15

2K 578 92
                                    

Haruto melempar bola basket yang sudah usang itu dengan kesal. Ia kesal, benar-benar kesal saat semua orang mencurigainya.

Bukan dirinya yang harusnya dicurigai, ini bahaya. Ia tidak boleh dicurigai.

Haruto mendengus, tak lama mengeluarkan permen lolipop yang ia selipkan dibalik kantung celananya. Sedetik kemudian permen tersebut sudah berada dalam mulutnya.

Ia memandang kembali langit, berdecak kemudian. "Harusnya kan Kak Yoonbin yang dicurigai, dia aja yang suka marah-marah nggak jelas kalai ada yang meninggal. Dia juga sukanya ngikutin Kak Asahi dan Kak Junkyu ke mana-mana. Terus apaan, kemarin kan yang beli kapak dia, kenapa malah jadi gue yang dituduh," gerutunya. Menendang bola basketnya ke sembarang arah.

Udah tahu bola basket, ditendang keras-keras. Alhasil, Haruto mengaduh kesakitan.

"Sendirian aja?"

"ANJ—BUSET NGAGETIN AJA LO."

Bagaimana nggak kaget, Jeongwoo datang dengan pakaian basah kuyupnya, ditambah wajahnya yang muram. Auranya menakutkan.

"Kenapa lo basah kuyup? Nyemplung di got ya lo?!" tuding Haruto seenak jidat.

"Enak aja lo kalau ngomong, ini tuh karena mobil setan yang jalan sembarangan. Udah tahu ada becekan, main ngebut aja nerobos. Kenak deh gue."

"Ututututu kasihan," ujar Haruto datar, lalu mendudukkan diri di bangku lapangan.

Jeongwoo mengikutinya. Haruto mendelik, Jeongwoo nggak tahu apa ya Haruto lagi sensi?

"Apaan lo?" sahut Jeongwoo galak.

"Ngapain sih lo ke mari?"

"Ya suka-suka gue lah, emang suka-suka elo."

"Nggak jelas," cibir Haruto merotasi bola matanya.

"Emang gue nggak jelas."

Haruto terdiam, Jeongwoo pun juga terdiam. Suasana hening untuk sementara.

"Woo, lo percaya nggak sih kalau pelakunya bukan gue?" tanya Haruto memecah keheningan.

"Percaya, pelakunya kan emang bukan lo," jawab Jeongwoo dengan senyum misteriusnya.

"Lo percaya kan? Bener kan? Asli, beneran bukan gue! Tapi mereka semua nuduhnya ke gue," ujar Haruto lesu.

Jeongwoo terkekeh, tidak tahu saja kamu Haruto...

"Woo, kalau gue pikir ya. Kak Yoshi tuh dibunuh karena tahu sesuatu. Tapi, dia tahu apa coba? Orang aneh kayak dia." Haruto merinding, benar-benar merinding saat ia menginap semalam di rumah Yoshi. Rumahnya gelap sekali, banyak sekali benda tajam maupun benda tumpul. Haruto jadi berasa datang ke rumah psikopat. Setiap Haruto mencoba bertanya pada Yoshi, ia hanya akan menjawab bahwa rumah seperti itu adalah seleranya.

Aneh.

"Lah, kalau kata gue mah orang yang aneh justru tahu banyak hal," balas Jeongwoo acuh. Benar-benar acuh... atau pura-pura saja?

"Masak sih? Berarti Kak Asahi juga tahu sesuatu dong?" gumam Haruto bingung.

"Haruto, mending lo diem deh kalau tahu sesuatu. Lo nggak mau kan nyawa lo dalam bahaya? Dan lo, berhenti untuk cari tahu," ujar Jeongwoo tiba-tiba memperingati. Haruto mengernyit tak suka.

"Kenapa harus berhenti? Toh, gue juga bakalan mati. Atau nggak korbannya akan terus berlanjut sampai kita semua mati."

"Tapi seenggaknya lo kalau mau bertindak dipikir lebih dulu, bodoh!" kesal Jeongwoo.

"Emangnya apa sih yang gue lakuin?"

Haruto menatap bingung Jeongwoo.

Jeongwoo sendiri hanya berdecak, lalu bangkit berdiri dan meninggalkan Haruto.

Mr. Killer | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang