Prolog

3.5K 159 5
                                    

"YOONGI BANGUN!!! SEKARANG GILIRANMU SIALAN!!" Bentak sosok tampan yang tengah memukul pintu hitam didepannya. Sungguh pintu yang malang. "YAK!!!" Teriaknya lagi. "DENGAR YA KAU MAYAT HIDUP! KALAU AKU PULANG DAN RUMAH MASIH KOTOR, KUSITA SEMUA ASETMU!" Geramnya.

"Sudahlah Seokjin hyung, dia tak akan keluar" balas sosok dibelakangnya. Ia menoleh melihat adiknya, Kim Namjoon.

"Aish mengesalkan. Bagaimana yang lain? Aku akan belanja bersama Hoseok. Aish, kau urus yang lain!" Ketusnya. Beralih menuju pintu bercat putih dan membukanya tanpa mengetuk. Bahkan membuat orang didalamnya terkejut bukan main, pasalnya sosok itu tengah berjoget ria dengan hanya memakai celana dalamnya. "Tuhan, tak bisakah berikan aku seorang adik lagi? Yang normal satu saja" gumam Seokjin menepuk jidatnya perlahan.

"Minta saja bayi Hyung! Kau menyebalkan" sahut Hoseok.

"Pasti! Kalau eomma masih hidup aku ingin merawat bayi lagi dan mmebesarkannya dengan normal. Ngidam apa eomma hingga melahirkan dirimu" ketusnya. "Cepat bersiap! Kita akan belanja sekarang!" Lanjutnya.

Seokjin beralih kesamping kamar Hoseok. Membuka pintu lagi dan melihat si bungsu yang tertidur naked diatas kasurnya. Puji celana dalam Ironman yang tergantung dijendela kamar, sungguh berantakan sekali ruangan ini. "Tidak terimakasih. Aku tidak mau mati muda karena darah tinggi" gumamnya. Ia memilih keluar dengan membanting pintu kamar bertuliskan nama Jungkook disana.

"Hyung! Ayo!" Panggil Hoseok. Seokjin yang mendengarnya berjalan menuruni tangga, menyuruh Namjoon yang menonton TV untuk mengawasi rumah. Kesalahan fatal.

Mendengar suara langkah kaki yang menjauh dari pekarangan rumah, ia memilih menuju kedapur. Membuka pintu lemari es dan mengambil minumannya. Sungguh, dapur adalah daerah terlarang bagi semua orang. Karena dapur itu kekuasan Seokjin, dan kakak tertuanya itu benci sekali jika ada debu atau bekas sidik jari terlihat didaerahnya. Berlebihan? Kenyataannya memang begitu.

Terbukti dari dia sekarang yang menggunakan sarung tangan plastik guna membuka dan menutup pintu kulkas. Info saja, mereka selalu diam-diam masuk kedapur untuk mengambil minuman dingin yang tersimpan.

Usai membasahi tenggorokan, ia berjalan naik kearah pintu kamar sikembar VMin. Membukanya dan melihat 2 onggok manusia yang masih tertidur pulas disana. Kamar utama dan yang paling besar, jelas saja yang menghuni ada 2 makhluk.

Sisi kanan milik Jimin si pecinta kartun, dan sisi kiri milik Taehyung pecinta anime. Tembok berupa 2 rak yang tertata rapi dan kasur berbeda warna. Saat masuk saja kalian sudah melihat dunia yang berbeda. Surga dan neraka, menggelikan.

Jimin yang mendengar suara alarm milik Taehyung jadi kesal sendiri. Alarm berbentuk hologram waifu kesukaan Taehyung yang terdengar manja dan menjijikkan sekali. Tuhan, biarkan saja dia melihat yang versi 3D daripada anime 2D. Melempar bantalnya menghasilkan benda itu jatuh ke lantai.

"BANTET PENDEK SIALAN!!!!" Teriak Taehyung.

"Apa? Alarm milikmu mengganggu telingaku!" Balas Jimin melihat Taehyung yang kini mengambil alarm mahal miliknya.

"Kau baik-baik saja? Aish, ini mahal tau!" Ketusnya.

"Lalu kenapa kau beli!? Alarm hp saja sudah cukup" balas Jimin. "Kenapa pula aku harus sekamar dengan Alien sepertimu!?" Singgungnya.

"Kau pikir aku mau denganmu!? Berbagi rahim denganmu saja sebenarnya aku malas!" Sahut Taehyung.

"Yak! Justru aku yang malas! Kau memenuhi perut eomma dan menggencetku sialan! Karenamu aku pendek!" Ketus Jimin lagi.

"Salah! Memang dasarnya kau pendek! Dasar makhluk kurang kalsium tinggi badan-"

"YAK!!"

Namjoon yang asyik menonton tv sembari memakan cookies itu menaikkan sebelah alisnya ketika suara ribut lagi-lagi terdengar dari kamar sikembar. "Well, setidaknya mereka sudah bangun- WA KHAMCA!!" Syoknya.

Uri Baby [END]Where stories live. Discover now