26. Kasih Sayang Dirga

436 103 5
                                    

"Ketika berhasil menjadi kuat setelah badai yang lalu, pasti akan datang badai yang lainnya dan kita akan dituntut untuk menjadi manusia kuat yang lebih dari sebelumnya."

•Happy reading•


Dirga yang sudah sejak sore menunggu Arjune pulang dibuat khawatir, karena putranya itu belum juga sampai rumah.

Karena takut terjadi sesuatu, Dirga segera menghubungi Dehaan.

Panggil pertama tak mendapat jawaban. Dirga mencoba menghubungi Dehaan lagi. Dan panggilan kedua akhirnya sambungan telepon itu terhubung.

"Han, kamu tahu gak ya, Arjune di mana?" tanya Dirga.

"Ini Arjune di rumah Dehaan, Om." jawab Dehaan terdengar bisik-bisik.

"Kamu kenapa bisik-bisik?"

"Ternyata Arjune udah tahu semuanya. Tadi Arjune dateng ke rumah dan langsung cerita ke aku kalau tadi dia ketemu sama Om Brawijaya. Dan sekarang Arjune di kamar aku."

"Dia juga sempet marah sama aku, karena aku bilang kalau sebenernya aku udah tahu semuanya."

"Om ke sana sekarang."

"Tap—."

Tut..tut..

Dirga memutuskan sambungan telepon itu dan langsung menuju ke rumah Dehaan.

Tak butuh waktu lebih dari dua puluh menit, mobil Dirga terlihat sudah sampai di halaman rumah Dehaan.

Dirga turun dan dia melihat motor Arjune ada di garasi rumah Dehaan.

Segera Dirga masuk. Ketika di dalam dia langsung di sambut Dehaan yang terlihat akan menghampiri dirinya.

"Arjune di mana?" tanya Dirga khawatir.

"Om tenang dulu. Arjune ada di kamar aku."

"Om harus ngomong sama Arjune. Om takut Arjune udah dipengaruhi sama Brawijaya."

"Engga. Arjune gak terpengaruh apapun sama Om Brawijaya," kata Dehaan.

"Dan menurut Dehaan mending Om jangan ketemu dulu sama Arjune."

"Kenapa? Om harus ketemu sama Arjune. Arjune pasti butuh penjelasan."

"Tap—."

"Om harus ngomong sama Arjune," potong Dirga.

Dirga menerobos naik menuju kamar Dehaan.

Dehaan segera menyusul Dirga.

Sampai di ambang pintu Dirga berhenti ketika dia melihat Arjune duduk di tepi kasur dengan kepala yang tertunduk.

Perlahan Dirga masuk. Arjune yang menyadari ada seseorang yang datang langsung mengangkat kepalanya.

Melihat Dirga datang, Arjune lebih dulu mendekat pada Dirga.

"Pa? Itu gak bener, kan?" tanya Arjune masih berusaha memastikan.

Arjune berharap semua yang dikatakan Brawijaya dan Dehaan itu bohong.

Dirga menatap Arjune penuh rasa bersalah.

"Pa? Jawab. Itu gak bener, kan? Aku anak Papa, kan? Papa itu Papa kandung aku. Iya kan, Pa?"

"Pa, jawab!" teriak Arjune frustasi.

"Maaf."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Dirga, dan saat itu Dirga tak berani menatap mata putranya.

ERLEBNISSE (TERBIT)Where stories live. Discover now