13. Menjemput Pujaan Hati

404 117 0
                                    

"Setidaknya lebih baik memendam rasa yang ada daripada harus kehilangan, karena terlalu memaksa."

•Happy reading•



Karena kedekatannya dengan Bita dan karena keinginannya sendiri untuk selalu menjemput Bita, Arjune yang memang termasuk salah satu anak rajin perihal pergi ke sekolah menjadi semakin rajin setiap harinya. Terbukti di hari Kamis itu, ketika jam baru menunjukkan pukul enam lebih tujuh menit Arjune terlihat sudah berdiri di depan pintu rumah Risa memakai seragam abu-abu putih lengkap dengan tas di punggungnya.

Tangan kanan laki-laki itu terangkat mengetuk pintu besar di depannya.

Tok.

Tok.

Tok.

Tiga kali Arjune mengetuk pintu di depannya itu dan terdengar sahutan dari dalam rumah.

"Sebentar!"

Clek.

Pintu terbuka menampakkan Bi Giati yang menunjukkan senyum ramah pada Arjune.

"Pagi, Den. Mau jemput Non Bita, ya?" sapa Bi Giati yang sudah mengenal Arjune sejak kemarin.

"Iya, Bi. Bita belum berangkat, kan?" tanya Arjune.

"Belum, kok. Ayo, masuk dulu. Non Bita masih di atas," kata Bi Giati mempersilakan.

Arjune masuk dan ketika sudah di dalam, Arjune langsung bertemu dengan Risa, sementara Bi Giati segera naik ke kamar Bita untuk memanggil gadis itu.

"Pagi, Oma," Arjune lebih dulu menyapa Risa. Laki-laki itu menunduk dan salim pada Risa, membuat Risa tersenyum melihat sikap Arjune.

"Pagi, June," balas Risa.

"Sarapan belum kamu?" tanya Risa.

"Udah tadi."

"Dimasakin apa sama Mama kamu?" tanya Risa yang memang belum tahu kalau Arjune sudah tidak lagi memiliki mama.

"Ehm. Aku—."

"Oma, aku langsung berangkat sama Arjune, ya," terdengar suara Bita membuat kalimat yang akan Arjune ucapkan terpotong.

Risa menoleh menatap Bita yang sudah di sampingnya. "Iya. Kalian ati-ati. Oma titip Bita ya, June," pesan Risa pada Arjune.

"Siap, Oma. Pasti bakal aku jagain. Gak akan aku biarin cucu Oma ini lecet sedikit pun," kata Arjune dengan pasti.

"Apaan sih, June," sahut Bita yang masih saja terlihat malu-malu setiap Arjune mencoba menggodanya.

"Udah, sana berangkat," suruh Risa.

"Salim dulu," Bita mencium punggung tangan Risa dan diikuti oleh Arjune.

"Daaa, Oma."

Bita melambaikan tangannya lalu menarik lengan Arjune keluar dari rumah.

Saat mereka sudah berada di samping motor Arjune, si pemilik motor memberikan helm berwarna cokelat tua kepada Bita yang memang sudah dia khususkan untuk gadis itu.

"Maafin Oma, ya. Oma gak tahu kalau nyokap lo udah gak ada," kata Bita sambil memakai helmnya.

Entah kenapa, mendadak pagi itu Bita kesusahan menautkan kaitan helmnya. Arjune yang menyadari itu tersenyum tipis kemudian Arjune langsung mengambil alih tangan Bita yang kesusahan menautkan kaitan helm itu.

ERLEBNISSE (TERBIT)Where stories live. Discover now