(BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA)
⚠️New Adult 18+⚠️
Perbedaan dua insan yang sangat krusial.
Arkeyna ahli menggunakan pisau bedah, maka Matthew ahli menggunakan pistol.
Arkeyna ahli menyembuhkan nyawa seseorang, maka Matthew ahli melayangkan nyawa ses...
Ayok VOTE sebelum membaca✨ Tinggalkan komentar sebanyak mungkin✨
• • •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arkeyna POV
Horace Mann School 12.00 (GMT-5)
Aku sedang berada bersama Angelina di sebuah ruangan khusus fotocopy.
Kami sedang sibuk memfotocopy beberapa lembar jurnal yang dititipkan oleh Mrs. Lusiana.
Beliau tetap menjadi guru favoritku di sekolah ini. Dia bahkan sangat baik padaku saat mengetahui keakrabanku dengan anaknya, Gilbert.
Berbicara soal Gilbert, dia selalu menelponku untuk sekedar menanyakan keberadaanku. Itu kebiasaan yang dia lakukan akhir-akhir ini.
Dia bahkan mengirimkan email padaku tentang esai yang berhasil membawanya lulus masuk di Harvard University.
Bukan hanya itu, dia selalu menyuruhku ke rumahnya untuk membawa buku-buku filosofi untuk aku baca sebelum tidur. Ini sama saja dia ingin membuat aku mati mendadak karena stress membaca buku filosofi dengan ciri khas bahasa baku yang tinggi.
Otakku terlalu payah memahami ini. Maksudku memahami Gilbert.
Dan yang terakhir ... kebiasaan menelpon ini dia lakukan bahkan saat posisiku sedang sibuk mengurusi masalah fotocopy jurnal oleh Ibunya sendiri.
I've said those words before but it was a lie🎶 And you deserve to hear them a thousand times🎶
Ponselku berdering menandakan ada panggilan telepon masuk. Aku melirik sekilas pada ponsel di genggaman tangan kananku. Aku segera melihat satu nama yang selalu over peduli padaku semenjak kepergian dia.
Aku mendengus sebal dan menjawab panggilan telepon tersebut.
Suara lantang langsung bergema dari ujung speaker ponselku yang sangat menyentakkan pendengaranku.
"Kau mengirim pesan teks dua kata aneh, seperti jaga dirimu dan sampainanti. Apa maksudmu Arkey?!" omel suara pria si penelepon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.