3. I Can See You

1.2K 179 1
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote ya❤
Lapak ini nggak ke urus haha. Kalo suka add ke Library biar selalu dapet notif update!

***

"Loh, kok buru-buru banget, Bang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Loh, kok buru-buru banget, Bang. Antari mau bareng juga." ucap gadis itu.

Alwi sibuk menyaut jaket, Jas putih dan kunci mobil. Ia menatap sepupunya tengah duduk di ruang makan. Lalu Alwi mendekat mengusap kepala Antari.

"Maaf ya, hari ini kamu berangkat sama pak supir aja. Saya ada kegiatan pagi di Rumah Sakit." ucapnya.

Antari mencebik. Ia mengangguk dengan bibir mengerucut. "Hati-hati ya, Bang. Eh nggak sarapan dulu?"

"Nggak keburu, Ri. Duluan ya."

Alwi bergegas menuju Rumah Sakit Jiwa. Pagi ini ada agenda senam serentak untuk pasien jiwa. Alwi harus datang lebih awal untuk membantu apa saja. Walaupun tugasnya hanya sebatas mengawasi dan menerapi pasien, tapi Alwi merasa bertanggungjawab atas semua yang ada di sana tanpa terkecuali.

Sesampainya di sana, halaman utama sudah dipenuhi orang-orang yang mulai bergerak-gerak mengikuti irama lagu. Alwi bergabung mengawasi. Sesekali memberi arahan pada pasien. Atau ikut senam agar mereka juga mengikuti gerakan Alwi.

Setelah cukup berkeringat, Alwi menuju koridor. Senam selesai, ia duduk meneguk minumannya. Pandangannya terusik oleh dua suster yang menggandeng seorang gadis berambut panjang, memeluk boneka kecil berwarna hijau pudar.

Alwi berdiri, mengikuti kemana mereka akan pergi. Langkahnya tidak begitu kentara bahwa ia mendekati mereka. Namun cukup membuatnya bisa menatap wajah gadis yang semalam menguasai pikirannya. Lentera Gulita.

"Hari ini jadwalnya kamu berjemur. Biar sehat, duduk di sini ya." ucap suster sembari mendudukkan Lentera di kursi besi. Mereka berada di taman Rumah Sakit. Terik pagi hari baik untuk kesehatan tulang.

"Bagaimana semalam? Lentera mimpi apa?" Ini suster Almira. Hari ini ia sift pagi. Ia yang paling bertanggungjawab atas Lentera. Ia menyayangi Lentera.

Gadis itu menggeleng. Tatapannya kosong. "Aku lupa mimpi apa, tapi tidurku nyenyak." jawabnya.

"Waw. Terdengar cukup baik. Sekarang Lentera berdiri. Gerakan tangannya. Kita olahraga sebentar ya." ucap Suster Almira.

Lentera berdiri, memeluk dino. Lantas mengikuti gerakan yang di contohkan dua Suster itu.

"Anggukan kepala ke depan delapan kali, lalu ke belakang delapan kali." ucap Suster satunya.

My Perfect PsikiaterWhere stories live. Discover now