Prolog Mas Ketos

1.4K 18 0
                                    

"Eh, lo cupu! Kerjain nih, pr gue! Awas aja kalau nilai gue rendah gara-gara lo, gue pites lo." Gadis berkacamata dengan rambut yang dikepang dua itu menggangguk pelan. Tak berani menatap orang yang sedang memerintahnya. 

Gadis itu adalah Aurora. Gadis nakal berotak sempit. Aneth dan Sesil juga meletakan buku bersampul kotak-kotak itu di meja Angel. Gadis berkacamata itu tidak berani menolak permintaan geng buly itu, atau akibatnya akan fatal.

Ketiganya tertawa bahagia, seolah-olah ini adalah perbuatan yang menyenangkan. Mereka pergi tanpa dosa dari kelas IPA-1. Berjalan dengan angkuh melewati beberapa siswa-siswi yang sedang ada di kelas.

Aurora berjalan paling depan, permen kaki di mulutnya tidak pernah ketinggalan. Gadis-gadis nakal itu sedang berjalan di Koridor. Mengganggu siapa saja yang di lewatinya.

Seorang pria berkacamata berdiri di Koridor dengan buku di tangannya, tampannya laki-laki cupu itu sedang membaca. Akan tetapi, bukan Aurora namanya jika tidak menjahili seseorang. Dengan sengaja gadis nakal ini menjatuhkan buku yang ada di tangannya, sehingga membuat laki-laki itu menghela napas kasar, tapi tak berniat untuk membalas perbuatan Aurora.

***

"Hai, Aron!" sapa Aurora dengan mengerlingkan matanya nakal. Aron yang sedang latihan basket menjadi tidak fokus dengan tatapan menggoda Aurora, alhasil bola yang ingin ia lempar ke ring tidak masuk, malahan berbalik menyerang ke arahnya. Dia yang belum menyadari bola melayang menjadi sasaran empuk bola basket itu.

"Awws ...." Laki-laki itu meringis pelan. Memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Aurora dan kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak, tawaan mereka diikuti dengan siswa-siswi yang sedang ada di lapangan.

"Cewek bantet ...!

Ketiganya berlari kencang saat melihat Aron berlari mengejar mereka. Tawa mereka tak pernah luput dari bibir manisnya, menganggu orang adalah kebahagiaan tersendiri bagi ketiga gadis nakal ini.

Bruk!

Aurora terpental saat menabrak dada bidang seseorang. Seketikapun tawanya berhenti saat melihat siapa yang baru saja ia tabrak.

"Gio!" Aurora membulatkan matanya.

"Jalan pakai mata!" seru Gio ketus lalu, pergi tanpa berniat membantu Aurora.

"Heh, cowok angkuh! Di mana-mana jalan itu pakai kaki!" teriak Aurora kesal. Gadis itu menepuk-nepuk roknya yang kotor. Umpatan-umpatan yang ditujukan kepada Gio tak pernah luput dari bibirnya.

Mars dan Langit hanya menatap sekilas ke arah tiga gadis nakal itu, lalu pergi menyusul Gio yang sudah pergi. Benar-benar geng angkuh! Aurora pastikan bahwa Gio akan bertekuk lutut di hadapannya.

***

Saat ini ketiga gadis buly sedang bolos di kantin. Ketiganya tampak asik menikmati mie ayam pedas taruhan. Ya, saat ini mereka sedang taruhan memakan mie ayam yang sangat pedas. Yang kalah akan mendapatkan hukuman, dan hukumannya adalah menaklukan hati seorang Gio Abiraksas. Tentu itu akan sangat mudah jika Aurora yang akan menaklukan hati Gio.

Gadis itu sengaja memperlambat makannya. Tampak kedua sahabatnya itu sudah menghabiskan dua mangkuk mie ayam pedas dan dirinya sama sekali belum menghabiskan semangkuk mienya.

Aurora menggulum bibirnya senang. Akhirnya ia yang kalah dan sebentar lagi Gio akan menjadi milikinya.

"Gila lo, Ra! Ngebet banget sama Gio," ujar Aneth sambil meminum sebotol aqua.

Sedangkan Aurora hanya tersenyum menanggapinya. Ah, Gio!

"Lo yakin mau sama Gio?" tanya Sesil menatap Aurora.

Gadis itu mengangguk pelan dengan senyuman mengembang. Sesil dan Aneth hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pusing.

"Kalian bertiga!"

Deg!

Ketiganya saling menatap bergantian. Aurora memberi kode lewat mata, sedetik kemudian ketiganya sudah berlari menghindari amukan dari guru BK. Pak Anton, dia adalah guru killer yang menjabat sebagai guru BK di sekolah Angkasa.

"Mau ke mana kalian?!" Teriakan murka dari Pak Anton tidak mereka dengarkan, ketiganya masih fokus berlari menghindar jika tidak mau berurusan dengannya.

"Dadah bapak ganteng!" Aurora berteriak tanpa dosa. Membuat sang guru semakin frustasi.

"Aurora ... Aneth ... Sesil ...!" teriak Pak Anton frustasi. Laki-laki setengah baya itu terduduk lemas di ujung kantin. Kelakuan Aurora dan sahabatnya membuatnya ingin sekali pindah dari sekolah ini, tapi niatnya ia urungkan karna ada keluarganya yang untuk dinafkahi.

Ntar Cari aja judulnya

Mas Ketos

Bos Galak (ON GOING) Where stories live. Discover now