10. Memilih

699 122 6
                                    

"Terlalu menyiksa jika harus memulai cerita baru sedangkan hati masih bertahan dengan cerita lama yang terpaksa usai."

•Happy reading•


Bita terbangun di sebuah kamar yang asing di pengelihatannya. Setelah matanya terbuka gadis itu dibuat bingung sekaligus bertanya-bertanya. Beberapa detik manik matanya meneliti setiap sudut kamar dan detik berikutnya Bita langsung meneliti pakaiannya. Gadis itu mendadak parno dan takut jika sudah terjadi sesuatu dengannya, karena dia berada di kamar yang dia tidak tahu itu kamar siapa.

Tapi setelah dia melihat dan memastikan bahwa pakaiannya masih lengkap seperti semalam dengan jaket Arjune yang masih dia pakai, gadis itu terlihat menghela napas lega. Sampai tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu dan itu berhasil membuat Bita terkejut. Dengan was-was gadis itu turun dari kasur lalu membuka pintu kamar di sana.

"Selamat pagi, cantik. Tidurnya nyenyak?" sapa Arjune di ambang pintu dengan senyum manis di wajahnya.

Melihat Arjune di sana, Bita semakin dibuat bertanya-tanya sebenarnya dia berada di rumah siapa?

"Bingung ya, lo di rumah siapa?" tebak Arjune yang bisa melihat raut wajah kebingungan Bita.

Arjune menerobos masuk ke dalam kamar dan mendudukkan bokongnya di tepi kasur.

"Lo di rumah Dehaan," kata Arjune memberitahu.

"Hah? Dehaan? Kok, bisa?"

"Lo lupa? Semalem waktu gue mau nganterin lo pulang, lo gak mau pulang ke rumah terus gue bingung mau bawa lo ke mana. Jadi, gue ajak lo ke rumah Dehaan. Terus belum lama lo duduk di ruang tamu lo ketiduran," cerita Arjune.

"Gue mau bangunin lo gak tega dan lagi gue mau bawa lo pulang gue yakin pasti nanti yang ada lo kabur. Makanya gue milih pindahin lo ke kamar," lanjutnya.

Bita menatap Arjune penuh selidik. Arjune yang paham maksud tatapan Bita langsung berdiri, kembali mendekati gadis itu.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh. Gue ataupun Dehaan gak ada yang macem-macem sama lo. Gue berani sumpah, gue cuma ngegendong lo ke kamar terus gue turun. Kalau lo gak percaya lo tanya sama Bi Dwi sana," jelas Arjune jujur.

"Ehm. Iya-iya percaya," ucap Bita yang mempercayai penjelasan Arjune.

"Maaf ya, ngrepotin," tutur Bita merasa tak enak, karena telah merepotkan Arjune semalam.

"Ck. Gue paling gak suka lo minta maaf. Lo itu gak salah dan gak pernah ngerepotin gue."

"Ya udah, makasih," kata Bita.

"Awas bilang maaf lagi," ancam Arjune.

"Eh, bentar. Ini jam berapa?" tanya Bita yang menyadari bahwa matahari mulai meninggi.

"Enam," jawab Arjune.

"Hah? Enam?!" Bita mendadak terlihat panik.

"Iya. Kenapa, sih?" heran Arjune.

"Kita harus ke sekolah. Duh, mana seragam gue di rumah."

Melihat ekspresi panik Bita justru membuat Arjune tertawa.

"Kok ketawa, sih? Ini gimana gue sekolahnya?"

"Gini ni, kalau kelewat rajin. Sekarang tu tanggal merah, Bit. Sekolah tutup," kata Arjune mengingatkan.

"Lah. Emang iya?" tanya Bita tak percaya.

"Iya. Gak percaya banget."

Alhasil Bita menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

ERLEBNISSE (TERBIT)Where stories live. Discover now