"Pacal apa Makli?"

5.1K 820 117
                                    

Hah~

Berapa banyak Doyoung menghela nafasnya pagi ini?

Ketika pulang dari pasar disuguhi mobil Jaehyun masih belum kering, bahkan air menggenang dimana-mana. Dan parahnya di dalam rumah, Jeno tengah menangis di pangkuan Jaehyun dengan pelipis kiri yang benjol.

"Masih sakit kepalanya?"

Jeno yang kini berada di pangkuan Doyoung menggeleng pelan.

"Sekarang udah tau rasanya lari-lari dirumah terus gelundung? Sakit kan?"

"Iya."

"Masih mau lari-larian lagi?"

"Ndak mau~ Pi ayah kejal Noie~"

"Abis ini bunda bilang sama ayah. Tapi Jeno janji ya nggak lari-lari lagi."

"Iya."

Selesai menenangkan Jeno, Doyoung lalu menemui Jaehyun di depan.

"Mobilnya gimana?"

"Aku panggil orang bengkel kesini biar di derek. Sekalian servis."

"Ohh." Doyoung mengangguk paham. "Aku minta besok-besok jangan ajak Jeno lari-larian."

"Maaf bun, abisnya gemes, bisa-bisanya dia masukin air ke knalpot. Kan mogok mobilnya."

"Kalo gitu ntar pas kamu nyuci mobil aku taruh camilan di depan, jadi nggak perlu masuk rumah."

"Ugh~ Perhatiannya~"

"Kalo perhatian sama Seokjin ntar marah."

"Iyalah!"

"Tante~ Om~"

Jaehyun yang sensitif terhadap suara itu langsung menoleh ke pagar. Bocil ini.

"Hei Mark~ Mau manggil Jeno apa main kesini?" Ujar Doyoung sambil berjalan menuju gerbang.

"Main nte."

"Udah mandi ya?"

"Udah nte~"

"Wah Jenonya belum mandi, tunggu bentar ya."

"Iya~"

Mark lalu mengikuti Doyoung masuk kerumah. Niatnya ingin ikut melihat Jeno mandi.

Sebelum sempat Mark mengikuti istrinya lebih jauh, Jaehyun sudah menarik tangan Mark untuk berhenti. "Mau kemana heh?"

"Liat Jeno mandi om."

"Hey hey~ Kepada tuan Lee yang terhormat, mending ikut om ke gudang."

"N-ngapain om?"

"Rahasia~"

.

Di kamar mandi, Jeno yang ditanggalkan bajunya menatap bundanya tak percaya. Pasalnya tadi sang bunda bilang jika Mark ada di rumahnya.

"Makli cini unda?"

"Iyups! Sama ayah di depan."

"Uwaa~ Nti Noie mau ke lapangan unda!"

"Tentu~"

Selepas mandi, Jeno langsung mencari keberadaan Mark. Mulai dari ruang tengah, dapur, ruang tamu, bahkan teras Jeno sama sekali tak menemukan temannya.

"Makli mana?"

Jeno berjalan gontai menuju depan tv. Pikirnya Mark telah pulang karena ia kelamaan mandi.

"Napa tinggal Noie~" gumamnya.

Langkah Jeno tiba-tiba terhenti. Ia mendengar samar suara tawa di belakang rumahnya. Makli?!

Langsung saja Jeno berlari ke sumber suara.

"Ayah? Makli?"

Di depan matanya terlihat sang ayah dan Mark tengah bermain basket. Mereka terlihat begitu senang sampai suaranya tak dihiraukan.

Dan sejak kapan ada tiang ring basket di dekat gazebo?

"Makli!"

"Bentar Jen!"

"Tangkap Mark!" Jaehyun mengoper bola ke Mark.

Hup

"Lempar!"

Mark lalu melempar bola ke ring.

Dan

"MASUK OM!"

"Keren Mark~"

Jaehyun dan Mark pun tertawa lepas.

Dalam hati Jaehyun bersyukur bisa mengeluarkan alat ini dari gudang. Yah walaupun berakhir bermain dengan Mark. Tapi tak apa~

Fyi, Awalnya Jaehyun membeli untuk bermain dengan Jeno. Tapi putranya itu persis seperti bundanya yang tak menyukai basket.

"Makli cini!"

Mark menoleh, di depan pintu belakang Jeno terlihat sedang mengerucutkan bibirnya. Alisnya bahkan menukik tajam.

"Sana sana Mark, Jeno marah." Jaehyun mendorong sedikit Mark agar segera menemui Jeno. "Kalo mau main jangan aneh-aneh!"

"Iya om."

Mark pun berlari ke arah Jeno.

"Ayah ndak boleh pigang!" Jeno menatap sengit sang ayah sebelum menarik Mark pergi dari sana.

"Astaga~ Ni bocah udah aku bolehin main sama Mark loh ya."

.

Sesuai permintaan Jeno, mereka pun pergi ke lapangan dengan mengendarai sepeda Dahyun. Dan kebetulan saja tadi Changbin sekitar jam 7 ke rumah Mark untuk meminta Mark ke lapangan jam 10.

Kali ini pantat Jeno tak lagi kesakitan. Di boncengan sepeda itu Mark kasih bantal Sungchan sebelum berangkat.

"Makli nti beli es klim ya!"

"Okey~"

Sesampainya di lapangan, Jeno melihat banyak anak telah berkumpul disana. Ada Woojin juga, tapi ia tak takut. Mark ada di sampingnya.

"Wih~ Pacarnya ikut dong~" Celetuk Changbin saat Jeno turun dari boncengan.

"Ikut lah!" Jawab Mark.

"Eh bukannya itu sepedamu ya Day?" Tanya Woojin.

"Iya, terus diminta Mark biar bisa boncengan sama tuh anak." Dahyun menjawab malas.

"Jeno mau main apa?" Tawar Mark setelah memarkirkan sepedanya.

"Petak umpet!"

Mark lalu beralih ke teman-temannya. "Main petak umpet yuk! Terus abis itu main yang lain."

"Boleh!"

.

"Ayo sembunyi yang jauh Jen."

Mark pun menarik Jeno ke sebuah gang kecil yang jarang dilewati orang.

Sangat aman untuk dijadikan tempat sembunyi karena tak banyak anak yang tau.

"Pacal apa Makli?"

"Pacar?" Mark terdiam. Ia sendiri juga bingung dengan definisinya.

"Noie pacal Makli?"

"Iya kalo itu."

"Heum?" Jeno mengernyit. Ia sama sekali tak paham dengan maksud Mark. Sepertinya ia perlu bertanya dengan ayahnya.

"Nti Noie tanya ayah."

Seketika itu mata Mark membulat hebat. Mendadak perasaannya pun tak enak. "Jangan tanya om~"

"Ndak papa Makli~"

Seminggu aku nggak bakal bisa main Jen kalo gitu~

"Jeno nggak usah kangen aku ya." Ujar Mark lirih.

"Huh?"

Kenapa Jeno harus kangen Mark?

Jeno mendengus kesal. Ia sama sekali tak paham dengan perkataan Mark hari ini. Lebih baik ia diam dan bersembunyi di balik tubuh Mark. Itu lebih pasti.

.
.
.
TBC~

Jeno SafariWhere stories live. Discover now