"P-pintol um Sihun~"

3.2K 522 11
                                    

"Um Sihun~~ Xixi~"

Sehun langsung menegakkan tubuhnya. Ia tak mengira pukul 7 pagi, dengan suasana pagi yang indah, ia mendengar suara si kecil dari keluarga Jung.

Setan cilik ini!

Mata sipit Jeno menatap Sehun dengan penuh binar. "Um Sihun mau mana um Sihun?"

"Ke taman sama Vivi.

Dari balik tubuh Jeno, Sehun mendapati Jaehyun menyeret Doyoung masuk ke rumahnya.

Ting

Mata Sehun melotot melihat Jaehyun mengerlingkan mata padanya.

Jung Jaehyun!

"Ikutt~~ Noie ikut~"

Sebelum Sehun menolaknya, Jeno memegang kuat celana training abu-abu si pria dewasa. Tak hanya itu, Jeno menatap omnya memelas.

"Awas kalo nakal."

"Noie ndak nakal! Unda bilang anak baik!"

"Nyenyenye."

"Um Sihun!"

Mereka pun berjalan beriringan menuju taman dengan Vivi yang memandu jalan.

Tangan gempal Jeno pun ikut memegangi tali harness Vivi.

"Xixi~"

Ekor anjing putih dengan tali harness bergerak dengan cepat. Jeno bingung, ia kira Vivi tak nyaman dengan ekornya, oleh karena itu Jeno meminta Sehun untuk melepas ekor Vivi.

"Pffttt~ Itu namanya senang Jeno. Makanya ekornya gitu."

"Ooo~ Pi Noie ndak~" Jeno menengok pantatnya, melihat apakah ia punya ekor yang bergerak cepat saat senang.

"Kamu mana punya astaga~"

"Xixi~ Noie ndak punya~ Um Sehun punya?"

Jeno menengok pantat omnya. Ternyata Sehun tak memiliki ekor seperti dirinya. "Um Sihun ndak punya~!"

Senyum Jeno mengembang.

"Nti kalo punya gini um Sihun! Guk! Guk! Um Sihun~ Guk! Guk~! Xixixii~"

"Ha ha?"

Sehun harus apa dengan Jeno. Rasanya ia menyerah menanggapi Jeno yang random seperti ini.

"Ayo ayo um Sihun ke taman~ Nti beli pintol ya~" Jeno menggenggam tali harness Vivi sebelum menarik tali itu agar Sehun kembali berjalan.

.

Jeno dan Sehun berjalan mengelilingi taman hampir 15 menit. Mereka yang lelah memilih beristirahat di bangku taman.

"Om titip Vivi. Jangan di lepas talinya ngerti?"

Jeno mengangguk pelan. Sebenarnya ia tak menangkap pesan omnya dengan baik. Matanya pun beralih pada tali Vivi yang diikat di siku bangku.

Mengapa jangan di lepas talinya Vivi? Apa yang terjadi jika tali itu di lepas?

Jeno tak mengerti.

.

Tak

Mata Jeno berbinar menatap Vivi yang berlari riang menjauhinya. "Pipi lali lali~~"

"JENOOOOOO~!"

"Huh?"

Sehun mendekat dengan mata berapi-api.

"Kenapa di lepas?!"

Tanda bahaya! Sehun tidak terlihat bersahabat.

"N-noie ndak tau~" Jeno menunduk takut.

"Kan udah dibilangin! Jangan di lepas!"

"Hiks!"

Jeno menangis saat itu juga. Dirinya benar-benar tak tau jika melepas tali bisa membuat Vivi kabur. Tak ada yang memberitahunya tentang itu.

"U-undaa~"

"Jangan nangis!"

"Hiks!"

Sehun tarik Jeno agar mengikutinya mencari Vivi. Ia tak peduli jika Jeno menangis sepanjang jalan. Anjing putihnya itu harus ketemu sekarang juga.

Unda~ Tolong Noie~

.

Di sepanjang jalan Jeno terus menangis. Ia takut dengan Sehun yang sama sekali tak menghiraukannya. Bahkan tarikan omnya semakin kencang.

Guk!

Langkah Sehun terhenti.

Seekor anjing putih terlihat sedang bersama seorang wanita.

"VIVI!"

Sehun pun melepas tangan Jeno dan berlari menemui anjingnya.

"Permisi, mbak ini anjing saya."

Si wanita yang bersama Vivi mendongak. "Oh iya iya. Hati-hati mas kalo bawa peliharaan keluar."

"Iya mbak maaf, tadi ponakan saya nggak sengaja ngelepas harnessnya."

"Ooo~"

"Makasih ya mbak udah di jagain." Sehun langsung mengambil tali harness dari wanita tadi.

"Iya sama-sama."

Dan saat Sehun berbalik, ia tak mendapati Jeno di belakangnya. Anak berusia 5 tahun itu menghilang entah kemana.

Mati aku!

.

"Jeno!"

"Jenooo!"

Sehun panik. Jika Jeno hilang bisa jadi ini adalah hari terakhirnya melihat dunia. Jaehyun dan Kai tentu akan merebusnya dan menjadikannya sup. Belum lagi Doyoung, anak manis itu pasti akan mengutuknya jadi batu.

"JENO!"

Guk! Guk!

Sehun menghentikan langkahnya saat melihat anak yang dicarinya duduk di tangga perosotan.

"Ayo Vi!" Sehun tarik Vivi untuk menemui Jeno.

"Jeno~" Sehun menali Vivi pada pegangan tangga perosotan.

"Hiks!"

Yang tua lantas menggendong si kecil yang menangis. "Maaf~"

"Um Sihun nakal huwaaaa~!" Jeno menenggelamkan wajahnya ke leher Sehun. 

"Jeno juga kenapa lepas lepas talinya, untung aja Vivi ketemu, kalo nggak?"

"Noie ndak tau huhuu~ Maap um Sihun~"

"Iya~ Ayo pulang."

"P-pintol um Sihun~"

"Ya~"

Bahkan disaat yang seperti ini Jeno masih mengingat pentolnya.

.

Omake

"Salahmu! Emang itu salahmu!"

"Ya nggak dong! Orang ponakanmu yang ngelepas."

"Kamu yang udah dewasa, tau bener salah, kenapa malah nitip anjing sama anak TK?"

"Ya aku kebelet pipis? Aku harus bawa Vivi masuk kamar mandi? Nanti kalo mainanmu di gigit gimana?"

"YA TUHAN OH SEHUN MULUTMU!"

"Nanti kamu nggak ada mainan Kai."

"DIAM ATO KU CEKIK KAMU!"

.
.
.
TBC~


Jeno SafariWhere stories live. Discover now