steven dengan wajah kaku. Saat menyalami Dina, Niko mengenggam lama jemari langsing itu.

Dina dapat merasakan jemari Niko yang dingin. Mata keduanya beradu, gurat kesedihan terpancar jelas di mata itu.

Dina menarik tangannya dari genggaman Niko. Tanpa melirik ke samping pun, ia dapat merasakan tatapan tajam Steven. Dina tidak mau Steven cemburu dan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di acara pertunangan mereka.

Niko beranjak pergi, sementara Shinta dan teman-teman Dina yang lain datang dan menyalami keduanya.

Setelah mengucapkan selamat, berpelukan hangat, dan bercerita sejenak, mereka pun berlalu.

"Kak Steven!"

Panggilan sebuah suara membuat Dina menoleh. Terlihat seorang gadis muda cantik dengan tubuh tinggi langsing tersenyum ke arah mereka. Dina mengerut kening. Gadis ini sangat mirip dengan wajah ibu Steven.

Steven tersenyum. "Kenalkan, Sayang, dia Kayla, adikku yang baru pulang dari Australia kemarin malam."

"Dina," ucap Dina sambil tersenyum.

"Kayla."

Keduanya berpelukan.

"Kayla baru selesai kuliah dan akan menetap di Batam," jelas Steven saat Kayla dan Dina melepas pelukan mereka.

Dina tersenyum tulus. "Selamat, Kay."

Kayla tersenyum, "Terima kasih, Kak."

Lalu mereka bertiga mengobrol. Dina bertanya tentang kehidupan Kayla di Australia. Setelah beberapa saat, Kayla berpamitan untuk bergabung dengan keluarganya.

"Steve, kau tidak bilang memiliki adik perempuan."

"Itu karena kau tak pernah bertanya, Sayang," Steven menyeringai menggoda.

Dina menyeringai gemas dan Steven tertawa kecil.

***

Evathink
IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang