28

1.6K 218 15
                                    

Sasuke terdiam mendengar nama asing yang Naruto ucapkan, tapi kebekuan itu hanya sementara, ia sekarang menggerakkan bahu pria itu agar bangun.

"Apa? Sudah selesai?" Tanya Naruto sembari menguap, ia bangun dengan posisi duduk.

"Mm, ayo pulang," Sasuke berdiri dan hendak mengambil beberapa berkas, sebelum ia berbalik lagi.

"Oh, dan bersihkan tempat ini dulu. Kamu hanya makan sendirian, tapi seperti habis digunakan untuk pesta."

Naruto nyengir mendengarnya dan mengangguk, ia mengambil semua bekas makan dan minumnya, setelah itu, keduanya pergi ke parkiran, menuju mobil hitam yang terparkir disana.

Sasuke duduk di kursi kemudi, ia mencoba untuk menyalakan mobil, namun kendaraan itu tak segera hidup.

"Tidak bisa dinyalakan" Tanya Naruto saat Sasuke mencoba untuk ketiga kalinya.

"Ya." Jawab Sasuke.

"Sudah berapa lama tidak reparasi?" Naruto kembali bertanya.

"Tiga bulan mungkin, aku tidak yakin."

Sasuke keluar dari mobil, yang diikuti Naruto juga.

"Tas ku masih di kampus, aku pesan taksi saja, pulanglah dulu." Ucap Naruto sembari bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

"Tunggu," Sasuke menjawab dan kembali ke mobil, ia membawa keluar sebuah coat dan mengunci mobilnya.

"Aku ikut, kita pulang bersama." Sasuke mengenakan jas itu dan menatap Naruto yang melihatnya.

"Apa?"

"Tidak, ayo." Naruto melangkah terlebih dahulu, ia sedikit terkejut ketika Sasuke memilih mengikutinya. Pria ini biasanya selalu acuh, dan membiarkan Naruto pergi kemana saja, perubahan kecil ini membuat Naruto merasa ada yang aneh.

Mereka tidak lama menunggu sampai taksi kosong datang, di dalam, keadaan sangat hening, karena Sasuke sibuk melihat-lihat berkas yang tadi dibawanya, sedangkan Naruto melamunkan tentang masa lalu kelamnya.

Naruto tidak yakin, tapi dia seperti memimpikan gadis yang selama ini menghantuinya, dengan senyum lembut dan mata kehijauannya, orang ini sangat hidup di dalam mimpinya. Naruto pikir, dia harus segera bertemu dengan dokter Shizune lagi.

"Melamunkan apa? Ayo turun." Sasuke menyenggol lengan Naruto dan turun dulu, Naruto menanyakan biaya perjalanan taksi, dan supir tersebut mengatakan kalau Sasuke sudah membayarnya.

Naruto akhirnya turun dan melangkah dimana Sasuke tengah berteduh di bawah pohon, walaupun sudah sore, hawa hari itu sangat panas. Naruto tersenyum melihat pria dengan wajah cuek itu tetap fokus pada lembaran di tangannya, kulit putihnya sedikit terpapar sinar matahari, Naruto berpikir, kalau kulit itu akan kemerahan sebentar lagi. Maka ia dengan terburu-buru, pergi ke ruangan terakhir ia mendapat mata kuliah, beruntung tas itu masih ada disana, ia segera berlari ke gerbang lagi, dan berdiri di hadapan Sasuke, ia mengangkat tangannya diatas dahi pasangannya untuk menutupi sinar matahari.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Sasuke dengan acuh, ia tidak menggerakan matanya dari kertas.

"Melindungi tuan putri dari sengatan sinar matahari."

Sasuke tiba-tiba mendongak.

"Apa?"

"Putriku, lihatlah, kulit putih ini pasti akan merah jika kamu berlama-lama disini, sangat tidak menyenangkan melihatnya, lihat, bintik-bintiknya sudah muncul, ayo cari taksi segera." Naruto mengambil lengan Sasuke dan menarik pria yang tertegun itu menuju ke tempat pemberhentian kendaraan umum. Setelah mereka menemukan tempat yang lebih teduh, Sasuke melepas genggaman Naruto dengan dingin.

TIME [SASUNARU]Where stories live. Discover now