21❤️

818 80 4
                                    

Pagi hari, di Mansion Diana sudah ribut dengan nyanyian yang saling bersahutan

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Pagi hari, di Mansion Diana sudah ribut dengan nyanyian yang saling bersahutan. Dua orang gadis sedang asik memotong sayur-sayuran sambil bernyanyi. Mereka adalah Diana dan Elena.

"Inginku mengatakan I love you..." ucap Diana mengikuti nada lagu diponselnya. Tangan kanan memegang pisau untuk dijadikan mic.

"And I miss you...." sambung Elena sesuai dengan lirik.

"Lagi lagi ku gak bisa tidur."

"Lagi lagi ku gak bisa makan."

"Pikiranku selalu melayang."

"Wajahmu pun selalu terbayang."

Tanpa mereka sadari, ada dua orang Pria yang berjalan menghampiri mereka.

"Ekhem." Reynald berdehem.

"Yakin nggak bisa tidur, Na? Perasaan tadi malam nyenyak banget tidurnya." ucap Reynald menahan tawa.

Diana mendengkus kesal, masih pagi tetapi Reynald sudah memancing emosinya.

"Terbayang wajah siapa, Na?" tanya Devano kepada Elena. Seketika wajah gadis itu memerah malu.

Dua Pria itu tidak dapat menahan tawanya, yang satu gadis berwajah kesal dan yang satu lagi blushing.

"Aku akan bertunangan hari ini." ucap Devano tiba-tiba. Mereka bertiga langsung shock, tanpa sengaja Diana menyemburkan minuman ke wajah Reynald.

"Sorry." ucap Diana. Menyodorkan beberapa helai tisu, agar Reynald mengelap wajahnya yang basah.

"What?! Hari ini? Bukankah ini terlalu mendadak?" tanya Diana.

"Kau tenang saja, Sister. Biarkan uang yang bekerja untuk itu. Lagipula grandma akan datang hari ini, begitu juga Papa dan Mama."

"Kau menyuruhku tenang? Bahkan aku belum membeli gaun untuk pesta pertunanganmu nanti." ucap Diana panik. Gadis itu mondar mandir tak jelas.

Devano memegang lengan adiknya agar tetap diam. "Sudah aku katakan, biar uang yang bekerja. Aku juga sudah membeli beberapa gaun untuk kalian berdua."

"Benarkah?" tanya Diana dengan mata berbinar.

"Yes, anything for you, Little Sister." jawab Devano memandang gemas Diana.

"What about me?" tanya Reynald, menatap kedua Kakak Beradik ini.

"Untukmu juga sudah aku siapkan." jawab Devano.

"Untuk apa membelikan dia juga, Kak?" tanya Diana kesal. Sepertinya kasih sayang Devano sudah terbagi menjadi dua, untuknya dan untuk Reynald.

"Dia adalah tamu kita, Ana. Lebih tepatnya calon adik iparku."

"Calon adik ipar darimana?"

"Bukankah setiap malam kalian tidur bersama? Mana mungkin tidak memiliki hubungan atau perasaan yang lebih."

Always Be Mine [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum