25

1.8K 244 20
                                    

Hari berlalu begitu cepat, sejenak Naruto merasa sakit di kepalanya ketika sadar, jika esok hari, dirinya dan Shawn akan bertemu lagi.

"Sasuke, apa kamu sibuk akhir-akhir ini?" Tanya Naruto ketika mereka sedang di tempat tidur. Sasuke sendiri tengah bersandar di kepala ranjang, mengetik sesuatu di laptop.

"Kenapa?" Sasuke bertanya balik.

"Apa kamu besok malam bisa datang ke acara modelingku?"

Sasuke menaikkan satu alisnya.

"Beri aku alasan, kenapa harus datang,"

"Itu," Naruto berpikir sebentar, "Aih, itu tidak penting, datang atau tidak?"

Sasuke berpikir sebentar.

"Apa imbalannya?" Sasuke menatap Naruto yang tidur di sampingnya.

"Pemeras, hanya datang kesana, dan kamu meminta imbalan?"

"Mm." Sasuke mengangguk takzim, dan Naruto menahan diri untuk tidak memukul wajah tak tau malu ini.

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Naruto pada akhirnya, ini sangat mendesak, jika Sasuke tidak datang, ia tidak tau harus berlindung dimana, agar Shawn tidak menganggunya.

"Bukankah sudah jelas?" Sasuke meraih tangan Naruto, dan meletakkannya di bawah perutnya.

"Bantu aku." Bisik Sasuke. Naruto segera menutup mata dengan marah ketika merasakan benda itu di telapak tangannya.

"Kamu mesum, mati saja!" Naruto ingin merenggut kembali tangannya, tapi Sasuke tetap menahannya, membuat tangan Naruto lebih menekannya.

"Pemalu. Seperti kita belum pernah melakukannya, kalau mau membantu dengan tanganmu, aku akan datang."

Naruto menggertakan giginya agar amarahnya tidak meledak.

"Ke kamar mandi." Gumamnya.

Dan malam itu, menjadi malam panjang dan panas keduanya.

"Kenapa merengut, itu keputusanmu sendiri untuk membantuku," Sasuke menusuk pipi Naruto, mereka sekarang sedang berada di dalam mobil. Keduanya sedang bersiap menuju butik yang akan Naruto datangi.

"Kesepakatannya adalah aku membantumu, kenapa kamu ... kamu, aku bangun kesiangan karena otak mesummu!"

"Kamu panas, apa itu salahku? Jika dibiarkan, kamu bisa impoten usia muda." Naruto meninju bahu Sasuke dengan kuat, hingga pria di hadapannya itu meringis kesakitan.

"Jalankan saja mobilnya, aku mau tidur." Naruto membenarkan posisi bantal lehernya dan menutup mata.

Sasuke berkendara di sekitar jalanan Tokyo, itu memakan waktu hampir satu jam, apalagi ditempat acara, jalanan sangat padat dengan orang-orang yang berkerumun. Setelah mendapat parkiran yang strategis, Sasuke menusuk-nusuk pipi Naruto, menyuruhnya bangun, dan Naruto yang terbiasa tidur dengan waspada, bangun di tusukan kedua.

"Ayo, kita sudah sampai."

Mereka keluar bersamaan, malam ini keduanya memakai pakaian serba hitam. Naruto membuka pintu penumpang untuk mengambil tasnya.

"Tunggu di depan, aku sudah menghubungi Denki agar kamu mendapat tempat duduk." ucap Naruto. Sasuke mengangguk, lalu memperhatikan sekitar yang sepi, ia mencuri satu kecupan ringan, dan keduanya berpisah.

Naruto masuk ke backstage, yang juga bagian tengah butik tersebut, sedangkan untuk panggung, mereka membuat area catwalk di depan.

Naruto meletakkan tasnya di sudut, dan sudah ada sembilan model, lima perempuan, dan sisanya lelaki.

TIME [SASUNARU]Where stories live. Discover now