3❤️

2.8K 195 11
                                    


Matahari sudah terbenam, menggatikan bulan malam yang indah. Dua orang yang berbeda gender masih nyaman di alam mimpi masing masing. Tangan kanan milik Reynald yang melingkari perut rata Diana, sedangkan tangan kirinya menjadi bantalan untuk gadis itu.

Diana mengerjapkan matanya, mengamati kamar yang ditempati dirinya sedikit berbeda, dan merasakan ada benda berat yang melingkari perutnya. Seketika wajahnya mendongkak keatas menatap wajah tampan Reynald, tangan jahilnya menyentuh rahang keras milik Reynald.

"Tampan." ucapnya mengelus rahang pria itu.

"Aku memang tampan sejak lahir." suara berat Reynald menganggu indra pendengaran Diana, buru buru ingin bangkit, namun tangan besar Reynald lebih dulu menarik dirinya kembali dan menabrak dada bidang milik Reynald, alhasil dirinya berada diatas tubuh Reynald.

Deg deg deg ~ suara detak jantung keduanya terdengar sangat cepat berdetak.

"Shit!!!" umpat Diana, mengapa dirinya harus berada di situasi seperti ini, Diana mencoba mengingat apa yang terjadi tadi siang. Sedangkan Reynald hanya memandang gemas wajah Diana yang sangat di rindukannya dan merapikan rambut yang menghalangi pandanganya.

Dengan sengaja Diana menggigit tangan Reynald agar melepaskan dirinya, "Aarrgh" Reynald menggeram menahan sakit tangannya, bahkan tangannya mengeluarkan darah.

Melihat itu sebenarnya Diana enggan ingin membantu, tapi rasanya tidak enak meninggalkan Reynald kesakitan sendirian karna ulah dirinya.

Diana planga plongo mencari kotak P3K,"Dimana kotak P3K milikmu?" tanya Diana, sebenarnya dirinya malu untuk bertanya, daripada kesusahan sendiri lebih baik bertanya kepada sang pemilik kamar.

"Di dalam laci sebelah sana" jawab Reynald menunjuk sebuah lemari kecil.

Setelah mendapati yang dicari, Diana langsung mengobati tangan Reynald dengan telaten. "Makanya jadi orang jangan kegatelan om, udah tua juga, nikah aja sana!" Diana mengomeli Reynald, sedangkan Reynald hanya diam menatapnya.

"Om, denger'kan saya ngomong apa tadi?" tanya Diana Sambil  menjentikkan jari di depan wajah Reynald agar tersadar dari lamunannya,"Kok melamun sih, Om?" gerutu Diana sebal atas sikap bosnya itu.

"Bisa gak sih kamu berhenti manggil saya dengan embel embel om, saya nggak setua itu juga kali." protes Reynald karna Gadisnya terus memanggil dirinya dengan sebutan Om.

"Itukan menurut om, bukan saya." Diana tidak mau kalah adu mulut dengan Reynald, Dia sudah berjanji akan membuat Reynald kesal.

"Kamu bisa manggil saya, sayang, honey, baby, boo juga boleh dengan senang hati saya menerimanya.tutur Reynald menunjukkan wajah sumringahnya.

"Idih najis, itu sih maunya Om, bukan saya." Diana menahan tawa melihat perubahan wajah Reynald yang menjadi kesal.

Astaga, Dia lucu sekali ingin rasanya, aku mencubit ginjalnya ~ batin Diana.

"Kenapa kamu tertawa?, Ada yang lucu?" tanya Reynald masih dengan tampang kesalnya karna Diana menertawainya.

"Ada, Reyby." jawab Diana, Reynald mengeryitkan dahi bingung, apalagi ulah Gadis ini nanti,"Apa itu Reyby?" tanya Reynald kepada Diana tapi Gadis itu enggan menjawabnya dan lebih memilih menyimpan kotak P3K.

10.45 PM

Waktu sudah semakin larut, Tapi Reynald tidak membiarkan Diana pulang, banyak alasan sudah dibuatnya, mulai dari berkas berkas kantor, lalu menyuruh Diana membuatkan kopi untuknya, dengan alasan para maid sedang libur. Sampai sampai bunyi sinyal dari perut Diana sudah menuntut ingin di isi.

Always Be Mine [END]Where stories live. Discover now