-BESTFRIEND

808 85 11
                                    

35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

35. Bestfriend

Adel duduk melamun diluar ruangan Tama berada. Wajahnya sembab sejak kemarin dia terus menangis bahkan bunda dan ayah yang masih mencoba untuk mengajaknya berbicara tidak dia hiraukan. Mencoba untuk menghiraukan perutnya yang sejak tadi meronta untuk meminta makan.

Perempuan itu menatap pantulan dirinya melalui kaca yang tertutup oleh gorden. Rambutnya hanya dicepol asal, bibirnya kering dan pucat, serta matanya bengkak. Percayalah dia merasa sangat mengerikan saat ini. Tak ingin memperlihatkan wajah mengenaskannya, Adel menutup kepala dengan tudung hoodie yang ia kenakan.

Risa yang datang dari kantin rumah sakit, diam-diam melihat sahabatnya dengan sedih. Harusnya ada sedikit semangat dalam diri Adel saat dokter mengatakan bahwa kondisi Tama mulai membaik tadi pagi. Ya, walaupun lelaki itu masih tak sadarkan diri.

Entah mengapa Risa berfirasat bahwa kesedihan yang dipancarkan Adel bukan hanya tentang abangnya. Namun karena tak ingin memperkeruh suasana, Risa hanya diam saja. Nantipun jika memang Adel memiliki masalah berat, pasti sahabatnya itu akan bercerita.

"Makan dulu ya. Lo dari semalem gak makan del," ucap Risa menyodorkan dua bungkus roti dan sebotol air mineral. Adel hanya menatapnya tak minat.

"Lo butuh energi setidaknya untuk menjaga kak Tama." Risa membuka tutup botol air tersebut lalu memberikannya pada Adel hingga perempuan itu meneguknya sedikit.

"Nih," ucap Risa lagi usai membuka bungkusan roti.

Adel tersenyum sejenak, "thanks."

"Dua hari lagi kita masuk sekolah. Gue berharap lo jangan sampai sakit karena kurang istirahat. Nanti lo sakit, gue gak ada temen," lirih Risa sedih. Bagaimana tidak, dari kemarin saat perempuan itu pulang dari London, Adel hanya diam. Bahkan sering melamun dan menghiraukan orang lain saat diajak bicara.

Adel hanya mengangguk simpul sebagai jawabannya.

Otak Risa terus berputar untuk mencari topik obrolan. Dia tidak tega saat Adel kehilangan semangat dan terus melamun seperti ini. "By the way lo bawa pesenan gue dari London kan?"

"Hm ada di rumah."

"Gimana London? Ketemu sama yayang Louis lo gak?"

Tak sadar dengan kalimat yang Risa lontarkan, tubuh Adel menegang. Raut wajahnya kembali datar saat Risa menatapnya. Hingga Risa tersadar, perempuan bermata sipit itu segera bungkam.

Bahkan untuk mendengar nama Louis saja, tubuh Adel bereaksi muak. Tangannya terkepal menahan emosi disertai dengan beberapa bulir kristal bening yang turun dari kedua netra matanya begitu saja. Adel segera menepis air mata itu begitu cepat, bertepatan dengan bunda dan ayah yang datang seraya membawa beberapa paperbag keperluan mereka.

"Bunda sama ayah sudah istirahat. Sekarang gantian Adel sama Risa ya? Risa temenin Adel istirahat dirumah mau kan?" Tanya bunda tersenyum pada keduanya.

Love U my British Boy! [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang