27

1.7K 227 17
                                    

Tak ada yang berbicara, bahkan Naruto juga menjadi salah tingkah, ketika Sasuke menatapnya.

"Ikut aku." Sasuke berbicara untuk memotong keheningan, ia berjalan lebih dahulu, menuju parkiran.

Naruto mengangkat matanya, dan mengucapkan salam perpisahan dengan Mirai, baru berjalan cepat di belakang Sasuke. Mereka berhenti di depan mobil hitam milik Sasuke.

"Ingin kemana?" Tanya Naruto.

"Masuk." Sasuke tak menjawab pertanyaan Naruto, dan masuk ke dalam mobil dengan acuh, Naruto tertegun melihat Sasuke agak aneh, dan masuk ke dalam mobil.

Naruto memasang seatbelt dulu, baru memandang Sasuke ingin tau.

"Ayah meminta kita datang ke kantor," ucap Sasuke.

"Kita?" Tanya Naruto sembari menunjuk wajahnya sendiri.

"Mm." Sasuke menghidupkan mobil, dan keduanya keluar dari area kampus. Tak ada percakapan antara mereka, bahkan Naruto hanya bisa memainkan jarinya dengan bosan, saat sadar, Sasuke menyeretnya begitu terburu-buru hingga tas nya masih berada di kampus.

"Sasuke, kamu bodoh. Kenapa tidak bertanya dulu, apakah aku masih ada mata kuliah atau tidak?" Tanya Naruto, mengawali percakapan.

"Aku sudah melihatnya, tak ada mata kuliah lagi. Kenapa? Masih ingin mengejar wanita itu tadi?"

"Singkirkan pikiranmu yang mesum, tasku masih disana."

"......"

Keheningan melintas lagi.

"Apakah menyenangkan bekerja menjadi model?" Tanya Sasuke tiba-tiba, mobil mereka berhenti saat lampu merah menyala.

"Tentu saja aku menikmatinya, jika tidak? Kenapa aku bertahan sampai sejauh ini?"

"Apa kamu tidak khawatir, profesimu ini–"

"Hm?" Naruto mengangkat alisnya ketika Sasuke berhenti bicara. Sasuke memikirkannya lagi. Sepertinya, dia tidak dalam kualifikasi untuk menanyakan hal ini.

"Lupakan." Sasuke menghela nafas, dan memacukan mobilnya lebih cepat, hingga mereka tiba di sebuah gedung besar dengan warna dominan hitam dan abu-abu.

Ini pertama kalinya Naruto datang, jika diingat, sejak hari pertamanya tiba di Jepang, Naruto sama sekali belum bertemu Fugaku, pria tua itu sungguh sangat sibuk, bahkan tak pernah meluangkan waktu untuk bertemu putranya.

Sasuke turun dan berjalan di depan, ia mengangguk pada resepsionis, dan karyawan itu membalas tanpa bertanya lebih jauh. Mereka melanjutkan perjalanan lagi, menuju lift yang disediakan khusus untuk petinggi perusahaan.

"Sasuke, pakaianku seperti ini, apa tidak masalah?" Tanya Naruto, ia sendiri tidak memakai setelan formal, setidaknya pakaian Sasuke masih bisa diterima.

"Tidak masalah." Laju lift itu lebih cepat daripada yang biasa, hanya beberapa detik, mereka sudah tiba di lantai atas.

"Sekretaris Shin," Sasuke menyapa seorang pria paruh baya yang memakai kacamata rangka emas. Sedang duduk dengan komputer di hadapannya.

"Tuan Uchiha, direktur ada di dalam." Sasuke mengangguk dan berjalan ke dalam, diikuti Naruto. Mereka melihat ruangan besar dengan rak buku di mana-mana, tak ada yang spesial, hanya lukisan pegunungan di sudut.

"Ayah," panggil Sasuke, dan pria setengah baya itu mendongak, ia menatap Sasuke sebentar, sebelum melihat Naruto yang tertegun di belakang.

"Naruto, sudah lama tidak bertemu, apakah kamu nyaman tinggal di apartemen?" Tanya Fugaku dengan nada hangat.

TIME [SASUNARU]Where stories live. Discover now