O7

2.1K 615 104
                                    

"SEKARANG, GUE TANYA KENAPA NGGAK ADA YANG MAU KUMPUL DI RUMAH GUE."

Mereka berdelapan, Yoshi, Yoonbin, Jihoon, Junkyu, Mashiho, Asahi, Yedam, dan Jeongwoo duduk melingkar. Sekarang mereka semua sedang berada di rumah Asahi. Menatap ponsel Mashiho yang masih menyala, tersambung dengan ponsel Hyunsuk.

"Kenapa nggak ada yang jawab?! Gue udah nunggu setengah jam loh di sini sama Haruto, Junghwan, dan Jaehyuk! Kalian semua nggak ada ya ngehargain gue!"

Jeongwoo yang termuda di sana menatap tak enak ponsel Mashiho. Ia merasa bersalah pada Hyunsuk, namun apa boleh buat. Ia terpaksa menuruti teman-temannya yang lain.

"Bukan nggak ngehargaiin, Kak—"

"BACOT LAH, gue udah capek. Mending bubar aja kita semua." Hyunsuk di seberang sana segera memotong ucapan Asahi. Hyunsuk terlihat sangat marah, sepertinya.

"Kak, jaga omongan lo. Kita mau kok kumpul, tapi masalahnya kita udah terlanjur kumpulnya di rumah Asahi. Ngapain juga kita harus pergi ke rumah elo kalau rumah Asahi aja bisa?" dusta Jihoon, ia melakukan itu agar Hyunsuk mau datang kemari.

"Lo pikir gue percaya? Nggak mungkin kalian semua bisa tiba-tiba aja kumpul di rumah Asahi."

"Kak, udah gini aja deh. Lo niat apa nggak suruh kita kumpul. Kalau elo niat mending cepetan ke sini," ujar Yoshi jengah, ia sudah kesal dengan kejadian di rumah Jeongwoo tadi, sekarang ia tambah kesal dengan Hyunsuk yang terus saja mengulur waktu.

"Lo nggak tahu maksud gue—"

Tut.

Yoshi segera mematikan sambungan telepon. Terlalu malas bahkan hanya untuk mendengar lanjutan kalimat Hyunsuk.

"Kak, lo nggak sopan," peringat Yedam yang jelas diabaikan oleh Yoshi.

"Kalau dia mau ngomong penting gimana?" tanya Yoonbin. Ia juga kesal pada Yoshi.

"Dia ngomong nggak pernah penting."

"Kak, kok lo omong gitu?" Asahi menatap Yoshi tidak mengerti. Ada apa dengannya? Apakah ia tersambar petir atau kerasukan saat dalam perjalanan ke rumah Asahi?

"Suka-suka gue lah."

"Kak, lo kesel masalah tadi?" tebak Jeongwoo, Yoshi diam saja seolah-olah membenarkan tebakannya.

"Kita cuman ngomong gitu doang loh, Kak. Masak lo tersinggung," ujar Mashiho tak mengerti.

"Lagi PMS paling." Junkyu menyahut. Padahal dia nggak ngaca aja kalau tadi dia juga sewot sama perkataan Yedam dan Jihoon.

"Diam lo, Kyu. Tadi aja marah-marah, sekarang nyengir-nyengir," sembur Jihoon.

"Kak Yoshi kenapa?" tanya Yedam akhirnya, penasaran.

"Dia—"

"Nggak apa-apa." Yoshi seketika langsung memotong ucapan Mashiho yang hendak menjelaskan.

"Kalau Junkyu sendiri kenapa?" tanya Yoonbin.

"Dia PMS," jawab Jihoon asal. Junkyu melotot, ia tidak terima. Laki-laki itu lalu melempar jaket yang berada di pangkuannya tepat ke wajah Jihoon. Dan, kena deh.

"Bajigur, jaket lo baunya kayak tai kambing!" Jihoon mulai julid.

"Yah, berarti lo pernah dong nyium tainya kambing?" Junkyu menatap Jihoon dengan senyum jahilnya.

"Tai kambing kan bau khas nya elo! Udah jelas lah gue tahu."

"Dari pada elo, ampasnya," balas Junkyu lagi tidak mau kalah.

Mr. Killer | Treasure ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن