08. Dipatahkan Oleh Keluarga

553 134 0
                                    

"Kalau orang yang paling dekat dengan kita saja tega mengecewakan kita, apalagi orang lain?"

Happy reading



Setelah Arjune mengantar Bita pulang, gadis itu langsung masuk ke dalam rumah. Dia tidak heran kenapa sore itu rumah sepi, karena pagi tadi Hibram dan Anindita sudah memberitahunya kalau mereka ada acara.

Gadis itu memilih segera ke kamar. Baru Bita membanting tas sekolahnya ke atas kasur, ponsel yang berada di dalam tas itu berdering. Secepatnya Bita mencari ponsel miliknya.

"Halo, Ta. Ada apa?" sapa Bita pada Lunetta yang ada di seberang telepon.

"Lo jadi dateng, kan?"

Bita melirik jam dinding yang ada di kamarnya.

"Jam setengah tujuh malem, kan?" tanya Bita memastikan.

"Iya. Harus dateng, lo udah janji!" terdengar Lunetta begitu mengharapkan kehadiran Bita.

"Iya-iya, ntar gue dateng."

"Gue tunggu. Bye, Bit."

"Bye."

Tut..tut..

Malam nanti Bita memang berencana akan pergi ke acara ulang tahun kakak Lunetta, karena Bita mendapat undangan langsung dari kakak Lunetta.

Dan untuk memanfaatkan waktu yang masih ada Bita milih untuk membersihkan diri, karena dia merasa tubuhnya lengket setelah seharian tadi beraktivitas di sekolah.

⸙⸙⸙⸙

Adeeva yang baru saja sampai di rumah langsung disambut oleh Herlita di ruang tamu yang terlihat berpakaian rapi dan siap untuk pergi.

"Va. Mama ada janji. Kamu jagain Papa, ya," pesan Herlita.

"Iya, Ma."

"Mama pergi dulu," Herlita mengusap puncak kepala Adeeva lembut.

"Nanti Mama pulang jam berapa?" tanya Adeeva.

"Belum tahu."

"Oke. Mama ati-ati," pesan Adeeva.

Herlita mengangguk kemudian pergi meninggalkan Adeeva. Dan Adeeva pun segera menuju kamar Toni.

Saat Adeeva sudah di dalam dia melihat Toni sedang tidur. Tidak mau mengganggu Papanya, Adeeva keluar dari kamar Toni dan naik ke kamarnya untuk membersihkan diri. Saat di kamar Adeeva sempat mendudukkan bokongnya sebentar di tepi kasur.

"Kenapa semenjak Papa sakit Mama lebih sering keluar?" tanya Adeeva pada dirinya sendiri.

Tak lama Adeeva menggelengkan kepalanya sendiri. "Ck. Mikirin apaan sih, Va? Mama kan pasti kerja keras sekarang, karena Papa udah gak bisa kerja lagi."

"Gak boleh mikir aneh-aneh. Masa iya kamu gak percaya sama Mama."

Karena tak mau terus memikirkan prasangka buruknya itu, Adeeva akhirnya memutuskan untuk mandi.

Memang sejak Adeeva masih kecil kedua orang tuanya sama-sama bekerja. Tapi, meskipun Toni dan Herlita bekerja Adeeva adalah anak beruntung yang tidak pernah kekurangan apapun, terutama kasih sayang. Sesibuk apapun Toni dan Herlita, mereka tak pernah absen memperhatikan dan memberi gadis itu kasih sayang.

Tapi sayangnya semua itu mulai berubah setelah kecelakaan yang menimpa Toni yang membuatnya harus pindah sekolah. Adeeva tahu, Herlita memang harus bekerja dua kali lebih keras untuk bisa menggantikan Toni yang sudah tidak bisa lagi bekerja, tetapi Adeeva merasa kalau ada sesuatu yang berbeda dari Mamanya.

ERLEBNISSE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang