Kakak...

2.9K 247 219
                                    

Hai sayang sayangnya aku, sorry banget ya udah nungguin...
Dua hari ini aku bener bener lagi nggak enak badan banget, Puji Tuhan hari ini aku udah mendingannnnn >.<
Nih aku tebus sama chapt yang agak panjang yaaa!!
Happy reading ♥♥♥♥♥

Bangkok, di sekitaran Wang Noi
April, 2022

-----------------------
23 Maret 2021
-----------------------

"Daging dagingnya aku masukin ke kulkas yaaa!!" Teriak Off pada Gun yang sudah terlebih dulu menghilang ke dalam kamar mandi karena manahan air kecilnya sejak tadi.

"Biar bibi aja..." Ucap bibi Kin, asisten rumah tangga mereka yang sejak tadi pagi sudah tiba dengan pelan dan lirih dari arah belakang punggung Off.

Off terlonjak dari tempatnya berdiri. "Astaga bibi!! Off lupa kalau ada bibi di rumah..." Dia mengusap dada berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang membuat seluruh barang belanjaannya tercecer berantahkan di atas lantai.

"Maaf ya, khun..." Bibi Kin tampak merasa berasalah.

"Wuihhhhh! Kenapa ini?" Tanya Gun terkejut sambil melangkah turun.

"Seriusan aku kaget banget waktu bibi Kin nawarin bantu masukin dagingnya ke kulkas, Gun. Aku lupa kalau ada bibi."

"Ckckck..." Gun menggelengkan kepalanya lalu mulai berlutut membantu bibi Kin mengumpulkan barang barang mereka yang berserakan. "Coba kamu cek di kolong kolong ada bawang yang terdampar nggak?"

Off melantai sebentar lalu menggeleng. "Nggak ada. Anak anak dateng jam berapa ya ngomong ngomong?"

"Ini mereka udah pada di jalan barengan naik mobilnya Alice."

"Momay jadi ikut?" Tanya Off.

"Jadi. Tin juga...Katanya udah damai ama Tay, makanya sama Momay di ajak sekalian."

"Siap siap denger Tay ngomel ngomel aja ntar gara gara cemburu..."

"Siapin kapas buat nyumpel kuping."

"Pake kacang panjang tuh...Biar kecolok sekalian." Timpal Off.

"Ehh kecolok...Bibi jadi mikir yang lain kan kalau begini..." Sahut bibi Kin membuat Off dan Gun saling menatap.

"Ternyata bibi gila juga ya..." Off tertawa kecil. "Kalau gitu dagingnya nggak usah dimasukin ke kulkas lagi ya daripada beku."

"Iya deh..."

"Trus kalau gitu kita sekarang ngapain?" Tanya Off sambil mengangkat angkat Alisnya menggoda Gun.

"Bobok sore bentar, aku ngantuk banget." Sahutnya sambil mulai meniti anak tangga.

"Yahhhh, tidur aja nggak pake yang lain lainnya?" Off pura pura kecewa.

"Kalau gitu bibi siapin bahan bahan dulu...Khun Dararat sudah pesan sama bibi buat tutup kuping. Jadi bibi bakalan tutup kuping mulai sekarang."

"Wow!" Gun menghentikan langkahnya tepat di ujung tangga. "Mama ini emang yaa..."

"Kamu kayak nggak kenal mama aja..." Off tampak tidak terlalu terkejut. "Tenang aja bi, di kamar kita ada peredamnya kog. Bibi bisa nyelametin telinga bibi."

"Ah ya, itu lebih bagus..." Sahutnya sambil berjalan pelan ke arah dapur.

Off menepuk dahinya tidak pernah terfikir akan mendapatkan seorang asisten yang tidak kalah berbeda dengan ibunya. "Saudara kembar mama yang ilang kali ya ini bibi satu?" Tanyanya pada Gun.

"Udah di doktrin seratus lima puluh persen sama mama tuh. Udah ah aku mau tidur dulu. Kamu mau ngapain terserah pokoknya nggak boleh ganggu aku atau aku marah."

Are You Still There, My First?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang