O8

2.2K 643 83
                                    

"Dasar anak-anak gila, jangan pernah datang lagi ke mari!"

BAAM!

"Ck." Jaehyuk berdecak dan menghela napasnya saat Ibu Junghwan membanting pintu rumahnya. Ia merasa bersalah dengan Junghwan dan orang tuanya. Jaehyuk lalu memandang Jihoon yang berada di sebelahnya.

"Gue kalau jadi orang tua Junghwan mungkin juga bakalan ngelakuin hal yang sama," ujar Jihoon menatap getir rumah Junghwan.

"Tapi gue masih nggak bisa nalar kematian Junghwan, Kak. Lo lihat aja, pintu ditutup rapat, jendela nggak ada yang kebuka ataupun pecah, terus datang dari mana itu panah coba."

"Disihir mungkin?" tebak Jihoon.

"Lo percaya kayak begituan?"

"Ya enggak sih."

"Tapi kalau disihir, di antara kita ada yang main sihir dong?" ujar Jaehyuk bingung.

"Semua mungkin aja kali. Orang kalau udah dendam ya begitu." Jihoon merotasi bola matanya malas.

"Tapi, lo curiga nggak sih Kak?"

"Hmm, apa?" Jihoon menatap Jaehyuk tak mengerti, wajah Jaehyuk berubah menjadi serius. "Kalau pelakunya memang Haruto, harusnya Mr. Killer nggak akan pernah ngomong hal yang akan memojokkan Haruto dong? Tapi kok dia dengan santai ngomong gitu. Bisa aja emang bukan Haruto kan dalangnya—"

"Jangan ngomong gitu, Jae. Bisa aja Haruto memang dalangnya kan?" potong Jihoon cepat, ia tahu bahwa Jaehyuk mulai mempercayai Haruto, dan itu sedikit...

Berbahaya.

"Lo sendiri curiga sama siapa?" tanya Jaehyuk kemudian.

"Gue?"

"Iya."

"Sama Junkyu."

"Why?" tanya Jaehyuk tak mengerti, menurutnya dari mereka bertiga belas, ah tidak, bersebelas Junkyu adalah orang yang paling normal. Mungkin.

"Lo inget nggak sih pas Junkyu kerasukan? Mashiho bilang hati dia yang paling lemah kan di antara kita? Bisa aja karena itu mungkin Junkyu jadi dendam sama kita. Mungkin karena perilaku ataupun ucapan kita," jelas Jihoon serius.

Jaehyuk sendiri hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, merasa pusing setelah mendengar penjelasan Jihoon.

"Dia juga nggak dapat hape jadulnya."

"Tapi Kak Yoonbin juga."

"Lo juga harus curiga sama Yoonbin."

"Hah?" Jaehyuk menatap Jihoon kembali dengan tidak mengerti. Nih panda curigain semua orang kayaknya.

"Yoonbin sendiri, dia paling jarang kan kumpul sama kita sebelum kejadian ini? Bisa aja kan kalau selama ini dia menghilang untuk merencanakan semua ini?"

"Tapi, Kak." Jaehyuk menatap Jihoon.

"Kalau lo ngomong kayak gitu, gue bisa juga curigain elo. Pas hari di mana Doyoung mati... gue sempet lihat lo ngintip jendela Doyoung."

Jihoon yang mendengar ucapan Jaehyuk justru tersenyum miring tak merasa takut sama sekali, ia lalu menepuk bahu Jaehyuk pelan.









































"Bagus deh kalau elo lihat. Gue jadi nggak usah bersusah payah nutupin hal itu."































"Yedam, lo mau ke mana?"

Yoshi mengernyit sesaat melihat penampilan Yedam yang berantakan. Laki-laki itu tampak menggunakan sweater yang warnanya sudah memudar, jangan lupakan banyak tissue yang tertancap di lubang hidungnya. Yedam akhir-akhir ini berubah.

Mr. Killer | Treasure ✔Where stories live. Discover now