O4

2.6K 706 162
                                    

"Kak, lo tahu nggak artinya SELASA?"

"Nggak, apa emang?"

"Artinya tuh semakin lama semakin sayang, Kak. Itu perasaan gue sekarang."

Jaehyuk menatap kaget Junghwan, ia tiba-tiba menutup mulutnya dramatis. "Junghwan, ya ampun! Jangan bilang lo suka sama gue?! Astaga, gue tahu kok kalau gue ini cakep, tajir melintir dan baik hati. Tapi, Junghwan... lo nggak boleh suka sama gue."

"Apa dah, tajir melintir apaan. Sempak aja masih beli yang lima ribuan," balas Junghwan merotasi bola matanya malas. Tingkah Jaehyuk lama-lama makin mirip sama Junkyu dan Jeongwoo.

"Tapi, Junghwan. Gue nggak nyangka kalau lo belok—"

"Bukan gitu, woi maksud gue. Maksud gue tuh semakin hari gue jadi tambah sayang sama hidup gue sendiri. Jadi tambah takut mati," jelas Junghwan.

"Emangnya kita bakalan beneran mati?" tanya Jaehyuk kepada Junghwan. Jaehyuk nggak takut matinya sih, Jaehyuk lebih takut proses kematiannya, pasti sakit banget.

"Gue takut kalau gue mati masuk neraka jahanam, Kak."

"Ah, elah. Neraka jahanam aja belum tentu mau nerima makhluk kayak elo," sembur Jaehyuk sadis.

"Ya terserah lah, yang penting gue hidup aja udah syukur," kata Junghwan lalu menyantap sotonya.

Tadi setelah pulang dari rumah Hyunsuk, Junghwan mau langsung pulang ke rumah tapi Jaehyuk tiba-tiba ngajak makan bareng. Katanya mau nongkrong, penat di rumah, Junghwan sih iya-iya aja asal dibayarin.

"Lo curiga nggak sih, Wan, sama satu orang?" tanya Jaehyuk tiba-tiba.

Junghwan mengendikan bahunya untuk merespon. "Emm, nggak sih. Gue bahkan nggak begitu percaya kalau pelakunya salah satu dari kita."

Jaehyuk mengangguk-anggukkan kepalanya saja, ia merasa ada yang tak beres dengan teman-temannya. Jika benar, apakah kenangan, memori, bahkan canda tawa mereka semua adalah palsu? Semuanya terasa seperti kebohongan belaka.

"Udah tenang aja lah, Kak. Kalau nasib kita hidup mah hidup aja. Anggep aja lo kayak lagi di prank, kalau lo terlalu bawa serius ntar lo parno sendiri," ujar Junghwan lagi, menyadari bahwa Jaehyuk terlihat sangat khawatir.

"Ya tapi paling nggak kita—"

"KAK JAEHYUK! JUNGHWAN!"

Jeongwoo tiba-tiba datang sembari berlari, laki-laki itu lalu mengambil nafas dalam terlebih dahulu sebelum berucap sesuatu yang membuat Jaehyuk maupun Junghwan melotot tak percaya,

"Kak Doyoung, dia mati."





























Di dunia ini, tidak pernah ada yang bisa dipercaya. Teman, orang tua, keluarga, sahabat atau siapapun itu, sebaik apapun mereka, belum tentu mereka dapat dipercaya.

Dunia tidak akan mengizinkan manusia hidup bertumpu dengan satu sama lain.

"Penyebab kematian Doyoung cuman luka tembakan."

Hyunsuk melempar berkas hasil autopsi tubuh Doyoung di meja, tepat di depan mata teman-temannya. Tak ada yang berani membacanya, apa lagi melihat jepretan foto yang dikirimkan polisi kepada petugas dan dokter.

"Siapa yang berhubungan terakhir kali sama Doyoung?" tanya Yoshi memecah keheningan.

"Kak Yedam..? Tadi Kak Doyoung sempat telpon Kak Yedam," jawab Haruto jujur, ia merasa bersalah pada Doyoung. Seharusnya jika tadi Haruto peka, ia bisa langsung menelepon polisi ke rumah Doyoung.

Mr. Killer | Treasure ✔Where stories live. Discover now