Prolog

6.6K 291 9
                                    


Hi readers!

I hope you like this story:)

Don't forget to vote and comment ☺️

Ini cerita pertama aku sebagai pemula ya

Maaf kalo ceritanya nggak sesuai yang diharapkan dan sorry kalo ada salah penulisan/typo.

Thanks 😊

Happy reading!

07:26 AM

Seorang gadis sedang tergesa-gesa berangkat menuju ke kantor karna sudah sangat telat, tapi sesampainya dikantor dia malah melihat semua karyawan sedang berdiri di lobby kantor seperti sedang menunggu seseorang yang sangat penting.

"Bryan, Ada apa ini?" Tanya seorang Gadis kepada sahabatnya, Gadis itu bernama Diana Anastasya.

"Aku dengar sih CEO perusahaan bakal datang hari ini"jawabnya dengan wajah datar seperti aspal, bahkan aspal tidak sedatar itu mungkin.

"Ya ampun, bukankah seharusnya CEO selalu ada di kantor.Aku pikir CEO kita itu sedikit aneh"

"Sttt, diamlah jangan banyak bicara"protes bryan sembari menutup mulut temannya.

Jujur saja Diana terlalu banyak bicara terutama membicarakan tentang orang lain dan untung saja Bryan sudah tau jelas sifat gadis itu.

"Ouch, kenapa lo gigit tangan gue?" Bryan meringkis kesakitan karna ulah Diana.

"Tangan lo tu bau, emang lo habis makan apa sih?"

"Kalo ngomong tu di saring dulu, tangan gue tu nggak bau, hidung lo aja ada yang bermasalah"

"Hidung gue baik baik aja tuh, dasar aneh"

"Udah diri sendiri yang aneh malah ngatain gue" protes Bryan kepada Diana.

Mereka terus mengoceh tanpa memperdulikan tempat dan waktu bahkan orang-orang sudah menatap mereka sinis.

"Bryan!" Diana menepuk lengan temannya membuat sang empu terkejut.

"Hmm" balas Bryan dingin.

"Gue ke toilet dulu ya, bos kita lama banget datangnya, gue mau benerin make-up dulu"tanpa mendengarkan kalimat yang akan dikatakan Bryan, Diana langsung pergi meninggalkannya.

"Gadis aneh,untung aja lo sahabat gue" gumamnya dalam hati.

Setelah hampir 1 Jam menunggu, akhirnya orang yang ditunggu datang, siapa lagi kalau bukan Reynald Mahendra Putra sulung dari keluarga Mahendra yang wajahnya bak dewa yunani, memiliki wajah yang nyaris mendekati sempurna dapat membuat para kaum hawa terpikat oleh daya tariknya.

Disisi lain Diana sibuk membenarkan make-upnya di toilet, Dia juga merasa aneh semenjak bekerja dikantor ini, Dia tidak pernah melihat CEO muda yang dikagumi kaum hawa itu. Hal itu membuatnya penasaran tentang wajah pria bak dewa yunani itu.

"Eh na!" Tegur seorang gadis yang datang tiba-tiba menghampiri diana, Dia adalah dinda salah satu sahabat Diana sama seperti Bryan, Dinda termasuk orang kepercayaan diana.

"Lo bisa ga sih kalo dateng jangan tiba-tiba terus ngagetin lagi, kalo gue jantungan gimana?" Jawab Diana ketus dengan sikap sahabatnya yang satu ini dapat membuatnya serangan jantung.

"Yeah, sorry. Lagian ngapain lo disini? Nggak tertarik liat bos ganteng kita?, atau lo gamon sama mantan lo yang dulu itu?" Pertanyaan dinda terlalu aneh, hal itu membuat diana memutar bola matanya malas.

"Udah ya din,males gue ngomong sama orang sinting kek lo"

"Huh, dasar orang gila" gumam dinda yang masih dapat di dengar oleh Diana.

"Ngomong apa lo tadi?. Dan satu lagi ya din gue itu bukan gamon, tapi otak gue aja yang terus mikirin dia" jelas Diana kepada Dinda yang selalu menganggap dirinya gamon.

"Yah, sama aja Kali" tak kuasa meladeni dinda lagi, Diana langsung pergi meninggalkan gadis itu.

Saat berjalan Diana terus mendengar pujian yang dilontarkan para karyawan dikantor itu. Hal itu membuat telinganya panas, bagaimana tidak hampir semua karyawan sedang membicarakan CEO yang tampan itu.

"Benar sekali, Dia sangat tampan!" Ujar Karyawan 1.

"Bagaikan dewa turun dari langit" timpal karyawan 2.

"Pasti beruntung banget wanita yang menjadi istrinya nanti" sahut karyawan 3.

Sepanjang jalan dia terus mendengar pujian itu,untung saja gaji dikantor ini besar kalo nggak udah ngundurkan diri dari kemarin.

"Ana, lo dipanggil Bos tu disuruh keruangannya, katanya dia mau ngecek berkas kemarin yang lo kerjain" ujar Gadis yang bernama intan.

(FYI Diana dipanggil Ana kalo dikantor)

"Ok, tan!, Sekarang atau nanti?"

"Lusa nanti juga nggak papa"

"Seriusan lo?" Tanya Diana tak percaya.

"Iya, asal lo mau dipecat aja sih" jawab intan terkekeh melihat ekspresi diana yang planga-plango," lo lucu banget sih, kalo gue ngasi tau lo sekarang, ya artinya sekarang dong"sambung wanita itu.

"Capek benget gue dikelilingi orang-orang tengil kek kalian" mendengarkan perkataan Diana membuat Intan bingung.

"Kalian?" Tanyanya penasaran

"Iya, siapa lagi kalo bukan Bryan, dinda terus lo yang buat mood gue hancur"jawabya lalu meninggalkan intan pergi.

Diana merasa gugup sekaligus takut jika harus berhadapan langsung dengan bos-nya itu, terlebih lagi dia sering datang telat ke kantor.

Hal itu biasa untuk Diana lagian bos-nya juga jarang dikantor. Tapi dia sangat takut jika para karyawan lain memberitahukan tentang itu kepada bos-nya, bisa-bisa dirinya dipecat.

Sampailah diana didepan pintu bos-nya, Dia merasa gugup bukan karna takut di marahi saja, tapi juga takut pesona bos dapat membuatnya pingsan karna kagum.

'Tok'

'Tok'

"Masuk" perintah orang dari dalam ruangan.

Ketika masuk Diana dikagetkan dengan tangan yang melingkari tubuh mungilnya dari belakang, dengan spontan gadis itu langsung menyikut perut pria itu agar melepaskan pelukannya.

Pria itu langsung melepaskan pelukannya,"argh!" meringkis kesakitan karena pukulan yang dilakukan diana.

"Ma-maaf pak saya refleks tadi" ucapnya seraya menunduk, Dia tidak berani melihat ekspresi bos-nya saat ini."Ini berkasnya saya taruh diatas meja" sambungnya lalu meletakkan berkas diatas meja dan pergi meninggalkan pria itu yang masih mematung ditempat sambil menahan sakit di perutnya.

"I got you, babygirl"gumam pria itu, yang tak lain adalah Reynald.

Disisi lain Diana mencoba menetralkan perasaannya yang masih menggebu-gebu atas tindakkan yang dilakukan bos-nya tadi "Dasar bos mesum"umpat Diana.


-TBC-

Jangan lupa vote + comment ya!

Always Be Mine [END]Where stories live. Discover now