-OVER

805 98 17
                                    

32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32. Over

Loving you is a losing game

Arcade-Duncan Laurence

Semua orang menatapnya aneh, terkejut saat melihatnya hanya tertawa sebagai reaksinya. Mengapa dia malah tertawa? Apa ini hanyalah lelucon semata? Seorang perempuan yang masih menunggu tawa sialan itu agar berhenti geram melihatnya.

Kekehan terakhirnya membuat sepasang mata yang berada disitu sedikit khawatir. Khawatir apa yang akan terjadi selanjutnya.

Adel, perempuan itu meraup wajahnya setelah tertawa kencang. Damn it! Dia gak boleh terlihat lemah pada sekumpulan manusia bajingan ini. Hal yang selama ini menurutnya sangat berharga ternyata hanyalah permainan konyol yang diperankan oleh lelaki bernetra biru itu. Mengingatnya sungguh ingin rasanya Adel mencongkel kedua mata polosnya.

"Well ... Aren't you going to thank me?" Gadis berambut ombrean ungu tua itu akhirnya berbicara kembali. Merasa bangga karena dirinya membocorkan akhir permainan dari Louis. Ya walaupun ponsel yang berisi banyak sesuatu berharga harus dikorbankan karena amukan perempuan berwajah oriental itu.

"Who are you? Are you a hero?" Suaranya meninggi. Tumpukan gelas yang masih berisi alcohol itu dibanting dengan sangat kencang hingga orang-orang disekitarnya reflek menghindar.

Karena merasa kesal melihat bibir bitch itu tertawa, Adel dengan sangat reflek mengambil pecahan kaca lalu menjulurkannya pada wajah Katt. Namun, dengan sigap Louis merengkuh tubuh Adel yang telah kehilangan kontrol. Mencoba membawa perempuan itu pergi dengan susah payah.

"See you around Shareninna. Have a fucking fantastic day." Katt tergelak saat Louis membawa Adel pergi dengan susah payah.

"FUCK YOU!"

"Lepas anjing!" Adel menepis kasar tangan Louis tanpa menoleh pada wajah lelaki itu. Jujur saja, Adel tak pernah merasakan kekecewaan sebesar ini.

Mengingat Louis yang mengambil first kissnya dengan merekam kejadian itu tanpa rasa bersalah. Mengingat lelaki itu yang selalu bermulut manis saat berbicara perjanjian mereka. Kalau saja saat ini dia berada di Indonesia, Adel akan pergi sejak tadi. Namun dengan perasaan bingung dan marah, perempuan itu hanya diam. Tak tahu harus pergi kemana.

Rasa kecewanya semakin menjadi ketika Louis hanya diam saja. Padahal Adel berharap lelaki itu menjelaskan sesuatu. Kenapa dia harus menjadi perempuan bodoh saat ini? Nyatanya, Adel masih menunggu Louis berbicara.

"Adel?" Louis menahan tangan Adel dengan gelang yang masih melingkar di pergelangannya. Mereka menatap gelang itu bersamaan selama beberapa detik hingga Adel tersadar. Menepis tangan Louis lagi, perempuan itu menyentak gelang yang dikenakannya hingga putus.

"Selamat karena lo udah jadiin gue bahan mainan. Dan ya, lo menang," ucap Adel tersenyum lalu melemparkan gelang itu.

Hampir saja air matanya menetes kalau dia tidak mengerjapkan kelopak matanya.

Love U my British Boy! [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang