41-Four Season, which is true?

1.5K 208 44
                                    

Naruto dan Sasuke benar-benar mengurus paspor dan tiket. Saat ini, libur musim semi telah datang, Naruto memakai beanie cokelat yang selaras dengan coatnya. Sementara Sasuke sibuk mengisi formulir, Naruto disebelahnya tengah sibuk dikerumuni gadis-gadis, popularitasnya semakin menanjak, ia menjadi terkenal di Jepang.

Sasuke menyerahkan formulir yang dibutuhkan, dan menoleh ke samping, ada seorang gadis yang merangkul lengan Naruto, sangat lengket.

"Sudah selesai?" tanya Sasuke setelah Naruto berhasil menyingkirkan wanita itu.

"Mm, mau kemana lagi kita?" tanya Naruto kemudian, ia membenarkan beanienya dan berdiri, berjalan berdampingan dengan Sasuke.

"Makan siang." jawab Sasuke, mereka berbincang pembicaraan ringan sampai ke tempat parkir.

"Biar aku yang mengemudi," ucap Naruto, ia berlari kecil mengitari pintu mobil, dan masuk ke dalam.

"Sasuke, ayahmu sudah tau rencana kita?" tanya Naruto ketika mobil mereka menderu di jalan raya, Sasuke sibuk dengan ponsel saat Naruto menanyainya.

"Orang tua itu tidak akan peduli dengan apapun yang ku lakukan, tidak perlu persetujuannya." Sasuke mendongak dan menoleh pada Naruto.

"Turunkan aku disini," ucapnya.

"Hm, kenapa?" tanya Naruto, ia meminggirkan mobilnya ke tepi.

"Harus pergi ke suatu tempat, aku akan kembali nanti malam." Sasuke terlihat buru-buru saat turun dari mobil, ia berlari menuju taksi kosong, dalam sekejap, taksi itu sudah menghilang diantara ratusan mobil lain.

Naruto mengamati itu semua dari balik spion, ia hanya bisa menahan nafasnya melihat Sasuke pergi, ia tidak bisa menahan pria itu. Naruto hanya menghela nafas pelan dan mengambil ponselnya, lalu mencari sebuah nama di bagian kontak telepon.

[Dokter Shizune, bisa kita bertemu hari ini?]

Naruto berjalan pelan mengitari lorong, rumah sakit ini senyap, hanya ada beberapa suara roda yang didorong dan bau obat tajam, Naruto masuk ke ruangan familiar, sudah ada dokter Shizune yang menanganinya beberapa bulan ini.

"Selamat datang tuan Uzumaki, duduklah." Naruto duduk dan mengamati tembok putih tulang di belakang dokter Shizune.

"Sudah lama sekali semenjak kunjungan terakhirmu, apakah tuan baik-baik saja?" tanya Shizune dengan nada hangat, Naruto selalu suka jenis suara ini.

"Aku baik-baik saja, kebetulan obatku habis, jadi aku ingin mendapatkannya lagi."

"Ya, akan ku buatkan resepnya lagi," Shizune membenarkan kacamatanya sebelum mencatat sesuatu di kertas.

"Apakah kamu masih cemas akhir-akhir ini?" tanya Shizune di sela-sela kegiatannya.

"Obatnya banyak membantu, mereka cukup efektif daripada minuman alkohol," jawab Naruto.

"Baik, tapi kurangi alkohol yang kamu konsumsi, itu bisa mempengaruhi fisikmu, kamu seorang bintang terkenal, wajah dan tubuhmu adalah aset utamanya, bukankah begitu?"

"Darimana dokter tau pekerjaanku?" tanya Naruto penasaran.

"Lihat, itu mengejutkanku di pagi hari." Shizune menunjuk ke arah jendela, tepatnya disamping jalan, fotonya terpampang besar di billboard.

"Ah, ternyata aku memang sangat terkenal." gumam Naruto.

"Apakah pekerjaanmu sangat sibuk akhir-akhir ini? Perhatikan juga istirahatmu," ucap Shizune kemudian.

"Aku biasanya pergi ke studio prnotretan, dan jadi kasir di malam hari. Namun sejak pekerjaanku menumpuk, aku tidak bekerja jadi kasir lagi."

"Ah, kudengar kamu jatuh sakit beberapa hari yang lalu,"

TIME [SASUNARU]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt