Ponakan sialan!

1.9K 116 1
                                    



"Bulan ...!"

"Apa sih, Pak?" tanyaku kesal. Dirga memang tidak bisa melihat Bulan santai sebentar saja.

"Pijitin saya!" titahnya.

Bulan berjalan dengan kesal, tak lupa hentakan kakinya yang menggema di ruangan ini. Sedangkan Dirga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia suka di mana Bulan terlihat kesal, itu sangat menggemaskan baginya.

Dengan mulut yang terus mengumpat Bulan memijat Dirga dengan pelan-pelan

"Kuatin sedikit!" titahnya dengan mata terpejam. Bulan menuruti permintaan Dirga, tapi tanpa sengaja ia memijat Dirga dengan sangat kuat sehingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Aww! Ini sakit sekali! Kam ini gimana sih?" Salah teros! Jika Dirga bukan bosnya, maka detik ini Bulan akan tenggelamkan Dirga di laut.

"Salah teros!" gerutu Bulan pelan namun, masih bisa didengar Dirga.

"Saya mendengarnya." Bulan meringis pelan.

"Maaf, Pak."

"Hemm."

'Nyebelin!"

'Awas lu!'

'Sok cool! Emang cool, sih, tapi tetap aja nyebelin!'

Bulan terus mengumpat Dirga di dalam hati.

***

"Lah, Anjir! Kok gak ada angkot yang lewat, sih?"

Tin!

"Minggir!" ucap seseorang dari dalam mobil. Bulan minggir mempersilahkan mobil itu untuk lewat.

Dirga menyembulkan wajahnya dari dalam mobil melalui kaca.

"Ngapaiin?" tanyanya.

'Udah tau lagi nunggu angkot, masih aja nanyak!' gerutu Bulan dalam hati.

"Nunggu angkot!" ucap Bulan ketus.

"Naik!" titah Dirga dengan wajah datar.

"Gak!"

"Naik atau gaji kamu saya potong?" ancam Dirga dengan santai.

Bulan mencibikkan bibirnya kesal, tapi tetap mengikuti perintah Dirga.

Mobilnya melaju dengan pelan. Seketika suasana hening. Tidak ada yang membuka suara.

"Rumah kamu di mana?" tanya Dirga mencoba memecahkan suasana.

"Komplek Anggrek, nomor 71."

Mobil Dirga berhenti tepat di depan rumah. Tiba-tiba saja hujan turun dengan sangat deras dan sialnya Abangnya Rafa menyuruh Dirga untuk berhenti dulu. Tidak baik mengemudi dengan hujan yang deras katanya. Menyebalkan!

"Tante ...!" ucap seorang anak kecil sambil berlari menuruni tangga.

"Tante, Mbahmu!" ucap Bulan menatap kesal ke arah bocil yang memanggilnya tante. Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan tak jelas.

"Aww! Ada cogan!" teriaknya histeris sambil berlari ke arah Dirga.

Dirga menautkan alisnya. "Kenapa?"

"Cium!" Dirga membelalakkan bola matanya. Tetapi tetap menuruti perintah Nala. Ponakan sialan Bulan.

"Lagi-lagi!"

Cup!

Cup!

Cup!

"Yeayyy!" ucap Nala sambil melompat-lompat, tak lupa dengan tepukan tangannya. Menggemaskan!

"Om ganteng, mau jadi pacal Nala gak?" tanyanya dengan senyum menggoda. Dirga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Bulan melototkan matanya tak percaya. Ponakannya yang centil ini baru saja menembak bosnya? Yang benar saja!

"Kalau om gak mau gimana?" tanya Dirga sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Nala.

"Gapapa, sih! Nala 'kan cantik, nanti Nala tinggal cali yang balu lagi. Hhhe ...," serunya diiringi dengan cengiran.

Rafa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ponakannya yang centil ini.

"Diajarin sapa?" tanya Dirga sambil mengelus puncak kepala Nala lalu memberi sebatang coklat.

"Om Muel," jawab Nala sambil mengambil coklatnya. Entah sejak kapan ada coklat di jas Dirga. Nala pergi menuju sofa yang ada di ruang tengah sambil mengupas bungkus coklat.

"Om, sini deh!" ucapnya sambil melambaikan tangannya ke arah Dirga.

Dirga duduk di samping Nala, menatap gemas ke arahnya lalu di susul dengan Bulan yang duduk di hadapannya, sambil menopang dagu menatap keduanya.

"Om ganteng, tapi sayang ...," ucap Nala sambi menundukkan kepalanya, tetapi tetap memakan coklatnya.

"Sayang kenapa?" tanya Dirga menautkan alisnya.

"Gapapa kok, Sayang. Hhhiii," jawab Nala sambil cengengesan tak jelas. Sialan! Dirga terjebak.

Bulan menatap tak percaya ke arah Nala. Abangnya Muel memang benar-benar membawa pengaruh buruk buat ponakannya ini.

"Om, pacalnya tante Bulan yah?" tanya Nala menatap polos ke arah Dirga dan Bulan.

"Bukan!" jawab Bulan dengan cepat.

"Bukan pacar, tapi calon suaminya tante Bulan," jawab Dirga sambil menatap Bulan dengan tatapan menggoda.

"Ponakan sialan!" umpatnya lalu berlari menaiki tangga dengan wajah memerah.

Sedangkan Dirga dan Nala tertawa terbahak-bahak.

Beby Nala Atasha
Bocil sialan 🤣🤣

Beby Nala AtashaBocil sialan 🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bos Galak (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang