👶 Uri Baby -10

601 75 0
                                    

"JUNGKOOK!! BERHENTI MEMBULLY JIMIN! NAMJOON, BANTU AKU MENGGANTI POPOK UJI! HOSEOK BANGUNKAN YOONGI!!" teriak Seokjin menggelegar. Pasalnya mereka akan pergi liburan selama satu minggu penuh disebuah villa. Terpencil dan begitu luas dengan danau didepan dan pegunungan dibelakang.

Terkadang liburan keluarga itu penting, meskipun kegiatan mereka sama saja seperti di rumah. Well, mereka butuh suasana baru. Dan saat ini didalam mobil, mereka duduk seperti biasa. Jimin yang tengah memangku Uji kini mengajaknya menonton kartun The Boss Baby untuk hiburan.

"Yang benar saja, kau memberikan tontonan yang sangat tidak mendidik untuk Uji" sahut Taehyung.

"Ini lebih baik daripada anime tak bermutu yang kau miliki" balas Jimin.

Namjoon yang mencuri dengar percakapan Jimin dan Taehyung memutar bola matanya malas. "Hentikan perdebatan kalian. Dan Tae, Uji memang cocok melihat kartun di usianya yang seperti saat ini" seru Namjoon.

"Bukankah memberikan tontonan Crayon Shinchan akan lebih baik untuknya?" Celetuk Taehyung.

"Yak!!! Dia sudah mirip setan kau beri tontonan iblis!" sahut Hoseok dari depan.

Taehyung meringis mendengar protesan Hoseok. "Tapi anak nakal itu menggemaskan hyung"

"Tidak, anak nakal itu merepotkan" ketus Hoseok. "Karena aku yakin kau belum pernah merasakannya" gumamnya pelan, mengingat saat dimana ia tidur bersama Uji dan kebanggaannya tak sengaja ditendang.

Seokjin berhenti ketika ia sampai di halaman rumah dan memakirkan mobilnya. Turun terlebih dahulu diikuti para adiknya.  Ia mengambil kopernya, menuju kearah tenda dan memilih tidur disana.

"Apa hyung kita sedang PMS?" Tanya Jimin yang menggendong Uji. Pasalnya sangat langka melihat Seokjin diam dengan waktu yang melebihi batas 10 menit.

"Dia sedang- entahlah, tanyakan saja secara langsung" balas Hoseok.

Namjoon memilih berjalan masuk kedalam tenda dan menyusul Seokjin. Dilihatnya hyung tertuanya kini tengah mengganti bajunya dengan kaos biasa. "Apa ada masalah hyung?" tanya Namjoon pelan.

Seokjin menghela nafasnya, membuang baju yang ia pakai sebelumnya dan duduk disamping Namjoon sembari menundukkan kepalanya. "Aku hanya merasa bersalah Joon-ah. Aku yang membawa Uji dan bersikeras meminta agar merawatnya, tapi akhir-akhir ini aku sibuk sekali sampai-"

"Hyung, kami tau kau sibuk. Lagipula kesibukanmu untuk kami juga, Hoseok kini juga lebih dekat dan menerima Uji karena kesibukanmu. Kalau hyung merasa bersalah, maka tebuslah selama kita disini. Bagaimana?" sahut Nmjoon, menyela. "Kalau kau terus-terusan diam, yang lain pasti mengira mereka melakukan kesalahan" lanjutnya.

"Begitukah?" tanya Seokjin. Ia akui selama 2 minggu terakhir ia terus menerus sibuk mengurus masalah restoran miliknya. Belum lagi jika restorannya itu terkenal dan tak jarang disewa oleh para pengusaha terkenal.

Di sisi lain Namjoon dan Seokjin. Kini Hoseok, Jimin, Taehyung, dan Jungkook tengah duduk diruang tengah. Mendengarkan sikembar VMin yang bernyanyi dan Jungkook yang kini pergi kedapur sembari menggandeng Uji.

"Jadi kau mau apa? Cokelat?" tanya Jungkook.

"Cu... Ji au ucu"

Jungkook menggaruk kepala belakangnya yang sama sekali tak merasa gatal. Membatin tentang apa sebenarnya yang dikatakan oleh Uji.

"Dia mau susu bodoh" ketus Jimin mengambil susu di kulkas. "Bayi tak bisa bahasa bayi" lanjutnya.

"Hyung, sebenarnya aku merasa bersalah setelah ucapanmu tempo hari. tapi sungguh, sifatmu seolah kau ingin di bully... APA KAU TAK SADAR KALAU TUBUHMU LEBIH PENDEK DARIKU!?" Ucap Jungkook dengan gas tanpa rem di akhir. Jujur saja, membully Jimin adalah sebuah hobby. Dan kenyataan bahwa ia berhenti membully hyung mochi karena rasa bersalahnya, ia lelah dan bosan.

Di sisi lain Jungkook, kini Jimin hanya bisa melotot tak terima. Informasi saja, ia paling sensitive jika membahas sesuatu yang berhubungan dengan tinggi tubuhnya. Merasa emosi mendadak setelah mendapat serangan dari Jungkook, ia menatap adiknya itu nyalang. Siap sudah untuk menumpahkan segalanya.

"Pendek!? Woaaaaaah... Aku tak percaya ini. YAK!! KAU MEMANG DASARNYA TAK PUNYA SOPAN SANTUN PADA YANG LEBIH TUA YA!?" ketus Jimin.

"Itu dia, sadar kau kalau kau tua!?" ketus Jungkook.

"Kau! BAJINGAN TAK PUNYA OTAK!! KAU TAU, OTAKMU HANYA GUMPALAN OTOT TAK BERGUNA YANG BAHKAN TAK LAKU DIJUAL!" amuk Jimin.

"Aku juga tak berniat menjual otakku!" ketus Jungkook.

"Pa!" Panggil Uji.

Jimin yang awalnya ingin membalas ucapan Jungkook beralih menatap Uji dibawahnya. "ASTAGA! KAU KENAPA!?"

"PA!!" Teriak Uji.

Jimin menatap gelas berisi susu ditangannya yang jelas sudah kosong. Menggaruk kepalanya merasa bodoh. Ia menggendong Uji menuju kamar Mandi dan memandikan si kecil di bath up.

"Kau bodoh ha? Jangan terlalu banyak bergaul dengan Jungkook! Ikut bodoh tau rasa kau!" Serunya menatap si manis yang memainkan bebek karet didalam bath up. Ia terkekeh pelan melihat raut wajah putri manis itu seolah mengatakan 'Appa yang bodoh! Siapa yang membawa gelas susunya!?'.

"Salahmu pendek! Kalau kau tinggi tak akan mengenai dirimu meski sekaleng yang tumpah!" Ketus Jimin. Lagi-lagi melihat si anak manis yang menatapnya tajam sembari cemberut dan menepuk air didepannya.

'Lihat siapa yang tak berkaca disini' Kenapa Uji memiliki tatapan Yoongi? Hal yang meresahkan. Ia jadi merinding sendiri ditatap sinis oleh bayi manis didepannya.

"Aku harus mendidikmu dengan baik mulai saat ini. Kau bayi yang meresahkan" balasnya. Ia memberikan shampo di rambut lebat Uji, memijatnya menghasilkan pekikan senang si manis.

"Aku jadi terbayang masa depanmu. Kau jadi gadis seksi atau montok?" gumamnya.

"Kau berencana jadi pedofil di usai mu?" Sahut Taehyung. Bahkan meskipun tengah liburan di vila tengah hutan, ia dan Jimin tetap harus sekamar.

"Apa salahnya aku memikirkan masa depannya-"

"Yak! Memikirkan masa depan anak itu dengan berpikir dia akan jadi apa!? Insinyur, presiden- Bukan dengan kalau dia besar nanti seksi atau montok! Dasar kau bapak cabul!" Ketus Taehyung.

"Kan Realita..." gumam Jimin.

Uji yang bahkan tak peduli dengan 2 orang didepannya memilih memainkan bebek karetnya. Melihat kapal yang sedikit jauh darinya, ia berjalan cepat kearah kapal. Akhir yang ia dapat, ia terjatuh dilengan Jimin. Wah appa seksinya itu memiliki refleks yang bagus sekali.

"Keluar sana, aku akan mandi bersama Uji" ucap Jimin.

"No way, aku meragukanmu. Bisa saja kau menyerangnya tanpa sepengetahuanku" balas Taehyung.

"Aku appanya sialan"

"Itulah yang membuatku ragu"

Jimin melepas kaosnya, menampilkan perut dengan batik kotak yang menonjol disana. "Aku masih punya akal" ucapnya. Ia melepas celananya menyisakan boxer, ikut masuk kedalam bath up dan memangku Uji. Ia mana bernafsu demgan bayi. Tapi Taehyung dan Jimin heran sendiri. Kenapa Uji terlihat senang sekali dan memainkan otot perutnya?

"Jim, sepertinya yang mesum bukan dirimu" ucap Taehyung.

"See, pesonaku saja mempan terhadap bayi" balas Jimin.

"Aku yakin kalau sudah besar nanti ia akan jadi gadis penggoda"

"Asal tak menggoda iman saja, itu sudah bagus" celetuk Jimin.

---To Be Continued---

Gw tau BTS sejak era FIREEEOOOEEEOOO...
Setelahnya gue mulai iseng ngetik cerita meskipun gak jelas juga. Tau lah ya cerita yang apa, masa gak tau sih lu pada. Disitu ketikan gue masih berantakan, dan sekarang tambah berantakan kek rambut gue kalau baru bangun.

Intinya, gue udah tertarik buat cerita tuh sejak kelas 3 SD, ortu aja yang kurang mendukung jadinya gue gak punya prestasi sama sekali. Mana gak dipegangi hp sampe kelas 2 SMP.

Jadilah gue jadiin ngetik sebagai hobby dan bukannya pekerjaan. Meskipun impian terbesar gue tuh, gue punya karya yang dibukukan sih.

BINTANG NYA JANGAN LUPA!!!

Uri Baby [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora