O3

2.9K 721 129
                                    

"Menurut lo, Kak Yoshi bohong atau nggak?"

Yedam menoleh ke arah Haruto yang baru saja bertanya, ia lalu mengendikan bahunya acuh. Lagipula memang semua orang tidak perlu menjelaskan semuanya secara detail kan pada orang lain.

"Emang kenapa?" tanya Yedam.

"Ya nggak papa sih, aneh aja. Masak dia bilang bantuin Bundanya buat kue dulu baru pergi. Kalau dia ada waktu untuk itu, ya pasti dia ada waktu kan buat mandi atau seenggaknya gosok gigi?" jelas Haruto.

"Lo curiga sama Kak Yoshi?"

Haruto terdiam mendengar pertanyaan Yedam, benar, apa Haruto tampak seperti curiga pada Yoshi?

"Lo sendiri nggak curiga sama seseorang gitu, Kak?" tanya balik Haruto.

"Curiga sih."

"Siapa?"

"Kak Mashiho."

"Hah? Kok bisa?" Haruto menatap Yedam tak mengerti, ia merasa tak ada yang salah sama sekali dengan sikap Mashiho. Ia tampak seperti orang normal biasanya yang sedang ketakutan.

"Ada alasannya, tapi gue belum bisa kasih tahu lo," jelas Yedam.

Haruto mau tak mau mengangguk, toh, itu juga privasi Yedam. Haruto tak perlu memaksa.

"Haruto, mau ke MCD dulu nggak?" tawar Yedam tiba-tiba.

"Ngapain Kak?"

"Buat numpang berak, Tono," balas Yedam malas. Orang ke MCD tuh biasanya ngapain? Gitu aja Haruto masih nggak ngerti.

''Ngapain? Di mini market aja bisa kok numpang berak."

"Anju bener nih manusia. Ya kita bakalan MAKANLAH Tono di MCD."

"Ya ampun, elah, Kak. Bilang gitu loh dari tadi."

"Lo kayaknya emang minta ditonjok ya?"

Yedam udah sok-sokan ngepalin tangannya kayak orang mau nonjok. Padahal mah dalam hati Yedam juga takut, badan Haruto jelas lebih besar. Bisa-bisa kalau Yedam nonjok Haruto, dia pulang tinggal nama.

"Ya udah, Kak. Nggak papa, gas lah."

"Tapi, To.."

"Apa manih sih?"

"Gue nggak bawa dompet."














































































































"Barang gue hilang."

"Barang apaan?" tanya Junkyu bingung ke Yoshi. "Bukannya lo emang nggak bawa apa-apa ya?"

"Tadi tuh gue bawa hape gue, njir. Gue taruh di kantong, kok tiba-tiba nggak ada ya."

"Hilang jangan-jangan, cari sana."

Yoshi berdecak sebal. "Apa mungkin ketinggalan di rumahnya Kak Hyunsuk?"

"Mau ke sana?" tawar Junkyu sambil senyum-senyum. Yoshi sendiri mengabaikan tawaran Junkyu, ia hanya fokus ke arah Junkyu yang senyum-senyum nggak jelas.

"Lo kan yang ngumpetin, njir?!" tuding Yoshi tiba-tiba.

"Apaan, kok gue." Wajah Junkyu yang tadinya senyum langsung berubah datar, nggak terima dituduh.

"Lah elo ngapain senyum-senyum, gue yakin pasti elo nih yang ngumpetin. Balikin sini!"

"Anjir sumpah bukan gue. Gue nggak pernah ngumpetin hape elo, woi."

Mr. Killer | Treasure ✔Where stories live. Discover now