👶 Uri Baby -25

345 40 2
                                    

'Ohayou master...'

Praaaak...

"KIM JIMIN!!!" Teriak roommate nya. Siapa lagi jika bukan Taehyung. Sungguh Jimin jijik sekali mendengar suara mendayu dari waifu saudaranya. Karena itulah ia selalu melemparkan bantalnya tiap hari, beruntung alarm itu tahan banting.

Setiap pagi selalu sama, bahkan alarm Taehyung berbunyi lebih dulu dari alarm ponselnya yang memiliki dering musik normal. Lagi, kenapa hyung tertua mereka menolak mereka agar pisah kamar? Dengan alasan tak masuk akal pula.

"Kalian kembar, bekerja dibidang sama, dan juga sama-sama berbakat. Bedanya kalian punya selera tontonan yang berbanding terbalik. Cobalah mengakrabkan diri dan kurangi biaya pengeluaran perabotan rumah!" itulah alasannya.

Setelah bangun dari tidur, melihat Taehyung yang membelai lembut alaramnya itu membuatnya stress sendiri. Mungkin tubuhnya tergencet oleh Taehyung saat didalam rahim, karena itu ia pendek. Namun ternyata Taehyung juga sepertinya mengalami hal yang sama. Namun bedanya, kepalanya yang tergencet oleh pantatnya hingga otak Taehyung jadi lebih kecil.

Yeah, hidupnya membosankan setelah kedua orang tuanya meninggal. Mereka jadi tercerai berai, tak ada sarapan atau makan malam bersama di satu meja. Tak ada lagi candaan atau lelucon garing Seokjin. Jimin tau, pada dasarnya mereka kini sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Seokjin dengan cafenya, Yoongi dengan penemuannya, Hoseok dengan pekerjaan modelnya, Namjoon menjadi penulis terkenal, dia dan Taehyung yang jadi produser lagu serta Jungkook yang jadi youtuber terkenal. Mereka memiliki kehidupan masing-masing meskipun tinggal dalam satu atap.

Bahkan, terbiasa menyendiri membuat mereka kurang bergaul dengan tetangga, terutama mengenai perempuan. Hyungnya sudah tua, mendekati umur 30 tahun meskipun wajahnya masih sangat tampan. Apakah mereka akan menikah? Yang ia tahu, kehidupan pernikahan memang membahagiakan. Melihat dari kedua orangtuanya dulu.

Begitulah, tiap hari diisi dengan kekosongan. Mereka jarang memproduksi lagu, hanya melakukannya sesuai mood. Bahkan saat ini ia hanya bermain PS bersama Taehyung. Bosan, itulah hidupnya.

"YEOROBUN!!! AKU PUNYA BAYI!!!"

Jimin terkejut bukan main, ia melemparkan stick ps nya asal dan berlari menuruni tangga. Matanya tentu saja melotot melihat hyung tertuanya membawa bayi imut yang kotor. Bahkan ia lebih melotot lagi ketika pintu kamar Yoongi terbuka, menampilkan sosok berambut panjang yang diikat kebelakang.

Saat itulah, dalam sekejap kehidupannya berubah. Mereka kini duduk diruang keluarga yang selalu kosong, melihat bayi yang baru saja selesai dimandikan oleh Seokjin. Terlihat imut karena mata bulat itu menatapnya. Perdebatan terjadi hingga akhirnya dimenangkan oleh kekeras kepalaan Seokjin.

Kini, diruang gym, ia dan Jungkook tengah melakukan olahraga bersama Namjoon yang duduk diam bagai patung sembari membaca buku. Membahas mengenai bayi dipangkuannya. Ia sadar jika Namjoon tak berani bergerak, memilih melepaskan kaosnya dan mengusap keringatnya dengan handuk. Jimin menggendong si bayi, mengemut jemarinya seakan mengatakan jika ia lapar.

Ia suka bayi digendongannya. Kecil dan menggemaskan. Lihat saja tangan kecil yang kini menyentuh pipinya. Tak peduli komentar Jungkook dan Namjoon tentang dirinya yang menjelma menjadi hot daddy.

Setidaknya, begitulah awal perubahan dirumah dan dikehidupannya terjadi. Sejak ada bayi yang diberi nama Uji itu datang, semua orang lebih banyak menghabiskan waktu duduk di ruang keluarga sembari menjaga sikecil.

Kehidupan miliknya yang awalnya membosankan pun ikut berubah. Ia lebih banyak memproduksi lullaby daripada musik pop. Membuatnya khusus untuk Uji. Bahkan ia sendiri yang menyanyi. Suara lembutnya cocok untuk dijadikan pengantar tidur. Terbukti dari Uji yang selalu tertidur ketika ia baru menyanyikan 2 bait lagu.

Perlahan tapi pasti, Uji tumbuh tanpa disadari. Kata pertamanya, langkah pertamanya. Ia terharu setiap kali menghabiskan waktu bersama sikecil. Bahkan ketika mereka belanja juga banyak yang mendekatinya. Yang paling gencar adalah sosok Minji yang kini jadi kekasih Yoongi.

Jimin tak tertarik dengan wanita. Menurutnya hidup sendiri lebih menyenangkan, ia bahkan tak membutuhkan penerus untuk mewarisi hartanya. Karena ia tak punya harta. Lagipula Uji adalah anaknya, kalau bisa ia akan memberikan hartanya untuk anak manis dipangkuannya.

"Pa?" panggil Uji.

Ia tersadar dari lamunannya. Menunduk melihat simanis yang kini mendongak menatapnya dengan bola mata nulat menggemaskan. "Ne?" balasnya lembut. Saat ini keduanya tengah duduk ditaman kota, dengan Uji yang duduk tenang dipangkuannya.

Uji menunjuk penjual balon didepan sana, dengan mata bulat berkaca-kaca yang membuatnya ingin tertawa. "Ayo beli" ajaknya. Ia menurunkan Uji, mengajak sikecil berjalan dengan langkah kecilnya. "Mau yang mana?" tanyanya.

Uji menunjuk balon berwarna kuning dengan gambar wajah tertawa disana. Penjual memberikan balonnya, menunggu Jimin membayarnya. "Telbang? Bica telbang?" tanya Uji mendongak melihat balonnya.

Jimin kembali menggendenga tangn sikecil, kembali duduk dikursi taman dan memangkunya kembali seperti awal. "Pa? Ca teylbang!" serunya lagi. "Tentu bisa terbang, mau tau kenapa?" tanya Jimin yang dibalas anggukan mantao dari Uji.

Tak peduli sikecil akan paham atau tidak, ia mulai berbicara. "Balon terbang karena didalamnya ada anginnya. Balon yang Uji pegang saat ini juga ada anginnya. Kau lihat dedaunan itu juga terbang terkena angin?" balasnya. "Angin hebat kan?" lanjutnya.

"Uhng!" Seru sikecil setuju dengan ucapannya.

"Kalau begitu jadilah seperti angin. Tak terlihat tapi memiliki banyak manfaat. Meskipun terkadang membawa kerusakan atau bencana, itu normal. Sama seperti manusia yang kadang tak teranggap tapi kehadirannya berguna. Mungkin kemarahannya akan meledak suatu hari nanti, tapi ia tetap jadi orang berguna. Appa tau kau tak paham dengan ucapan appa, tapi yang pasti- jadilah sosok yang berguna. Jangan pernah menyusahkan orang disekitarmu, mandiri dan jadilah gadis pemberani" jelasnya.

"Appa juga akan menjadi angin untukmu" lanjutnya.

"Pa adi angin?" tanya Uji.

"Tentu. Appa akan jadi angin, tak terlihat tapi tetap bisa terasa. Meskipun kau tak bersama appa, appa akan selalu menjagamu dan memperhatikanmu. Hingga kasih sayang appa tersampaikan padamu tanpa harus kau hargai"

"Uji cayang appa!" ketus Uji.

"Appa tau, karena itu appa percaya kau pasti sadar jika appa ada disekitarmu" balasnya.

"Appa da dicini belcama Uji"

"Appa tak akan disini bersama Uji dalam waktu lama sayang. Ingat, jangan menyusahkan orang dan jadi anak berguna" ucapnya.

"Appa di angin! Ji mau adi alon!" balas sikecil. "Bial bica teylbang becama" lanjutnya.

Jimin tersenyum melihat wajah imut dan senyum menggemaskan yang terpampang didepannya. Mengecup kening anaknya, beralih di kedua mata sikecil dan hidung mungilnya. Ia mengakhirinya dengan kecupan singkat di bibir simungil. "Appa menyayangimu" ucapnya.

Ia tersenyum melihat Uji yang berbalik memeluk lehernya. Manja sekali anaknya ini. Jika para hyung melihatnya, ia pasti dituduh sebagai pedofil. Apa kasih sayangnya sebagai appa tak dihargai? Katakan padanya sekarang juga, bukankah normal seorang appa mengecup anaknya sendiri meskipun dibibir? Kalau tidak, kenapa eommanya dulu melakukan itu padanya. Eommanya suka brondong? Ia kan masih kecil. Ia protes.

---To Be Continued---

Kalau gue pikir 1000 kata tuh dikit ya. Cerita gue selanjutnya gue lebihin dah. Tapi 2000 kata tuh kebanyakan. Gak cape scroll kalian?

⭐⭐⭐⭐

Uri Baby [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu