36

1.7K 227 29
                                    

"Ayo ikut."

Naruto yang sedang menguap di depan wastafel, mendongak untuk melihat Sasuke melalui pantulan kaca.

"Kemana?" tanya Naruto.

"Kamu bilang ingin melihat piano milikku, kita ke mansion," ajak Sasuke.

"Wah, akhirnya kamu menepatinya, kukira kamu sudah lupa," Naruto tersenyum dan berbalik untuk melihat Sasuke.

"Ayo."

Sudah sekian lama sejak Naruto mendapatkan mobilnya, mereka jarang berpergian bersama, duduk dan mendapatkan pembicaraan ringan, ketika suara mesin mobil menjadi pemecah kecanggungan, dan komentar-komentar kecil tentang apa yang mereka lihat di jalanan, menjadi teman. Sejenak, mereka mengenangnya.

Mobil yang di kendarai Sasuke merapat ke sebuah mansion besar keluarga Uchiha, Naruto turun dan mengamati bangunannya, mereka mengadaptasi gaya bangunan Eropa kuno, terlihat di dekorasi, balkon, dan jendelanya, aura itu sangat terasa.

Sasuke turun setelahnya, dan Naruto mengekori langkah pria itu ke dalam rumah. Ada beberapa karyawan yang mondar-mandir menggunakan seragam yang sama.

"Selamat datang, tuan muda," Naruto menoleh pada seorang pria paruh baya, ia ramping dan menggunakan jas hitam, penampilannya sangat rapi.

"Ayah dimana?" tanya Sasuke setelah mengangguk singkat.

"Direktur pergi perjalanan bisnis ke Wina di pagi hari." Jawabnya dengan sopan, melihat semuanya serba rapi, Naruto menjadi sedikit canggung.

"En, lanjutkan apa yang kamu lakukan, jangan ganggu kami."

Kepala pelayan tadi mengangguk, dan pergi ke dapur sedangkan Sasuke mengajak Naruto ke lantai dua, dimana kamarnya berada.

"Sejak mendapatkan apartemen, kamar ku jarang disentuh lagi, mungkin sekarang sudah agak kotor," ucap Sasuke sembari mendorong pintu yang terbuat dari kayu mahoni, Naruto mengintip ke dalam dan tercengang.

Kamar itu mirip seperti ruangan milik anak remaja normal. Dimana ada berbagai poster band ternama di dindingnya, disana terdapat juga ring mini, dan piano berwarna hitam di sudut.

"Aku dulu menyukai berberapa komposer terkenal, seperti Bach, Beethoven, dan Chopin. Jadi aku membeli banyak poster dari mereka." Sasuke berjalan ke dalam dan melemparkan jaket di lengannya ke tempat tidur, lalu berbaring telentang.

"kemari," Sasuke menepuk ruang kosong disebelahnya, dan Naruto duduk disampingnya.

"Ini pertama kalinya aku membawa orang lain, masuk ke dalam kamar ini," ucap Sasuke, ia menumpukan kedua tangannya di belakang kepala.

"Oh benarkah? aku tersanjung," jawab Naruto, ia melirik pada pasangannya, dan bertanya dengan pelan.

"Ngomong-ngomong, sepertinya aku tidak pernah bertemu Ibumu, dimana beliau?"

Sasuke tidak segera menjawab, ia menatap langit-langit kamar terlebih dahulu, seperti berpikir hendak menjawab apa.

"Wanita itu? Heh," Sasuke tertawa sinis, "dia pergi dengan pria lain, demi pria itu, dia tega meninggalkan keluarganya, dan karenanya, hubunganku–" Sasuke berhenti di kalimat itu.

"Ada apa dengan hubunganmu?" tanya Naruto penasaran, tapi Sasuke tak menjawab selama beberapa waktu.

"Ingin melihatku bermain piano?" tanya Sasuke tiba-tiba setelah mereka diam.

"Oh, baiklah."

Sasuke bangun dan menekuk jari-jarinya hingga berbunyi, ia lalu menyiapkan pianonya terlebih dahulu. Naruto mendekat untuk melihat lebih jelas, ia mencari, dan menemukan satu huruf "S" tunggal di pojok. Sebelum pikiran Naruto melayang kemana-mana, ia mendengar intro sebuah lagu, yang terlihat sedih dan mendayu-dayu.

TIME [SASUNARU]Where stories live. Discover now