8❤️

1.6K 150 5
                                    

-Happy Reading-

Seorang gadis melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, melewati terowongan yang gelap, tak ada pencahayaan sama sekali. Hanya lampu dari motor saja yang membantu menerangi gelapnya malam.

Gadis itu turun dari motor, menghampiri dua orang pria yang berpakaian serba hitam dan ada juga pria lain berpakaian formal disana, yang kondisi kedua tangannya terikat.

"Wanna play with me?" Gadis itu berjalan mendekati pria yang kedua tangannya terikat.

"SIAPA KAU?! LEPASKAN AKU!" pria itu berteriak di depan wajah sang gadis, gadis itu hanya tersenyum devil.

"Your nightmare" mata gadis itu menatap remeh pria didepannya.

"Sudahlah, Ana. Telingaku sangat sakit mendengar teriakan dia terus" ucap pria yang bernama Axel.

Gadis itu adalah Diana Anastasya. Seorang psychopath yang gemar menyiksa pria, terutama pria yang suka menyiksa ataupun menyakiti wanita di luaran sana.

"Mengapa tak kau jahit saja mulutnya?, Bukankah itu menarik?" tanya Diana enteng.

"Aku ingin melakukan itu, tapi Alex melarangku" jawab Axel menatap sengit kembarannya.

Alex dan Axel adalah saudara kembar. Mereka menjadi sahabat Diana sejak kecil dan mereka juga yang menjadi kaki tangan kanan Diana.

"Mengapa kau melarangnya Alex?" tanya Diana, beralih menatap Alex.

"Jika kita menjahit mulutnya dulu, kita tidak akan bisa mendengarkan suara rintihan dari mulutnya" jawab Alex.

Diana berpikir sejenak, apa yang dikatakan Alex ada benarnya juga.

"Ya sudah, ayo mulai" ucap Diana semangat.

"Tapi, kita apakan dulu Dia?" tanya Axel.

Diana berpikir sejenak, menepuk dagunya menggunakan jari seolah sedang berpikir keras.

Mencambuk? Terlalu ringan.

Mengukir? Ah dia lagi malas menggambar.

Memotong tubuhnya? Terdengar bagus.

Menguliti? biar Alex saja yang melakukan itu.

Menjahit? sudah ada Axel yang melakukan itu.

"Sebaiknya kita memotong dulu tangan yang suka menyiksa wanita itu, setelah itu kita kuliti dari bagian kaki sampai kepala, jika suara rintihannya tak bagus, jahit langsung saja mulutnya, yang terakhir biar aku yang mencongkel kedua bola matanya itu. Sangat indah, I like it" ucap Diana panjang lebar mengatur strategi membunuh yang sudah biasa Ia lakukan entah berapa banyak.

"Perasaan gue, penyiksaan itu itu mulu deh" ucap Axel, langsung mendapatkan pelototan tajam dari Diana.

Mereka bertiga mengepung pria itu, Diana berdiri tepat di depan wajah sang pria, "kau tampan" ucap Diana, mengelus rahang tegas pria tersebut
"Tapi sayang, sifatmu begitu buruk" lanjut Diana.

"Aku akan memberikan keringanan untukmu" mendengar ucapan Diana membuat pria itu mendapat sececah harapan untuk bebas.

"Ap-apa aku bisa bebas?" tanya pria itu terbata bata karna takut berhadapan langsung dengan tiga orang psikopat.

"Tentu saja, TIDAK!" bukan Diana yang menjawab tapi Axel.

"Keringanan yang Dia maksud adalah Kau bisa memilih senjata tajam atau tumpul untuk memotong tanganmu itu, bukan ingin membebaskanmu" Axel menjelaskan kepada pria itu, pupus sudah harapan untuk selamat.

Always Be Mine [END]Where stories live. Discover now