18. Dia, Senjana Dan Luka

816 120 28
                                    

Siapin hati buat part ini! Kalian akan bertemu Senjana.

Part ini, kalian akan mendapatkan jawaban dari sebagian rahasia mengenai cerita My Perfect Psikiater.

So, jangan lupa bayar parkir dulu haha.

Now playing: 🎧 Hurt So Good~Astrid

Happy reading!

🌷🍦🍫🦕

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo samperin Senjana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo samperin Senjana."

Lentera begitu antusias, menarik lengan Alwi menuju tempat dimana Senjana berdiri. Alwi membiarkan gadis itu mengekspresikan kebahagiaanya, walaupun dalam benaknya, Alwi sangat terpukul. Ia mulai menyadari banyak hal, terutama tentang dirinya yang lupa bahwa Lentera adalah pasien Skizofrenia.

"Senjana, aku kangen banget sama kamu." ucapnya lantang. Memeluk Senjana begitu erat. "Oh iya, itu Dokter Alwi. Kalian kenalan dulu deh." Lentera memaksakan tangan laki-laki itu untuk menjabat tangan Senjana.

"Kok diem aja sih?" gumam Lentera.

Alwi menggeleng menepis lamunannya. Ia memandang Lentera yang begitu ceria. Gadis itu tidak peduli bagaimana perasaan ia yang sesungguhnya. Senjana adalah pelipur lara. Senjana adalah obat daripada luka yang ia derita.

"Kamu udah janji nggak akan cuek ke Senjana, cepetan sapa sahabat aku." ujar Lentera kesal.

Alwi bergeming. Ia memejam lantas membuka mata, dilakukan terus menerus sampai rasa pening di kepalanya hilang. Setelah itu ia memungut kesadaran yang berantakan di otaknya.

"Kamu nggak mau? Padahal Senjana baik, kamu yang jahat nggak nyapa sahabat aku." ketus Lentera. "Aku mau ke taman aja. Mau main sama Senjana."

My Perfect PsikiaterWhere stories live. Discover now