Prologue 00.

1.3K 178 23
                                    

"Semua dokumen yang diperluin udah abang beresin, besok tinggal datang ke sekolah."

"Naik bus?"

Jefry menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari, agaknya dia lupa kalau anak polos di depannya ini memang tidak tahu apa-apa tentang lingkungan barunya.
"Hm, nggak. Abang aja yang antar."

Lawan bicaranya; Jake, lantas nenggelengkan kepala tanda tidak setuju.
"katanya abang harus pergi pagi-pagi banget?"

"Ya iya, makanya lo barus bangun pagi." balas Jefry lagi setelah meletakkan sepanci mie rebus di hadapan Jake.

"Ish, nanti kepagian; belum ada orang, nggak tau mau ngapain!"

Mendengar itu Jefry jadi ikutan berpikir, lalu mengangguk-angguk setelah merasa menemukan solusi.
"Ntar gue minta Jay aja deh jamput lo. Nih makan dulu!"

Bukannya menurut, Jake kembali bertanya.
"Jay siapa? Nggak mau sama orang asing."

"Jay sepupu kita, siapa lagi."

"Nggak tau ..."

Jefry menghela napas, ya wajar sih; Jake pindah ketika dia masih kecil, jadi walaupun dulu pernah makan tanah sama Jay juga dia tidak ingat.
"Besok lo liat sendiri, pokoknya dia bukan orang asing. Gue percaya kalau lo sama dia."

"Percaya kenapa 'sih? Aku udah gedek, lagian kayak anak gadis aja!" Sungut Jake tidak terima sambil memalingkan muka.

Jefry mendengkus, lalu menata mie rebusnya ke dalam mangkuk.
"Katanya nggak kayak anak gadis, tapi ngambek masih lancar. Ligiin kiyik inik gidis iji. Suara dusta siapa itu? Yak betul, Jake Igusti yang punya."

Jefry tertawa puas dengan lelucon yang dia buat sendiri, lantas mengundang tatapan aneh dari Jake; jangan-jangan abangnya ini udah sinting. Padahal dua bulan lalu pas pulang ke Brisbane, kayaknya masih waras.
"dih, apaan sih!"

Lalu dia berjalan menuju kulkas untuk mengambil susu.

"Udah ah, cepat makan keburu ngembang nih mienya." ucap Jefy disisa tawa.

"Nggak mau!" balas Jake setelah menemukan apa yang dia cari di kulkas.

Jefry berdecak sebal, adiknya ini banyak tingkah ternyata.
"Nggak usah baper lah Jake, ayo cepet makan."
Bujuknya dengan sabar.

Sebenarnya Jake juga tidak tega, dia bukan tipe orang yang tidak menghargai usaha oranglain.
"Em- aku belum boleh kayaknya makan mie" katanya dengan raut sendu.

Jefry diam sebentar, agak merutuki diri sendiri.
"Maaf gue lupa."

"Tapi kayaknya nggak apa-apa deh-"

Jefry menggeleng tidak setuju, lalu mengambil mangkuk milik Jake.
"Nggak ada! Lo makan yang lain. Mau dimasakin apa?"

Yang ditanya menggeleng kecil.
"susu aja-"

"Jake!"

"Iya sama oat, ih! Freak" balas Jake cepat.

Jefry terkekeh lagi, lalu beranjak untuk membuat oat dan memotong beberapa buah-buahan sebagai toping.

Sepertinya besok dia harus membeli bahan makanan yang agak ramah lambung, mengingat sekarang Jake tinggal bersamanya.

Stelah selesai, Jefry meletakkan oat yang dia buat di depan Jake.
"Aneh banget makan malam kayak sarapan." komentarnya.

Mendemgar itu, Jake tidak ambil pusing; dia mulai makan dengan dalam diam.

Setelah selesai, dia membereskan meja makan sementara Jefry mencuci peralalatan makan mereka.

"Jake?" tegur Jefry saat mendapati adiknya itu menatap ke luar jendela apartemen, lengkap dengan wajah gusar setelah sebelumnya mengutak-atik ponsel.

Jake menoleh ke sumber suara.
"Hm?"

"Mikirin apa?" tanya Jefry setelah berdiri di sebelah adiknya, ikut menatap ke luar jendela; mencari sumber yang membuat Jake senelangsa itu.

"Tadi abang bilang 'baper.' itu artinya apa?"

****


💁‍♀🖐
Jus't because I think like 'waw sepertinya menarique'
Let see aja lah ya ...
Enjoy.

Big Love, Nana💜

Dapat salam dari abang Jefry

Dapat salam dari abang Jefry

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mata Air GurunWhere stories live. Discover now