"Temen natal hiks!"

11.5K 1.2K 83
                                    

Di jam istirahat, semua murid di kelas A berhamburan keluar kelas untuk bermain atau sekedar membeli jajan. Kecuali satu, si bayi Jung yang asyik memasang puzzle mobil pemadam kebakaran dengan ditemani sekotak susu strawberry kesukaannya.

"Uu~ Noie mau mobil ini~" Ujarnya ketika si puzzle telah berhasil terselesaikan.

"Nono~ Ayo main ke taman~!"

Sontak Jeno yang sedang berkhayal menaiki mobil pemadam kebakaran menoleh ke arah pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sontak Jeno yang sedang berkhayal menaiki mobil pemadam kebakaran menoleh ke arah pintu. Matanya berbinar begitu mendapati Haechan, Jaemin dan Renjun di sana.

Tanpa menunggu lama, Jeno langsung berdiri hingga membuat puzzlenya tertendang dan kembali berantakan. "Ah ayo ayo!" Ujarnya sambil berlari menghampiri Jaemin, Renjun dan Haechan.

Mereka yang sedang akur berjalan secara beriringan menuju taman di halaman depan TK.

"Ayo naik itu~!" Jaemin menunjuk salah satu mainan di pojokan taman.

Jeno terdiam. Ah! Ia ingat mainan itu, "no~! Noie ndak mau~"

"Ayo Nono~" Haechan segera menarik paksa Jeno dan membawanya ke mangkuk putar.

Dengan bantuan Renjun dan Jaemin, Jeno berhasil naik dengan paksa ke mangkuk putar.

"Noie ndak mau! Tulun!" Mata Jeno sudah memerah,  ia sudah berontak ingin turun. Tapi sayang, Haechan memeluknya dengan erat hingga Jeno sama sekali tak bisa bergerak.

"Ndak boleh! Ayo putar Njun!" Teriak Haechan dengan riangnya.

Dan

Wush!

Mangkuk putar bergerak dengan kencangnya.

"Aaaa~!"

Jeno berteriak sekencang-kencangnya. Jantungnya serasa di pompa paksa. Dia pernah naik ini dengan ayahnya, dan mangkuk putar adalah kenangan buruk baginya.

Dulu, Jaehyun pernah mengajak Jeno bermain ini. Jeno awalnya suka, tapi lama-lama ia pusing dan mual. Jeno hanya diam, ia tak mengatakan apapun pada sang ayah. Hingga Jaehyun semakin mempercepat putarannya. Sekeras mungkin Jeno meminta ayahnya untuk berhenti, ia ketakutan, tapi, Jaehyun yang sedikit jahil memberikan satu putaran lagi sebelum menurunkan Jeno.

Apa yang terjadi setelahnya? Jeno menangis keras karena muntah di tempat. Dan lebih parahnya, keesokan harinya, tubuhnya demam karena ketakutan.

"Undaaaa~~~!"

Jaemin yang mendengar Jeno berteriak berfikir jika bocah gempal itu berteriak senang, jadi, putra Park Chanyeol itu mendekat dan membantu Renjun untuk memutar mangkuk putar "Ayo putal putal~"

Wush

Putaran semakin kencang, Jeno yang ada di pelukan Haechan mulai menangis ketakutan.

"Unda hiks!"

Haechan terdiam, ia mulai merasakan bajunya basah.

"Stop! Belentii~! Nono nanis!"

"Huh?!" Jaemin dan Renjun segera menghentikan putaran mereka.

"Nanis telus!" Cibir Renjun.

"Unda~" Jeno semakin mengeratkan pelukannya.

"Udah belenti, tulun Nono." Jaemin mengulurkan tangannya untuk membantu Jeno turun.

Jeno bergeming. Ia lalu melihat sekitarnya, tak ada lagi yang berputar.

Melihat kesempatan itu, dengan tergesa-gesa Jeno langsung turun. Ia menghiraukan uluran tangan Jaemin. Secepat yang Jeno bisa, ia berlari menuju mana saja asal jauh dari ketiga temannya.

"Nta maap?"

Suara Haechan mengejutkan Renjun dan Jaemin. Setau mereka, Haechan tak pernah meminta maaf atas kejahilannya.

"Ayo!" Jaemin pun menggandeng Haechan untuk menyusul Jeno.

"Huh! Nanis telus!" Yah, meskipun terus menggerutu, Renjun tetap mengikuti Haechan dan Jaemin.

Mungkin mereka terlalu keterlaluan.

.

Bermenit-menit kemudian, mereka sama sekali tak menemukan Jeno. Semuanya sudah mereka masuki. Kelas A, kelas B, Kelas TK besar, UKS bahkan ruang guru dan ruang kepala sekolah. Nihil. Jeno tak ada dimanapun.

Kaki mereka sangat mungil untuk mengelilingi seluruh TK yang luas itu. Tentu saja mereka lelah.

"Halo? Sedang apa kalian?"

Mereka, yang sedang mengintip kamar mandi dikejutkan oleh kehadiran Sunny.

"Nono mana bu gulu?" Tanya Jaemin pada gurunya Jeno itu.

"Jeno?"

"Hu'um!"

"Dia pulang, tadi nangis terus muntah, kenapa memangnya?"

"Pulang?"

"Iyaa~ Dah yuk masuk ke kelas~ Jeno udah aman sama bundanya~ Jangan khawatir~"

.

"Noie ndak mau cekuyah!" Protes Jeno pada gendongan sang bunda.

Yah~ Doyoung memutuskan untuk membawa pulang putranya.

"Loh~ Kenapa?" Tanya Doyoung sambil mengusap kening Jeno yang basah dan hangat.

"Temen natal hiks!"

"Ugh~ Anaknya bunda~" Doyoung yang gemas mengusak rambut Jeno, "besok bilang sama temennya, kalo Jeno nggak mau naik itu~"

Jeno mendongak, "udah~ Api Echan, Njun, Nana, natal!"

"Besok dikasih tau temennya, jangan nakal, kalau nakal nanti nggak di sayang temennya~"

"Humm~"

Sembari digendong keluar TK, Jeno menenggelamkan kepalanya ke leher Doyoung.

"Ayah masih rapat, nggak bisa jemput. Naik becak mau? Bunda liat di perempatan ada becak~"

"Cak cak?! Mau~ Ayo unda~"

"Okey~"

.
.
.
TBC~

Jeno SafariWhere stories live. Discover now