12

2K 600 64
                                    

Suara sirine polisi terdengar nyaring di rumah Asahi. Jaehyuk adalah orang dan satu-satunya saksi dalam kasus pembunuhan Asahi.

Jelas, Asahi hanya tinggal sendiri. Ada luka tembakan di jantungnya dan kedua kakinya. Sepertinya Asahi dibunuh terlebih dahulu baru dijatuhkan dari atap rumahnya sendiri.

Hanya sedikit yang terekam cctv, selain karena gelap, Asahi juga tidak begitu suka direkam. Ia hanya memasang total 2 cctv di rumahnya.

Semuanya shock, tidak ada yang bisa membayangkan ini. Apalagi Jihoon, secara tersirat, di rumah sakit tadi ia menuduh Asahi. Hyunsuk adalah orang pertama yang datang, lalu ikuti oleh Haruto dan Mashiho. Setelahnya baru Jihoon, Yoshi, Yoonbin dan Yedam. Jeongwoo masih berada di rumah sakit, dan sepertinya mereka melupakan Jeongwoo. Ck, kasihan.

"Ini kayaknya yang bunuh bukan Mr. Killer deh, mungkin tuannya?" ujar Jaehyuk, menatap teman-temannya yang hanya menatap kosong ke arah petugas polisi yang sedang menelisir TKP.

"Siapa yang tahu?" tanya Haruto.

"Mr. Killer nggak mungkin, dia pasti selalu main bersih. Di cctv juga kelihatan kalau si pelaku juga sempat bicara sama Asahi. Kalau kata polisi sih kemungkinan besarnya pelakunya adalah orang yang akrab sama Asahi," jelas Jaehyuk.

"Bisa aja Kak Asahi palsuin kematiannya," ujar Yedam tiba-tiba, keluar dari topik. Benar kan? Bisa saja Asahi memalsukan kematiannya. Tidak ada yang tidak mungkin.

Jihoon mengernyit tak suka. "Hei Yedam, lo kok ngomong begitu sih? Lo juga ngomong begitu tentang kematian Doyoung, ada yang namanya empati nggak sih elo?"

"Lah kenapa gue yang salah di sini? Kak Asahi sendiri, apa dia ada empati saat Junghwan mati? Kan nggak, untuk apa juga gue empati sama dia," balas Yedam tersulut emosi.

"Loh, emangnya lo tahu hati dia kayak apa sebenarnya? Andaikata begitu, lo nggak pantas ngomong gitu, apalagi Asahi mati belum ada 24 jam."

"Dih, mau sok baik lo, Kak? Lo ngaca dong, lo aja nuduh-nuduh Kak Asahi sama Kak Yoonbin kan di rumah sakit?"

Atmosfer di rumah Asahi mulai mencekam. Petugas di sana sesekali melirik mereka yang terus-menerus berbicara pakai urat. Batinnya sih, santuy bro.

"Gue nuduh ada dasarnya, lah elo? Ngomong kayak gitu ke Asahi cuman karena dia nggak berempati sama kematian Junghwan?" tanya Jihoon menaruh kedua tangannya di depan dada.

"Lagian sejak kapan sih elo dekat sama Junghwan, Dam?"

Yedam terdiam, ia berusaha meredam emosinya. Ia tidak mau menjadikan rumah Asahi ajang baku hantam. Ingin sekali ia...

Ah, sudahlah.

"Kalian nggak usah ribut deh. Suasananya nggak tepat," lerai Hyunsuk, pusing sendiri.

"Yang penting bukan tuduh-tuduhan doang, cari bukti yang jelas. Ini udah empat orang loh yang jadi korban, Mr. Killer bahkan belum tampakin diri," sela Yoshi. Ia tahu bahwa ini bukan saatnya mengatakan ini, tapi tetap saja. Yang masih hidup harus tetap hidup.

"Sekarang kita mau cari gimana? Petunjuk bahkan nggak ada sama sekali," gerutu Haruto. Mengambil sebutir permen dari kantongnya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Siapa bilang nggak ada? Kalau elo teliti dan perhatiin sekitar pasti ada." Mashiho tersenyum miring. "Gue tahu ada seseorang yang mencurigakan di sini."

"Ck, kalian ini kenapa sih?! Kalau mau bahas pelakunya mending keluar deh dari rumah Asahi!" ujar Yoonbin kesal.

"Loh kok sewot? Ini kan juga demi Kak Asahi," sahut Haruto merasa aneh.

Mr. Killer | Treasure ✔Where stories live. Discover now