Dalam Semalam, Semua Bisa Terjadi.

2.4K 228 159
                                    

Bangkok, di sekitaran Saraburi
September, 2022

---------------------
13 April 2021
---------------------

Singto tidak akan mengira bahwa pria sopan yang meminta bantuannya tadi pagi di lobby adalah kekasih Gun. Siapa sangka kekasih yang selama ini Gun dan Krist bicarakan diwaktu senggang mereka ternyata jauh berbeda dengan aslinya.

"Pantes aku pernah lihat." Ucap Singto saat mengantar berkas ke ruangan Gun dan menemukan foto Off terpajang di meja.

"Ha? Lihat apa?" Gun yang sedang membaca laporannya tidak hanya terkejut dengan kalimat yang dilontarkan Singto, namun juga dengan fakta bahwa pria itu masuk ke ruangannya dengan sunyi tanpa suara sedikitpun.

"Itu..." Tunjuknya pada bingkai foto.

"Oke, pertama, sudah berapa kali aku bilang kalau mau masuk ke ruangan aku paling enggak kamu bikin keributan dulu biar aku nggak jantungan. Oke? Kedua, kenapa bilang pantes?"

"Buat pernyataan pertama kamu. Aku udah ngetuk pintu kamu sampe tangan aku merah. Trus yang kedua. Aku ketemu dia di bawah tadi. Aku cuma mau kasih berkas ini. Dibaca dulu, nanti sore tolong di balikin ke aku. Thanks...Aku keluar dulu" Pamitnya kaku sambil tersenyum canggung.

Gun hanya bisa terkekeh melihat kawannya itu. Singto selalu seperti itu. Canggung, kaku, tidak banyak membuka mulut, namun tulus dengan caranya sendiri.

"Berarti Off udah turun mobil." Batin Gun.

Mereka memang sengaja tidak masuk bersamaan karena Off harus mencetak berkasnya terlebih dulu di supermarket seberang perusahaan.

"Halo, Off?"

"Ya, Gun?" Sahutnya sedikit bingung.

"Kamu dimana?"

"Sumpah aku tadi ketemu sama orang di lobby trus di sasarin. Aku sekarang ada diii...Nggak tau, nggak ada tulisannya. Cuman ada ruangan ruangan kaca doank. Aku nyasar di lantai dua.

"Astaga...Bisa bisanya kamu di lantai ruang rapat. Bentar aku ke sana."

"Ehhhhh, nggak usah...Nanti ada yang lihat kamu sama aku."

"Loh? Emangnya kenapa?"

"Nanti aku dikira KKN lhooo..."

"Astaga, semua orang di sini tahu aku orangnya kayak apa. Mereka nggak bakalan mikir aku KKN. Kamu sendiri tau reputasiku kayak apa. Oke? Tunggu aku di sana." Ucap Gun cepat lalu memutus sambungan telefon mereka.

Gun berlari cepat seperti memasang roda pada sepatu kerjanya. Semua orang yang berpapasan dengannya menatap bingung takut ada sesuatu buruk yang terjadi.

Mereka tidak tahu bahwa Gun hanya terlalu bersemangat untuk bertemu dengan kekasihnya. Kekasih yang satu jam yang lalu masih berada disatu kendaraan yang sama dengannya.

Begitu keluar dari dalam elevator, Gun melirik ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Off.

"Psssstttt!" Gun terkekeh karena Off tampak terkejut. Bagaimana tidak...Lantai yang difungsikan untuk rapat nyatanya jarang sekali digunakan karena para karyawan lebih memilih untuk rapat di ruangan mereka masing masing. Lalu dalam keadaan sepi, mendengar suara seseorang rasa rasanya tidak aneh jika pria itu berjengit terkejut.

Off mengusap dadanya. "Kaget..."

"Yuk sini, cepet!" Gun menahan pintu dengan satu kakinya.

"Harusnya di lantai berapa sih?" Tanya Off sambil berlari masuk ke dalam elevator.

"Dua dua, dibawah aku satu. Kamu tu lho kog bisa nyasarnya sampe sini sih?"

"Pantesannnn...Aku dengernya dua, ternyata dua dua."

Are You Still There, My First?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang